Setiap pertemuan menyimpan sebuah cerita. Terkadang, seseorang yang kita anggap figuran, malah menjadi peran penting dari kisah hidup kita. Pertemuan sederhana, cenderung membawa kepada hal-hal menakjubkan.
***
Pelangi memerhatikan penampilan Caramel dari atas hingga bawah. Satu kata yang bisa dia simpulkan. Cantik. Pelangi mengerling kepada Anta yang kini menatapnya sebal. Senyum jahil terkembang begitu saja di kedua sudut bibir mungilnya.
"Jadi ini toh perempuan yang beruntung dapat first kiss Abang?"
"Pelangi!" tegur Anta gelagapan. Pasalnya ini agak memalukan. Bad Boy sepertinya belum merasakan first kiss? Yang benar saja!
Caramel juga tampak tercengang, menatap Anta dengan raut yang kentara kaget.
"Ni bocah kalo ngomong emang sembarangan banget dah," gerutu Anta, melepas kacamata hitamnya dengan kasar. "Udah, ayo balik!"
"Aku ikut, ya, Bang?" pintanya lagi sambil mengedip genit. Anta mendengus.
"Serah lo!"
Pelangi akhirnya terbahak, lalu dengan semangat masuk ke dalam mobil Anta. Sementara, Caramel masih membatu di pijakannya, bingung harus bagaimana. Anta yang menyadari itu, menatap Caramel sengit.
"Mau ngapain lagi? Mau casting jadi patung? Buruan masuk!"
Sentakan kasar itu menimbulkan raut kesal si wajah Caramel. Anta tidak peduli, saat melihat gadis itu akhirnya bergerak ke arah mobil, Anta menyusulnya.
Sepanjang perjalanan hanya diisi ocehan Pelangi. Banyak hal yang diocehkan gadis periang itu. Seperti konser BTS, harga tiket konser, nama teman-teman barunya, sampai cowok yang menembaknya di kelas tadi pagi. Semua itu didengarkan Anta dengan sabar, sesekali menimpali agar Pelangi tak merasa diabaikan. Walau cenderung kasar dan berengsek, urusan Pelangi, Anta tidak akan abai.
Pernah sekali waktu Pelangi masih berumur lima tahun, Anta menjahilinya sebab kesal mainannya dirusak. Anta balas merusak boneka kesayangan Pelangi, membuat anak kecil itu menangis dan meraung. Saat itu, karena terlalu lelah menangis, Pelangi akhirnya berhenti, namun malamnya gadis kecil itu demam. Dalam tidurnya terus menangisi boneka yang dirusak Anta. Sejak saat itu, entah mengapa Anta merasa sangat bersalah. Pelangi bahkan tak ingin berbicara dengan Anta, tak ingin makan bersama, bahkan tak ingin ikut jalan-jalan jika Anta ikut serta. Alhasil, Anta memperbaiki boneka itu dan meminta maaf pada Pelangi.
Setelah kejadian tersebut, Anta bertekad bahwa itu adalah terakhir kalinya ia membuat Pelangi menangis hingga demam. Dia trauma didiamkan Pelangi.
"Kak Mel tinggal di mana?" Pelangi masih terus mencerocos. "Suka baca buku nggak?"
Caramel tersenyum kecil. "Di Jalan Antasari. Emm, suka sih. Kebetulan aku juga nulis di beberapa platform."
"Oh, ya?" Pelangi berbinar dan suaranya semakin melengking. Diam-diam Anta melihat itu dari kaca di depannya. "Nulis di mana aja, Kak?"
"Aku punya blog sama wattpad."
"Mau dong baca karya Kakak. Diterbitkan aja, Kak, buat kenangan diri sendiri gitu, koleksi pribadi."
"Lebih pengen gini dulu aja. Banyak pembaca yang puas, itu udah lebih dari cukup buat aku."
"Akun wattpad Kak Mel apa? Biar aku baca karyanya."
"Irama ...." Caramel terhenti karena entah mengapa baru sadar bahwa nama penanya merupakan nama tengah Anta. Seakan dikomando, Anta melarikan matanya ke spion di depan, pandangan keduanya bertemu untuk beberapa detik. "Irama Hujan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy [HIATUS]
Random[HIATUS] Bisa dibaca terpisah! Ini tentang seorang Antariksa Irama Aldebran, putra dari Melody Bintang Angkasa dan Samudra Biru Aldebran. Tentang cowok tampan dengan tingkat jenius yang mampu membuat guru terdiam saat berdebat, namun sayang ... gen...