"Tidak ada yang serupa denganNya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat"
~ Quran Surah Asy Syura : 11) ~
💞💞💞
Pukul 10 tepat mobil hitam yang dikemudikan Taqi memasuki kota Solo. Tak sampai 20 menit mereka bertiga telah sampai di depan Solo Paragon.
"Alhamdulillah sampai" seru Husna girang. Bayangan cuci mata dengan melihat aneka buku kegemarannya sudah ada di pelupuk mata.
"Kakak langsung ke tempat teman kakak?"tanya Husna pada Taqi yag duduk di sebelahnya.
Taqi cuma mengangguk untuk memberi adiknya itu jawaban.
"Ya udah kita turun sini saja ya...yuk Ais" Husna mengajak Aisyah turun dari mobil. Meski masih ada sedikit perasaan aneh dengan sikap kakaknya pagi itu, namun Husna mencoba menepisnya. Barangkali kakaknya itu memang sedang sariawan atau lagi puasa ngomong.
Aisyah pun mengikuti saran sahabatnya itu untuk segera turun dari mobil. Jujur saja ia agak tak enak semobil dengan kakak Husna yang kelihatannya tidak suka bergaul, irit bicara dan menurutnya agak angkuh. Ah, Aisyah membuang perasaan itu. Bukankah prasangka buruk dilarang oleh Allah. Mungkin karena belum kenal saja maka kakak lelaki Husna itu tidak mengajak ngobrol.
"Na....", Taqi mencegah Husna ketika adiknya itu sudah hendak turun. Dilihatnya Aisyah sudah keluar dari mobil.
Husna kembali terduduk di tempatnya.
"Jangan main terlalu jauh, disekitar sini aja, kalau sudah selesai japri kakak ya...jangan lupa sholat. Hati-hati sama orang asing. Nanti kakak cuma sebentar langsung jemput kalian lagi" panjang lebar Taqi berpesan pada adiknya.
Husna mengernyitkan dahi. Eh kakaknya kembali normal lagi. Bisa bicara panjang begitu. Terus tadi itu kenapa juga kakaknya cuma diam seperti lagi sakit gigi. Tapi Husna bersyukur kalau kakaknya sehat-sehat saja, ia takut kakaknya harus segera diruqyah karena kesambet jin mengakibatkan dia diam saja, horor kan.
"Alhamdulillah...kakak masih bisa ngomong, belum butuh diruqyah"jawab Husna asal.
Taqi mendelikkan mata ke adiknya. Husna itu terkadang memang agak tak wajar kalau mengomentari dirinya.
"Eh inget pesen kakak tadi Na..." Taqi kembali mewanti-wanti.
"Iya kak...nanti pas makan siang kakak kesini ya..." jawab Husna sambil mencium punggung tangan kakaknya. Abah dan uminya mengajari untuk selalu menghormati yang lebih tua termasuk kakaknya itu.
"Kenapa kok pas makan siang?" Tanya Taqi ingin tahu.
"Ya biar kakak yang bayarin lah..." jawab Husna sambil nyengir.
"Huu...kamu. udah hati-hati ya" kata Taqi sambil mengusap puncak kepala adiknya.
Husna pun keluar dari mobil. Segera menghampiri Aisyah yang sudah berdiri menunggunya. Mereka mulai melangkah memasuki pusat perbelanjaan besar tersebut. Taqi terus memperhatikan langkah dua gadis yang makin menjauh lewat spion mobil. Sebuah senyuman kembali terulas.
Tadi pagi tanpa sengaja ia mendengar adiknya itu sedang menelpon di ruang tengah. Tak terlalu jelas memang tapi seperti orang yang sedang janjian. Tak berapa lama Husna pun pamit pada abah dan umi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY IN HOSPITAL 3
SpiritualCinta itu misterius. Terkadang kita menganggap dialah orangnya, namun tidak dengan apa kata Allah Ta'ala. Dikala kita mengira ia bagai langit, jauh si awang-awang tak bisa kita jangkau, namun Allah Ta'ala dengan mudah mendekatkannya. Cinta ta...