Prolog

27K 1.4K 112
                                    

"Gladisa Allinata?" Aku melompat mengangkat tanganku tinggi-tinggi agar sang pembawa acara pembagian sembako ini melihatku.

Aku pun mendorong keningku bodoh. Untuk apa aku mengangkat tangan bukannya langsung maju dan mengambil sembako itu.

Bodohnya aku. Memangnya ini absen kelas.

Aku pun maju ke depan dan menerima sembako tersebut setelah tanda tangan.

Ini adalah sembako yang sangat membantu dan cukup memuaskan. Makanya saat aku tahu mendapatkan sembako ini, buru-buru aku mengambilnya dan mengantri siang terik begini di lapangan ini.

Jika kalian bertanya kenapa sekarang aku ada disini, jawabannya sangat simpel.

Aku yatim piatu yang miskin.

Hehe, tidak usah tak enak begitu. Aku sudah terbiasa karna aku sudah tidak memiliki orang tua sejak umur satu tahun karna sebuah kecelakaan, hingga aku di besarkan di sebuah panti asuhan sederhana.

Saat sudah sampai di panti, beberapa anak yang berumur 5 sampai 6 tahun berlari ke arahku.

"Kalian tau aja ya, kalo Kak Allin dapet susu kotak. Sebel deh," aku pura-pura merajuk. Tapi setelah itu aku terkekeh dan memberi para anak-anak itu masing-masing sekotak susu.

Mereka terlihat kegirangan.

"Allin?"

Itu Ibu Kepala Panti ini, Bunda Reta. Dia adalah seorang tuna netra. Tapi aku sangat kagum dia memiliki hati besar untuk mendirikan sebuah panti ini.

Di sampingnya ada Bunda Fira yang membantu Bunda Reta berjalan, dia adalah orang yang juga mengurus kami, adiknya Bunda Reta.

"Iya, Bunda?"

"Kamu udah pulang?"

"Udah, Bun. Hehe,"

"Oh iya, Lin. Besokan kamu udah pergi ke Jakarta, kamu udah beli tas sama sepatu baru kan untuk nanti sekolah?" Tanya Bunda Fira.

Aku tersenyum. "Enggak, Bun. Allin pake yang lama aja. Lebih baik uang Bunda buat kepentingan yang lain aja, Allin udah cukup pake tas dan sepatu lama. Masih bagus banget, Bun." kekehku. Mereka sudah sangat baik mau mengurusku sampai sebesar ini, tidak tahu diri namanya kalau aku banyak meminta.

"Sutt.. Kamu ini, kamu kan gak pernah pake uang Bunda. Selama ini kamu kerja paruh waktu, bahkan sekolah kamu selalu  dapet beasiswa. Dan bahkan sekarang kamu dapet beasiswa sekolah ke kota. Bunda akan senang banget kalau kamu pake uang Bunda,  iyakan Kak Reta?"

Bunda Reta mengangguk mengelus kepalaku.

Aku tersenyum. Betapa beruntungnya aku diurus oleh dua bidadari seperti mereka. Mereka sudah seperti Ibu sekaligus Ayahku. Walaupun mulai besok aku harus jauh dari mereka.

Yap,

Beginilah kehidupanku.

Seorang gadis yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa, dan bahkan hidup menumpang.

Tapi apakah besok..

Kisah hidupku akan berubah?
Atau mungkin, semakin parah?

Karna mulai besok,

Aku baru memulai segalanya.

Lebih tepatnya, memulai cerita dengan seseorang yang mulai masuk ke dalam hidupku. Walaupun aku tidak tahu, kedatangannya adalah penyembuh untuk lukaku, atau malah penebar luka baru.

Jadi,

Selamat datang di kehidupanku.

About Kenta, Mei 2020.
Oleh Restu Putri Malla.

ABOUT KENTA [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang