(๑˙TigapuluhSatu❥˙๑)

6K 679 71
                                    

Aku bukan sibuk guys;( tapi lupaan anaknya hiks, karna kemarin blum up, ini aku kebut next chapt nya ya guys, hppy reading!💙

🌹 🌹 🌹

'Gue gak perduli pandangan orang lain. Gue cuma perduli sama lo.'

🌹 🌹 🌹

[Bunuh diri]

"Kenta jangan sekasar itu dong sama Dion tadi.. Kan Allin jadi gak enak dia udah bantuin Allin.." lirih Allin kesal pada Kenta. Kini mereka berada di kantin.

"Dia kayaknya udah kenal lo lama deh," ujar Kenta tak hiraukan ucapan Allin barusan.

Allin berpikir sebentar. Benar juga. Padahal di media sosial ia tak pernah memposting foto dirinya sama sekali. Lalu bagaimana Dion bisa mengenalinya begitu saja tadi? Tapi Allin yakin ia pertama kali melihat Dion tadi. Atau hanya Dion yang mengenal dirinya?

"Kenta!" Panggil Rebecca langsung menerobos duduk di kursi samping Kenta.

Kenta mendengus. "Siapa yang izinin lo duduk sini?"

"Dia aja boleh, masa gue gak boleh sih?!" Rebecca menunjuk Allin dengan dagunya.

"Bukan dia, tapi cewek gue." Jelas Kenta membuat Rebecca terdiam.

"Kenta.." Protes Allin karna Kenta asal sebar saja status mereka.

Rebecca bangkit perlahan dengan ekspresi sedih dan tak bersemangat. Ia masih tak percaya Kenta menyukai orang lain. Dulu ia percaya diri mengejar Kenta karna pria itu tidak pernah melirik wanita secantik apapun. Tapi sekarang? Pria itu benar-benar sudah menyukai gadis lain dan bahkan berpacaran. Hati Rebecca seperti ditikam oleh ribuan pisau. Gadis itu pergi dari kantin tanpa suara.

Kenta tak menghiraukan Rebecca, pria itu malah tersinggung melihat respon Allin barusan. "Kenapa? Lo malu kalo orang-orang tau kita pacaran?" Tanya Kenta mendecih. "Atau takut cowok-cowok yang suka sama lo kayak Dion tadi mundur ngejar lo?" Tanya Kenta sinis.

Allin menganga. "Kenta pms?"

Kenta bangkit. "Pikir aja sendiri."

Allin tambah terbelalak. "Beneran pms?!!" Allin buru-buru bangkit menyusul Kenta. "Kenta tungguin!"

Allin menyamai langkahnya dengan Kenta tapi sulit sekali karna langkah Kenta dengan kaki jenjangnya jelas lebih lebar dibandingkan Allin yang kecil ini.

"Kenta jangan marah.. Maafin Allin.." lirih Allin sedih. Tapi Kenta tetap tak hiraukan.

"Allin cuma takut orang-orang bilang Kenta pacaran sama anak beasiswa dari kampung.. Allin gamau ada desas-desus jelek buat Kenta.." mendengar itu Kenta menghentikan langkahnya.

Ia menghadap Allin. "Sejak gue mutusin kalo kita pacaran, harusnya lo paham kalo gue nerima lo apa adanya. Gue gak peduli pandangan orang lain. Gue cuma perduli sama lo. Kalo lo masih khawatirin hal ini, gue bakalan marah banget sama lo." Ujar Kenta lalu pergi meninggalkan Allin.

"Kenta!" Teriak Allin membuat langkah pria itu berhenti.

Allin berlari menghampiri Kenta.

Cup

Mata Kenta membesar saat sebuah bibir menyentuh pipinya kilas.

Setelah melakukan itu, Allin langsung berlari meninggalkan Kenta malu.

"Allin juga cinta sama Kenta!" Teriak Allin lalu benar-benar pergi dari penglihatan Kenta karna banyak sekali pasang mata yang menatapnya.

Sebuah senyuman terukir di bibir Kenta. Pria itu juga pergi dari sana menuju kelasnya.

ლ ❥ ლ

Allin berjalan riang menuju kelas. Tak sengaja ia melihat Rebecca di uks lewat celah kecil dari jendela yang sebagian tak tertutup gorden.

Allin pun mengintip penasaran karna Rebecca terlihat mencurigakan.

Mata Allin membulat saat melihat sebuah pisau ditangan Kakak Kelasnya itu. Ia mengarahkan ke nadinya?

Buru-buru Allin memasuki uks. Ia langsung merebut pisau itu. "Kakak mau apa?!" Pekik Allin khawatir.

"Balikin." Tukas Rebecca dengan raut datar.

Allin menggeleng cepat.

"Kalo gitu lo pergi dari Kenta sejauh-jauhnya!!" Teriak Rebecca membuat Allin terdiam.

"Jadi, Kakak mau bunuh diri karna ini?" Tanya Allin tak habis pikir.

Rebecca mendecih. "Kenapa? Lo mau ketawain gue? Gue keliatan kayak pecundang kan?! Ketawain aja! Gue gak suka liat tatapan khawatir lo! Lebih baik ketawain gue sekarang!" Jerit Rebecca mulai menangis membuat Allin menggeleng.

"Kakak cantik, kenapa Kakak mesti lakuin ini karna cowok?" Lirih Allin menatap Rebecca.

"Balikin gak!" Teriak Rebecca merebut kembali pisau itu dari Allin.

Allin tak biarkan Rebecca mendapatkan pisaunya. Allin mengepal pisau itu erat.

"Tangan lo berdarah begok!" Pekik Rebecca melihat darah mengalir di tangan Allin.

Allin tetap mengepal pisau itu agar tak kembali di rebut oleh Rebecca untuk melakukan tindakan bodoh.

Tiba-tiba seorang penjaga uks datang dan terkejut melihat darah yang bahkan sudah mengotori seragam Allin.

"Astaga ada apa ini?!"

ლ ❥ ლ

Kenta memasuki uks dengan cemas. Sekarang sudah jam pulang. Dan ia baru saja diberitahu bahwa Allin berada di uks oleh Jellina.

Disana sudah ada Allin yang duduk bersandar di atas ranjang uks dengan tangan kanannya yang diperban. Ada Jellina, Rebecca dan Kayla juga di sana duduk dikursi samping ranjang.

"Lo gapapa?" Tanya Kenta panik. Allin tersenyum. "Gapapa,"

Kenta melirik Rebecca yang tengah menunduk sedari tadi.

"Pasti ulah lo kan?" Tanya Kenta sinis pada Rebecca membuat Allin langsung buka suara. "Bukan! Salah Allin sendiri kok," jelas Allin karna mengepal pisau itu adalah tindakannya sendiri.

Rebecca bangkit dari kursinya. Ia langsung pergi keluar uks diikuti Kayla. Dari raut wajahnya, Rebecca terlihat merasa bersalah.

ABOUT KENTA [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang