"Iya! Gue pasti datang Tiara! Lo kenapa sih jadi posesif banget soal beginian doang?" Mahalini mendengkus. Wanita berumur awal 20 itu sudah ke dua kalinya harus meminggirkan mobilnya untuk menjawab telpon dari Tiara.
"Dua hari lagi loh! Jangan sampai lupa, apalagi pura-pura lupa, kayak judul lagu." Tiara mencibir di seberang sana.
"Penting banget yeee!!" Mahalini ikut mencibir.
"Ya penting lah! Ini tu udah reuni ke tiga, udah dua tahun terakhir Lo mangkir datang, alasan Lo nggak bermutu sama sekali lagi, nenek Lo ke cacar lah, mobil Lo jatuh ke got lah."
"Ya lagian kenapa sih repot-repot bikin acara reuni satu tahun sekali, kayak ga ada kerjaan aja deh, orang biasanya reuni lima atau sepuluh tahun sekali." Mahalini menggerutu.
"Loh malah bagus dong Lin, mumpung kita-kita ini belum pada married jadi masih banyak waktu kita bisa ngumpul, kalau nanti udah pada nikah, punya anak, gendut, kan udah males ketemu temen-temen lagi? Lagian ini juga cuma teman sekelas aja kok, kenapa sih!"
Mahalini menggembungkan pipinya mendengar penjelasan Tiara. Justru itu masalahnya!
Selama ini ia menghindari acara-acara kumpul-kumpul seperti ini karena ia tidak mau bertemu seseorang."Nggak tau deh gue!" jawab mahalini setelah terdiam sebentar.
"Zaki juga bakal datang loh!"
"Lah terus... Urusannya sama gue apa?" Mahalini langsung ngegas. Tiara seperti bisa membaca pikirannya.
"Jangan bilang Lo menghindari Zaki, Lin?"
"Enggak!"
"Boong banget! Lo pasti belum move on kan dari Zaki?"
"Sotoy Lo!"
"Ya ga usah ngegas juga!"
"Lo juga ngegas!"
"Lo Duluan lah!"
"Ya udah! Ya udah! Gue mau balik nih, dari tadi nggak nyampe-nyampe gara-gara Lo nelpon Mulu kaya rentenir."
"Tapi Lo janji dulu."
"Iyaaa gue janji."
"Demi apa?"
"Demi celana Squidward!"
"Squidward nggak pake celana Lin."
"Nah itu Lo tau!"
"Gue serius Lin!"
"Gue juga serius Ra!"
"Pokoknya Lo harus Dateng, kalau nggak Dateng kita nggak temenan lagi, nanti gue ajak Pangestu, Lo ajak pacar Lo ya---kalau ada--- jangan malu-maluin dan ketahuan belum move on!"
Sambungan langsung terputus sebelum Mahalini sempat berteriak mengeluarkan sumpah serapahnya pada Tiara.
Shoot!
Tiara mengejeknya.
Wanita itu sudah tau kalau Mahalini memang belum punya pacar sejak putus dari Zaki. Dan dia sengaja membuat reuni ini untuk acara mengolok-olok dirinya. Apalagi dia juga yakin Zaki pasti membawa pacar artisnya itu.
Shoot! Shoot! Shoot!
Rasanya Mahalini ingin menabrakkan mobilnya ke trotoar. Dasar temen nggak ada akhlak!!!
Sambil merengek-rengek Mahalini menyalakan mesin mobilnya, lalu mulai berjalan. Pikirannya tanpa sadar flashback ke tiga tahun yang lalu saat Zaki memutuskan hubungan saat acara kelulusan dengan alasan mereka sudah cocok lagi. Padahal demi apapun Mahalini sedang sayang-sayangnya dengan pria jangkung berambut lurus itu.
Bayangkan saja, Mahalini sudah menyukai Zaki sejak awal masuk sekolah sampai akhirnya bisa berpacaran di kelas dua belas. Saat Mahalini mulai bisa belajar memakai lip gloss dan juga bedak.
Tapi begitulah Zaki, Mahalini terlalu mengenal tabiat playboynya. Saat dia Pikir Mahalini sudah tidak cukup cantik, maka dia harus siap di campakkan.
Bagi Mahalini, yang namanya cinta pertama tidak akan pernah bisa dilupakan begitu saja. Di tahun pertama mereka putus Mahalini masih berharap Zaki akan kembali kepadanya. Satu tahun bersama di masa SMA apalagi Mahalini termasuk pacar pengertian yang selalu membelikan barang branded pada Zaki, mungkin hati pria itu akan terbuka suatu saat nanti dan mau kembali ke pelukan Mahalini.
Tapi harapan itu kandas di bulan Juni dua tahun yang lalu. Zaki tampil dilayar kaca dikenalkan sebagai pacar artis cantik bernama Debora enista. Pemain sinetron yang sedang naik daun yang followers Instagram nya 1,2 M.
Gilak!
Nyali Mahalini langsung ciut.
Dan sejak saat itu Zaki adalah patah hati terparahnya.
Dia jadi kesulitan dekat dengan seorang Pria. Patokannya selalu saja Zaki. Dan sialnya tidak ada Pria yang melebihi Zaki secara visual selama ini.
Oh ayolah! Zaki pemain basket dengan tinggi hampir dua meter, kulit putih, wajah mulus, rambut lurus, dan juga mata belo! Se-sempurna itu!
Tapi tentu saja Mahalini bukan gagal Move on, dia hanya belum menemukan seseorang yang cocok. BELUM.
Dengan patokan mantan sekelas Zaki, paling tidak Mahalini harus punya pacar yang mendekati Kriteria Zaki. Harus! Karena bertemu Zaki dengan pacar yang culun akan membuat harga diri jatuh.
Tapi pertanyaannya...
Dimana Mahalini mencari pacar seperti itu dalam dua hari????Mahalini menjerit-jerit sambil memutar kepalanya di depan stir mobil. Frustasi, jelas. Apalagi dia sudah kepalang berjanji pada Tiara bahwa akan datang.
Dengan gusar Mahalini menyalakan sen kiri untuk menepi di sebuah minimarket yang hampir tutup. Tenggorokannya kering karena terlalu banyak menjerit.
Hampir jam sepuluh saat dia memasuki minimarket lalu menuju kulkas. Mengambil susu rendah kalori lantas langsung menegakkan seperti orang gila.
Bodo amat!!
Mahalini tidak akan pergi ke reuni itu. Tiara akan mengomel dan akan mengabaikannya berhari-hari, tapi tak apa, wanita itu tidak akan benar-benar membencinya hanya karena reuni bodoh itu.
Ia membuka kulkas lagi, mengambil satu botol susu lagi dari sana, tapi samar dia melihat bayangan seseorang dari kaca bening pintu kulkas. Sepasang mata sedang memperhatikannya, terlihat jengkel sambil merapikan beberapa bungkus mie instan yang berserakan.
Mahalini melembutkan gerakannya menutup pintu kulkas ( tadi dia membantingnya ) lalu bersikap anggun membuka penutup botol susu itu sambil setengah berbalik untuk melihat wajah si pria di belakangnya.
Wajahnya terlihat tidak senang dengan mata lelah den rahang yang bergerak-gerak, seiring dengan gerakan tangannya di bungkusan mie instan itu. Baju kaos hitam yang terbungkus rompi orange seperti tahanan KPK, topi tenis dan celana jins longgar.
Mahalini tersedak, terlalu manis untuk ukuran pegawai minimarket.
Deg.
Ia langsung melotot saat ide gila itu mengisi otaknya.
Yup! Yup!
Now or never!!
Mahalini mendekat dengan satu langkah lebar, berhenti di depan rak-rak mie instan yang bergoyang karena lompatannya.
Si pria bertopi tenis tersentak.
"Mas! Mau jadi pacarku nggak??!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRED BOYFRIEND [Nuca×Lini]
Ficção Geral"Mas! Mau jadi pacarku nggak??! Gimana rasanya ditembak mendadak oleh cewek nggak dikenal di minimarket? Welcome to Hired Boyfriend 😁