Jejak kuning keemasan membentang di langit Seoul sore hari ini. Hangatnya udara musim semi mampu membuat semua orang merasa nyaman berlama-lama berada di luar. Kabut tipis yang lima hari lalu menyelimuti langit Korea, kini perlahan mulai hilang. Hal itu tentu dimanfaatkan semua orang dengan beraktivitas di luar rumah, tidak terkecuali oleh kelima orang yang tengah sibuk melakukan sesuatu di depan toko bunga milik Airen.Soojung, Jukyung, Minji, dan satu-satunya pria yang ada di sana — Lee Chan, bergotong-royong membantu Airen menanam bibit baru yang gadis itu beli beberapa hari yang lalu. African tulip, hibiscus, delphinium, crocus, lantana, dan wisteria, sebentar lagi akan memenuhi halaman depan toko bunga milik gadis itu.
Tak lupa Airen juga menanam beberapa bibit pohon yang rencananya akan ditanam di samping halaman. Oleh sebab itu, Airen bersama Chan kini sibuk menggali beberapa lubang yang cukup besar agar bibit pohon baru tersebut muat ketika dipindahkan.
Halaman depan Airen percayakan pada Minji. Pegawainya itu tentu tidak mungkin salah menanam bibit. Dibantu kedua temannya; Jukyung dan Soojung yang kebetulan hari ini libur, kegiatan yang sudah berlangsung sejak siang tadi itu sedikit demi sedikit mulai selesai.
Jukyung dan Soojung yang tidak terbiasa bergulat dengan tanah dan sejenisnya terkadang mengeluh ketika jarinya terkena kotoran. Keduanya juga beberapa kali menjerit kala menemukan beberapa hewan kecil ketika menggali tanah terlalu dalam.
Airen yang mendengar semua itu hanya bisa tertawa. Kendati demikian, gadis itu tentu berterima kasih kepada kedua sahabatnya karena mau barang sekadar membantu; membereskan pekerjaannya yang terlampau melelahkan ini.
Ah, selama satu minggu ini pula, Airen mencoba menyibukkan diri dengan melakukan berbagai kegiatan. Gadis itu berusaha keras mengabaikan kejadian yang terjadi minggu lalu di saat dirinya secara tak terduga kembali merasakan bagaimana iris cokelat pria itu menatapnya lembut.
Entah Airen harus berterima kasih atau tidak pada Johnny — yang hingga saat ini masih setia mengiriminya pesan kakao seusai minggu lalu pria itu meminta kontaknya tersebut, karena telah kembali mempertemukannya dengan Jaehyun — pria masa lalunya.
Di satu sisi, Airen senang karena berhasil unjuk diri di depan seorang Jung Jaehyun. Namun di sisi yang lain, gadis cantik itu harus kembali menekan perasaannya ketika menyadari fakta bahwa kini, Jaehyun sama sekali tidak mengenalinya.
Airen bahkan sama sekali tidak bisa tertidur kala memikirkan kenyataan pahit tersebut. Kekecewaan yang dirasakan gadis itu jauh lebih mendominasi, hingga berhasil menggeser sepenuhnya perasaan membuncah yang muncul kala mendapat kesempatan untuk kembali dengan pria masa lalunya tersebut.
Airen tidak pernah menduga bahwa kekecewaan pun rasa sakitnya akan sebesar ini, sekalipun jauh sebelum pertemuan tak terduga itu terjadi, gadis itu sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Pieces ✔️
Fanfic[𝐚 𝐦𝐢𝐥𝐥𝐢𝐨𝐧 𝐩𝐢𝐞𝐜𝐞𝐬] [ written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚, 한국어; 𝐫 𝐨 𝐦] completed *** "Bahkan jika aku dan dirimu tidak ditakdirkan bersama pada akhirnya ... aku beryukur karena kau pernah menjadi bagian dari perjalanan hidupku." *** [warni...