I Still Want You (Bahasa)

1.3K 124 10
                                    

Jungkook POV


Aku pikir, cinta pertama itu menyenangkan.
Mendebarkan, membahagiakan, dan tak terlupakan.
Tapi ternyata, tidak semua kisah cinta dapat seperti itu.
Tidak semua kisah cinta berakhir membahagiakan.
Seperti kisah cintaku, cinta pertamaku.
Yang penuh tantangan, semu dan berliku liku.
Tapi satu yang ku tau, aku selalu ingin kamu di sisiku.

Hai, aku Jeon Jungkook. Pemuda berusia dua puluh dua.
Aku bekerja di suatu perusahaan swasta di Ibukota.
Aku mempunyai seorang kekasih yang mempesona.

Tapi..

"Jungkook, ibu sudah selesai memakai dapur. Kamu bisa membuat Kue Pie susu seperti kemauanmu."
Itu ibuku. Yang memanggil dari dapur.

"Baik, bu!"
Tanpa membuang waktu, aku bergegas ke dapur untuk menyiapkan bahan adonan Kue Pie Susu.

Ya, hari ini aku libur kerja.
Dengan hastag #stayathome, aku berusaha berdiam diri untuk menenangkan pikiran dan melakukan berbagai hal yang aku suka.

Kemarin aku menyanyi seharian, merekam suaraku untuk di bagikan ke semua sosial media yang ku punya.

Hari ini, aku akan membuat Kue Pie Susu, kue kesukaan kekasihku tercinta.

Dia itu type orang yang cuek, pendiam, dan-

"Jungkook ah, kapan Taehyung akan melamarmu?"

Pertanyaan itu lagi. Entah kenapa aku muak mendengarnya.

"Jungkook ah, ibu sudah semakin tua, ibu ingin cepat menimang cucu."

"Iya bu, sabar." Cicitku. Sungguh pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling ingin aku hindari.
Siapa sih yang tidak ingin menikah dengan seseorang yang kita cintai?

"Sampai kapan? Apa Taehyung hanya main main denganmu? Tidak benar benar mencintaimu? Tidak serius denganmu? Kalau memang tidak serius, lupakan saja. Cari yang lain."

"Bu.."

Tapi ibuku melengos begitu saja. Mengabaikan atensiku di dapur.
Pikiranku jadi tidak tenang, padahal aku sedang membuat adonan kue.

Kau tau, jika seseorang membuat adonan kue atau masakan, harus dalam mood yang baik.
Kalau tidak, maka kue atau masakannya akan gagal.
Dan aku mempercayai itu.

"Aw! Panas!"

Melamun, tak sengaja tanganku menyentuh pinggiran teflon panas.

Tuh kan,

Aku menggeleng. Menggeleng untuk menyingkirkan segala pikiran negatif dari benakku.
Setidaknya, kue pie ku harus jadi dulu. Baru aku bisa bersedih sedih.

Memakan waktu tiga puluh menit, wangi kue menguar masuk ke indera penciumanku.
Aku bergegas mematikan kompor dan mengangkat tutup teflon.

"Humm.. Harum sekali.. Enak."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE LITTLE THINK CALLED LOVE || √TK (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang