7

985 127 6
                                    

Y/n menguap beberapa kali ketika mengetik skripsi yg dikerjakannya belum juga selesai.

Matanya telah memerah, ia benar2 mengantuk.

Selanjutnya ia melirik jam dinding, Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam.

Samar2 gadis itu mendengar langkah seseorang, ia pun menoleh dengan mata setengah terpejam.

"Kau belum selesai?" Tanya Johnny yg tiba² telah berada di ambang pintu.

Sial, bahkan jika dirinya clubbing sampai pagi pun masih bisa bertahan batin y/n.

"Ya," jawabnya seraya menguap.

Tanpa diduga Johnny naik ke atas ranjang dan mulai mengotak-atik laptop yg y/n gunakan.

"Kau mau membantuku, John?" Y/n bersandar di bahunya.

"Hm.. ya," Johnny hanya bergumam menanggapinya lalu menoleh dan mengecup singkat bibir gadis itu.

setelah itu, y/n tak melihat apa2 lagi. Matanya terpejam, dia terlelap dibahu Johnny.

Keesokan harinya y/n terbangun dan merasakan selimut hangat membungkus tubuhnya.

Kenapa aku berada di sini? Batin y/n mengernyit heran.

Tadi malam, yg dia ingat hanya mengerjakan skripsi dan mengantuk, Lalu Johnny datang menghampirinya.

Ia tampak membantunya kemudian dia bersandar di bahu Johnny.

Apa jangan2 ia yang memindahkanku? Pikir y/n.

Selanjutnya ia melirik ke atas nakas, skripsinya tampak telah selesai.

Semua bahkan telah diprint, y/n tak menyangka Johnny sebaik itu.

Dan iapun bangkit lalu segera melangkah menuju kamar mandi.

Y/n menghirup aroma lavender yg begitu harum, Tubuhnya terasa rileks berada di dalam bathub.

Setelah puas, dia bangkit melangkah bermaksud mengambil bathrobe. Namun ia hanya bisa mematung ketika melihat Johnny tengah menatapnya dari ambang pintu.

"JOHNNY! kelua--.," pria itu malah mendekat dan membekap mulutnya.

"Sstt jangan berisik," bisik Johnny, jantung y/n berdetak tidak normal rasanya ingin melompat keluar apalagi ia telanjang bulat saat ini.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka begitu saja, y/n menelan salivanya.

Tubuhnya masih polos, dan Johnny tampak memeluk pinggangnya.

Apa yang ada di pikiran gadis itu? Yep benar Joy yg membuka pintunya.

Joy tampak salah tingkah dan tergagap, sedangkan Johnny? Ia semakin mempererat pelukannya di pinggang y/n.

Y/n memeluk Johnny dengan erat berharap Joy tidak dapat melihat tubuh polosnya.

Sial, ini... batin y/n

"Em Joy, bisakah kau pergi?" usir Johnny dengan lembut.

Gadis itu tergagap, dapat dilihat mata cokelatnya memerah. Ia seperti akan menangis.

Joy mengangguk, "Maaf telah mengganggu," ujarnya lalu melangkah keluar.

Johnny mengalihkan pandangannya pada y/n.

Y/n semakin menempelkan tubuhnya pada Johnny, dia tak ingin Johnny melihat tubuh polosnya lagi. Cukup hanya tadi, hanya tadi...

"Emm y/n, bisakah kau sedikit menjauh." Pinta Johnny gugup.

Dia menggeleng, "Aku tak ingin kau melihat tubuhku lagi," gumamnya sambil mengerucutkan bibir.

"Aku akan menutup mataku." Balas Johnny

"Bohong ih, tadi saja kamu menatapku penuh nafsu begitu!,"

"Aku janji, kalau begitu kau saja yang menutup mataku." Johnny meraih telapak tangan y/n dan menyimpan di matanya sendiri.

Mata Johnny kini tertutup.

Lalu y/n dengan sigap meraih bathrobe yg tergantung tak jauh dari tempatnya berdiri dan segera memakainya dengan sebelah tangan.

Setelah selesai mengenakan bathrobe, y/n menjauhkan telapak tangannya dari mata Johnny.

Johnny membuka matanya dan menghela nafas, "Maaf...," gumamnya tampak menyesal. Gadis itu berdecak sebal.

"Itu keterlaluan... " y/n melangkah menjauh.

"Aku tau." Johnny tiba² menarik lengannya ketika y/n hendak menarik handle pintu.

"Yak! Apa lagi John?!."

Johnny memeluk y/n lagi hingga membuatnya kebingungan.

"Kamu ini kenapa sih? Aneh banget deh."

Mata y/n melihat sesuatu yg sedikit aneh,  ia baru sadar kalau Johnny memegang pisau.

"J-- John-- kamu ngapain bawa² pisau?"

"Oh, ini ya.. ini.."

TBC

Yours Trully ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang