x. someone in the past

110 39 4
                                    

"Renny, angkat kepalamu dan tersenyumlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Renny, angkat kepalamu dan tersenyumlah."

Lorraine, sang ibu menatap heran putrinya yang tak kunjung mengindahkan perkataannya. Wanita berkepala tiga tersebut lantas membawa putrinya ke sisi panggung setelah sebelumnya meminta izin terlebih dahulu pada Mr. Jerome yang bertanggung jawab sebagai fotografer pentas seni sekolah milik yayasan St. Marry.

Setelah sampai di sisi panggung, Lorraine lantas berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi sang putri. Dengan penuh perhatian, Lorraine mencoba kembali membujuk putri kecilnya berbicara.

"Ada yang mengganggu pikiranmu, hm?" tanyanya sambil merapikan helaian rambut anak gadisnya yang sedikit berantakan.

"Mau berbagi cerita dengan Omma?" lanjutnya, saat kembali tak mendapat respon dari sang putri.

Gadis kecil itu tak bergeming; tetap dalam posisi yang sama yang membuat Lorraine sontak menghela napasnya, berusaha sabar.

"Apa ini karena anak Dokter Jung?"

Kali ini, tebakan Lorraine sepertinya benar. Terbukti dengan sang putri yang dengan cepat mengangkat kepalanya. Memberi unjuk genangan airmata yang kini memenuhi pelupuknya; siap meluncur kapan saja membasahi pipi kemerahan miliknya.

Dengan masih menahan tangis, gadis kecil bernama Renny itu membuka suara untuk pertama kalinya. "Kenapa Oppa pergi tanpa berpamitan kepadaku?"

"Apa Oppa marah karena aku mengambil jatah kue kismisnya minggu lalu?" lirih Airen, mencecari Lorraine dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Aku mengambilnya untuk Oppa, tetapi tiba-tiba Sharon datang padaku sambil menangis dan bilang kalau kue kismisnya jatuh tersenggol Allen ...."

Runtutan kalimat yang keluar lewat mulut mungil Airen membuat sang ibu sedikit merasa iba. Make up tipis yang Lorraine bubuhkan pada kulit wajah Airen sudah hilang terhapus oleh airmata yang kini menganak sungai di pipi kemerahan gadis kecil itu.

Sambil berusaha menghapus lelehan airmata putrinya dengan penuh hati-hati, Lorraine membalas. "Sayang ... Oppa-mu tidak mungkin seperti itu. Dokter Jung berkata pada Omma kalau ada urusan mendadak yang mengaruskan keluarganya kembali ke Seoul dan tidak sempat berpamitan pada kita. Kalau Renny mau, nanti Omma akan menghubungi Dokter Jung sehabis ini."

"Apakah boleh?"

"Tentu. Tetapi sebelum itu, Omma ingin melihat senyum Renny terlebih dulu dan bergabung bersama teman-temanmu untuk berfoto. Renny tidak lihat kalau Mr. Jerome sudah menunggu untuk memotret wajah cantik ini, hm?"

Airen melirik sekilas pada area panggung tempat Mr. Jerome dan teman-temannya berada. Bisa gadis itu lihat jika air muka Mr. Jerome sedikit berkerut dan sesekali memijit pelipisnya.

A Million Pieces ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang