LSIH (3) - 9. Matchmaker? 💙

11K 704 82
                                    


Tidak diterima ucapan tanpa perbuatan
Tidak akan lurus (benar) ucapan dan perbuatan tanpa niat dan tidak lurus (benar) ucapan, perbuatan dan niat kecuali dengan mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam"

~ Imam Sufyan Ats Tsauriy ~

"Husnaaa...kamu kemana aja" seru Aisyah ketika Husna baru tampak.
Sudah hampir sepuluh menit yang lalu Taqi meninggalkan tempat itu. Tapi rasa malu Aisyah belum juga hilang sama sekali.

"Gula merahnya habis Ais, jadi beli dulu deh ke warung di ujung sana"jawab Husna santai.

"Kamu kenapa sih Humairoh...kok kaya habis lihat hantu gitu sih" Husna memandang lekat wajah karibnya yang suka dipanggilnya Humairoh itu.

Huffht...

Aisyah menghela napas panjang sekali. Seolah ingin membuang semua rasa malu yang masih menyelimutinya.

"Nggak papa...nanti aja disana kuceritakan...kasihan adik-adik nungguin kita" sahut Aisyah mengajak Husna segera kembali ke asrama putri tsanawiyah. Sudah hampir setengah jam Husna dan Aisyah meninggalkan mereka.

"Tadi ada yang nyari abah kamu waktu aku di kebun Na....tahu nggak siapa dia" Aisyah memulai kembali percakapan ketika mereka sudah kembali bersama para santri anak didik Husna.

"Nggak..."jawab Husna cepat.

"Ya terang aja belum kukasih tahu..."

Husna terkekeh sendiri melihat ekspresi garing dari wajah cantik Aisyah.

"Emang siapa sih Ais..." serius Husna bertanya.

"Dia si bapak itu Na...bapak yang sering kuceritakan ke kamu"

"Hah...benarkah? Aku kok jadi kepo banget sih Ais...emang siapa sih bapak itu. Meski aku tak mengenal semua ustadz atau santri pria disini, tapi mungkin ada yang pernah kujumpai" Husna memang sangat jarang berinteraksi dengan santri putra atau pengajar pria. Tapi ia pun tahu kalau abahnya memang suka menerima tamu di kebun belakang rumahnya tersebut. Karena konon disana sangat nyaman jika dipakai ngobrol. Jadi wajar jika ada tamu orang pondok yang tiba-tiba mencari abahnya langsung ke kebun belakang rumah.

"Aduh Na...susah dijelaskan dengan kata-kata"

"Iya deh...ntar kalau ketemu sama bapak-bapak tadi bilang aku ya..." kata Husna sambil duduk bergeser dari santri lainnya duduk. Mereka sudah asik menikmati rujak buah yang dibuat oleh mereka sendiri.

"Ya Allah Na...aku ga berharap ketemu lagi sama bapak itu..."

Karena terlalu banyak kejadian yang bikin malu ....lanjut Aisyah dalam hati.

"Huss...ga boleh gitu. Emang bapak itu salah apa sih kok kamu segitunya males ketemu dia..."tanya Husna penasaran.

Aisyah terdiam sambil berpikir. Iya juga sih, emang lelaki itu salah apa ya ke dirinya. Pertama dia yang nabrak, kedua dia mengingatkan kalau wajahnya kena arang bahkan memberinya tissu dan yang ketiga ia mendengar Aisyah ngomong sendiri tentang memanjat pohon. Kalau disimpulkan kan semuanya salah Aisyah sendiri.

Mengingat hal itu Aisyah jadi senyum sendiri. Baru kali ini dirinya jutek marah ga jelas sama orang.

"Ih sekarang senyum-senyum sendiri...hayo..jangan bilang kamu lagi mbayangin wajah bapak itu ya" sergah Husna melihat karibnya senyum-senyum ga jelas.

LOVE STORY IN HOSPITAL 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang