'Ketika sebuah rasa telah tumbuh, seberapa banyak pun kekuranganmu, yang cinta akan tetap cinta.'
🌹 🌹 🌹
[Tinggal bersama]
"HAH? NGINEP RUMAH KAMU?" pekik Allin kaget mendengar penuturan Kenta yang katanya Allin tinggal sementara di rumah besar pria itu.
Bukan hanya Allin, Jellina dan Maura bahkan ikut terkejut.
"Terus lo mau tinggal dimana? Untuk sekarang lo tinggal disini dulu sebelum nemuin kosan baru. Gue bakalan bantu cari nanti," jelas Kenta.
"Iya juga sih, Lin. Mending cari kosan yang lebih aman, bener kata Bang Kenta. Lo tinggal sini aja dulu." Setuju Jellina yang sudah tahu ceritanya dari Allin saat pertama datangnya gadis itu yang kelihatan aneh membawa tas. Karna terlihat terjadi sesuatu jadi Jellina sudah introgasi duluan.
Maura yang masih bingung hanya diam memperhatikan kedua anaknya yang bicara bergilir.
Jellina yang melihat itu langsung berbisik pada Ibunya itu. "Itu, Mah. Si cewek yang Jellina ceritain, cewek yang Bang Kenta suka! Cewek itu Allin." Bisiknya tapi sedikit heboh. Mata Maura membulat kaget. Tapi setelah itu yang terkikik. Pantas saja Kenta terlihat berbeda saat bersama Allin.
"Iya bener, sayang. Tinggal sini aja dulu. Gapapa, kok. Kan ini juga akan jadi rumah kamu di masa depan, eh.. maksudnya anggap aja rumah sendiri." Goda Maura lalu terkekeh. Jellina ikut terkekeh melihat pipi Allin yang sudah merah merona.
Kenta mendengus. Kedua wanita ini iseng saja, batinnya.
Kenta menarik tangan Allin mengantar gadis itu ke kamarnya. Menunggu jawaban Allin bisa-bisa keburu sapi bertelur.
Saat sampai di kamar tamu, mata Allin membulat. Di dalam kamar tidur ada tiga ruangan? Ruang sofa dan televisi, dan kamar mandi yang luas dan mewah, serta ruang kasur tentunya. Pertama kalinya Allin melihat kamar yang bahkan hanya kamar tamu seluas ini.
"Ukuran kamar ini luas banget, Kenta. Gak ada yang lebih kecil?" Tanya Allin tak enak hati.
Kenta membuang nafasnya. "Justru ini kamar paling kecil. Gue ngasih lo kamar ini karna sebelahan sama kamar Jellina, supaya lo kalo butuh apa-apa tinggal ke sebelah."
Allin mengangguk paham. "Kamar kamu dimana?"
"Kamar gue di sebrang lo."
"Samping Jellina?" Tanya Allin yang Kenta angguki sekilas.
Allin ikut mengangguk paham.
"Oh iya, Allin pernah liat kamar yang kecil di deket dapur? Allin di situ juga gapapa, kok. Ini luas banget.."
Kenta mendengus. "Itu kamar Syilla."
"Syilla? Sepupu kamu?" Tanya Allin.
Kenta menggeleng. "Kucingnya Jellina."
Allin terbelalak. Kucing saja punya kamar sendiri?!
Ngomong-ngomong, Allin sangat suka kucing.
"Kucing apa?! Allin suka banget sama kucing!" Pekik Allin mendadak kekanakan saat mendengar nama kucing.
Kenta terkekeh gemas. Belum saja Kenta lahap pipi besar yang merona itu.
"Munchkin,"
"Ih, pasti gemes! Allin boleh liat?" Tanya Allin dengan mata baby eyes-nya.
Kalau sudah begitu mana mungkin Kenta bisa menolak. Kenta langsung mengangguk yang membuat Allin bersorak girang layaknya anak kecil.
ლ ❥ ლ
"IHHH ALLIN MAU PINGSAN!! DIA GEMES BANGETT!!" Pekik Allin langsung berjongkok dan mengelus sayang Syilla.
Kenta terkekeh gemas melihat tingkah lucu Allin.. "Lucuan kamu," gumam Kenta terucap begitu saja.
"Hah?" Untunglah Allin tak dengar.
Kenta menggeleng. Ia mengambil makanan Syilla. Lalu menuangnya di tempat makan kucing itu.
Syilla langsung menghampiri. Sepertinya kucing manis itu sudah lapar. Karna ia terlihat lincah sekali, pasti cepat laparnya.
"Mamam yang banyak, cilla!!" Ujar Allin dengan suara menggemaskan. Ia terus mengelus Syilla yang tengah makan lahap. Tak sadar bahwa Kenta tengah menatapnya.
Tiba-tiba Jellina datang. "Tumben banget lo kesini, Bang?" Tanya Jellina. Saat masuk ia kaget ada Allin juga.
"Jellinaa!! Syilla lucu banget.. Allin pengen culik deh," sedih Allin.
Jellina terkekeh. "Bawa aja ke kamar lo gapapa, kok. Asal jangan di bawa ke kosan lo aja nanti, haha."
"Serius?!!"
"Iya, Syilla gamau diem. Dia emang sering keliling rumah sendirian kalo gue lagi ke sekolah. Dia apal banget seluk beluk rumah ini. Jadi kalo dia di ajak main ke kamar lo, dia tau kok pulang ke kamarnya."
"Ih, gemes banget.." Allin kembali mengelus kepala Syilla lembut.
"Udah jangan di elus mulu, botak entar dia lama-lama." Tukas Kenta lalu keluar kamar Syilla.
"Dih, sama kucing aja cemburu lo, Bang! Dasar suami posesif!" Teriak Jellina.
Allin malah tak menghiraukan. Ia masih terpesona dengan kemanisan Syilla yang sudah selesai makan dan sekarang tengah bermain dengan tangan Allin.
"Di dalem box ada mainannya banyak, Lin. Lo ambil aja, gue mau mandi. Niatnya tadi mau kasih makan Syilla, taunya udahan." Pamit Jellina lalu keluar.
"Siap Bu bos!!" Allin langsung antusias mengambil mainan Syilla.
ლ ❥ ლ
Aduh aku jadi amburadul gini ya up nya, haha.
Gini aja deh, aku up dua kali seminggu. Enaknya setiap hari apa aja?
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT KENTA [Telah Terbit]
Novela JuvenilAllin tidak pernah berfikir soal cinta. Dibesarkan dipanti asuhan membuat Allin berfikir bahwa setidaknya ia harus memiliki otak yang pintar. Seakan takdir membencinya, ia dipertemukan dengan Kenta. Seorang pria yang didambakan seantero sekolah terk...