11

898 115 2
                                    

Setelah selesai sarapan, seperti biasa kami berangkat ke kampus bersama.

Di perjalanan, aku terus menatap Johnny yg tengah fokus menatap lurus ke arah jalan.

"Kenapa kau memperhatikanku seperti itu?" tanyanya heran.

Aku tergagap, "Kenapa kau memakai kembali kacamatamu?"

Johnny tersenyum samar, "Aku menyukai kacamataku."

"Apa karena hubungan kita telah selesai?"

Dia tidak menjawab ucapanku dan lebih memilih fokus kembali menyetir.

Johnny memarkirkan mobilnya lalu turun lebih awal, Aku turun dan mengikuti langkahnya yg agak tergesa.

"John.. jawab pertanyaanku?"

Dia menghentikan langkahnya dan menatapku,

"Kelasku akan dimulai beberapa menit lagi, aku harus segera pergi. Nanti aku akan menunggumu seperti biasa." Johnny tersenyum sekilas lalu menjauh, tidak ada kecupan seperti kemarin.

Itu sedikit membuatku sedih.

Aku menatap punggungnya yang menjauh, hatiku gundah rasanya.

Ketika tubuhku berbalik, aku dikagetkan oleh Jennie yg tengah mematung.

Ia tampak berkacak pinggang dengan angkuhnya.

"Rekayasa yg bagus. Kau kalah,  Hwang y/n," ucapnya dengan sinis.

Aku mendengus kesal, "Apa maumu?" tanyaku to the point.

"Aku menang, b**ch...." Ia menatap kukunya yg tampak rapi hasil pedicure.

Jennie seperti jijik dan enggan menatap wajahku.

"Kau kalah, itu jelas!" dengusku.

"Oh ya? Hubungan kalian rekayasa dan tak ada keromantisan yg nyata. Ciuman itu pun rekayasa, kalian merencanakannya."

"Aku menang dan kau kalah Jen!, akuilah itu. Dan untuk hubunganku dengan Johnny, kami masih berhubungan karena itu bukan rekayasa," jelasku dengan tatapan menantang.

jantungku berdebar tak karuan, mana mungkin aku mengatakan hal ini sedangkan kami telah berpisah.

"Lalu kenapa ia kembali dengan penampilan... pff-konyolnya." Ia tertawa.

"Dia menyukai penampilannya." Jujurku.

"Okay, aku akan melihat kapan rekayasamu itu berakhir." Ia tersenyum sinis lalu menjauh.

Shit! Semuanya semakin rumit.

Aku memasuki kelasku dan mengikuti pelajaran seperti biasa.

Pikiranku cukup kacau, moodku buruk mengingat ucapan Jennie.

Aku tak dapat berkonsentrasi sepenuhnya.

Hingga kelas selesai aku masih saja duduk dengan pikiranku, Otakku berputar rasanya.

Logikaku berperang dengan hatiku, mereka saling berbeda pendapat.
Jika aku meminta Johnny menjadi kekasihku kembali, apakah dia akan menyutujuinya?

Oh... tidak! Tidak! Aku telah berjanji bahwa aku tidak akan menyakiti perasaannya karena aku memanfaatkannya.

Tapi, dia menginginkanku begitu juga denganku.

Buktinya dia meminta jangka panjang untuk hubungan ini.

Aku menggigit jariku dengan gugup. Tiba² kepalaku pusing berdentum. Kenangan² sialan itu berputar di pikiranku.

Kenangan burukku tepatnya. Aku segera meraih pil dari dalam tasku dan menegaknya.

Yours Trully ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang