"eh! Tuh muka kusut amat dah. Di rumah gak ada setrika ya?"
Niat Lisa untuk menenangkan diri di gazebo perpustakaan kampus justru terganggu oleh kedatangan sosok menyebalkan yang beberapa minggu ini jarang tertangkap netranya.
Lisa hanya bisa mendesis sebal sembari melayangkan tatapan bengis ke arah sahabatnya itu.
"Dih, galak amat lu! Jangan galak-galak coy, nanti jodohnya lari!"
Tuh kan! Malah ngomong jodoh segala. Tambah hancur moodnya. Segala perkara tentang jodoh, pasangan, gandengan atau apalah itu terserah benar-benar mengusik Lisa. Bisa-bisa ia mencak-mencak di gazebo sekarang juga kalau sudah hilang kendali.
"Bam, lo bisa diem nggak? Gue mual liat lo ngomong terus"
Lisadism is back!
Begitulah peringatan yang sedari tadi sudah muncul di kepala Bambam. Namun niatnya menghibur tentu harus terealisasikan sebelum Lisadism berulah.
"Lo udah kayak, kain cucian deh Lis. Kucel bener, sering di kucek ya tuh muka?"
Lisa mendelik penuh kebencian ke arah Bambam, sejurus kemudian pekikan nyaring dari pemuda itu terdengar membuat Lisa merubah ekspresi wajahnya menjadi datar kembali.
"Rasain!"
Begitulah kalimat paling sadis yang Lisa ucapkan setelah kaki cantiknya berhasil menendang tepat sasaran pada tulang kering Bambam. Tentu rasanya sakit bukan main, itu tulang kering cuy!
"Duuh! Lo kenapa sih?! PMS lo ya?! Udah kaya kucing gagal kawin aja lo!"
Bambam menggerutu sebal masih dengan wajah mengkerut menahan rasa nyeri yang berdenyut-denyut di kakinya.
Sialan Lisa!
Padahal niatnya bergurau untuk mengembalikan mood gadis itu yang terlihat anjlok, tapi justru tendangan menyakitkan yang ia dapatkan.
"Dari tadi lo ngomongin jodoh sama kawin sebenarnya mau lo apa sih?!"
Dengan mata melotot tajam, Lisa berucap sarkas memandangi Bambam yang masih mendesis kesakitan.
Hari ini ia benar-benar sensitif mengenai hal-hal berbau pasangan, mesra atau apapun kalimat sialan tentang pacar. Jadi jangan salahkan Lisa kalau ia mencak-mencak seperti ini karena Bambam yang tidak bisa menjaga mulut toanya itu.
"Yaelah, lo sensi amat sih! Gue kan pengen menghibur doang!"
Dengan raut wajah memelas seperti anak kucing kelaparan, Bamban berucap kepada Lisa yang masih siap mencak-mencak untuk kedua kalinya.
"Dengan lo diem, gue udah sangat berterimakasih."
Oke, tenang Lisa...
Lisa mulai mengatur pernapasan, menariknya panjang kemudian ia hembuskan perlahan. Yah! Setidaknya hal tersebut cukup mampu meredakan emosinya yang hampir muncrat ke permukaan.
Sepertinya tuhan memang tidak mengizinkan Lisa untuk tenang hari ini. Pasalnya setelah acara atur napas selesai matanya tanpa sengaja menatap sosok yang beberapa hari lalu sempat hampir ia bikin botak. Siapa lagi kalau bukan Taehyung.
Pemuda itu terlihat sibuk berbicara dengan sahabat karibnyaㅡPark Jiminㅡ tengah berjalan memasuki perpustakaan.
Lisa menghela napas lelah, sesakit apapun perbuatan Taehyung padanya. Ternyata hatinya berkata lain, jantungnya tetap berdebar saat sosok itu terlihat oleh netranya. Hatinya mendamba segala ucapan manis Taehyung padanya setiap hari.
Daripada ia sibuk bergalau ria di gazebo perpustakaan dengan siluman nyinyir bernama Bambam, lebih baik ia mengasingkan diri ke kamar Jennie. Sekalian ia bisa curhat dari hati ke hati bersama sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Annoying Neighbor || 𝙆𝙏𝙃 × 𝙇𝙇𝙈
Fiksi PenggemarKim Taehyung, seorang pria dingin dan kaku. Semua mulai berubah saat seorang gadis manis datang kedalam hidupnya. Taehyung yang benci sifat kekanakan dan manja seorang perempuan bisa luluh karena kehadiran Lisa. Taehyung yang tidak pernah mengangg...