2. FIRST MEET

236 76 5
                                    

Hai para readers!
Jangan mau jd sider doank
Hargai pembuat cerita yaaaa...
Biar aku makin semangat lanjutin ceritnnya..

~happy reading~

"Lo cantik, tapi gak menjamin." ujar Leon tanpa dosa.

Setelah berjalan mengikuti arahan Aldo, Laura berhenti untuk mengamati kantin tersebut. Kosong.

"Sialan!" Umpatnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Laura merasa kesal, karena tak menemukan manusia yang ia cari disana. Laura memutuskan untuk beristirahat dan memesan makanan yang ada disana. Membuka novel dari dalam tasnya lalu menyempilkan earphone ke kedua telingannya. Tapi tak beberapa lama kemudian, terdengar suara detungan bola basket dan suara anak laki-laki dari ujung kantin.

Satu, dua, tiga, empat,lima yang mana sih Leon? Ada gak manusianya disitu? Batin Laura.

Saking tak sabarnya Laura memilih menghampiri sekawana manusia yang baru saja duduk.

"Misi, ada yang namanya Leon?" Tanya Laura to the point. Ke lima orang itu langsung berpandang-pandangan.

"Mau apa lo?" Tanya salah seorang dari mereka.

"Leon." jawabnya singkat, padat, jelas.

"Jawab yang bener!"

" Gue bilang gue mau nyari Leon!" Jawab Laura bertambah ketus.

" Lo anak baru kan? Kok malah nyari Leon?" Tanya cowo lainnya kepada Laura.

"Di hukum."

" Kasian." Menurut Laura pernyataan cowo tersebut tak perlu dijawab.

"Lo bisa ngomong gak?" Dan sekali lagi Laura tak menjawab, ia hanya memandang cowo itu tajam.

Plek! Plek! Plek! Petikan jari itu tak mengandung arti apa-apa bagi Laura, ia tetap terdiam.

"Lo bisa ngomong ga?" Dan untuk kesekian kalinnya Laura hanya terdiam menatap tajam pria tersebut.
Laura berbalik dan memilih meninggalkan mereka tanpa berkata apapun.

"Dasar dekel gatau diri!" Ujar salah satu cowo disana. "Gue Leon! Mau apa lo!?" Dan cowo itu melontarkan nama yang Laura cari. Laura berbalik, dan menaruh tangannya di pinggang kanan nya.

" Lo Leon?" Tanya Laura.

"Iya kenapa lo nyariin gue?"

"Minta tanda tangan." Jawab Laura to the point.

" Gak semudah itu." Balas Leon. Laura tak menghiraukan, ia langsung mengeluarkan buku diary nya dan mengambil pulpen dari sakunya. Dan memberikannya pada Leon.

"Tanda tangan!"

"Gak akan!" Balas Leon.

"Ribet banget sih lo jadi cowo! Tinggal tanda tangan aja ribet!" Ujar Laura.

" Oke gue tanda tangan, tapi lo harus ikut in kemauan gue!" Laura hanya memutar matanya malas, melihat tingkah manusia didepannya ini.

"Cepat!"

" Cium pipi gue!" Ujar Leon, Laura spontan membulatkan mata nya. Mencerna baik-baik apa yang cowo itu katakan.

"Gila lo! Gak kan pernah gue lakuin hal menjijikan itu!" Ujar Laura dengan anda meninggi.

" Oke, gue juga gabakal tanda tangan!" Balas Leon.

"OKE!" Laura menjawab cepat,dan dengan cepat juga ia membalikan badan ya, dan mulai berjalan pergi.
Saat akan berjalan tiba-tiba tangannya di cekal erat dari belakang.

"Liat aja lo nanti!" Hembusan nafas Leon dan jarak mereka yang begitu dekat membuat jantung Laura berdetak cepat. Bau maskulin dari tubuh pria itu membuatnya grogi, tapi ia tetap mencoba tak menggubrisnya.

"Siapa takut!" Balas Laura sambil memiringkan wajahnya, dan saat itu juga posisi muka mereka hanya beda beberapa senti saja.

Deru nafas gadis itu begitu cepat, bercampur dengan aroma opium membuat Leon tiba-tiba merasakan hal berbeda.

Kok cantik banget dari deket? Leon! Gaboleh! Sadar Leon! Batin Leon.

"Lo cantik, tapi gak menjamin." Ujar Leon tanpa dosa.

"Heh..aapaa??" Laura tergagap mendengar Leon berkata seperti itu.

" Gaperlu gue kasih tau, harusnya lo paham." UJar Leon.

Laura meredam kekesalannya, ia lantas membanting tangannya yang di kepit dari belakang oleh Leon, dan menghempaskannya.

" Kurang ajar." Laura mendelik tajam ke arah Leon dan berlalu dari gerombolan cowo-cowo itu. Leon tertawa sinis setelah kepergian Laura.

" Yon,gila lu! Gak lu kasih tanda tangan malah lu masih kenangan." Ujar salah satu temanya, Ryan.

"Benar!gila! Kayaknya lu emang udah gak waras dah!" Ujar Alex.

" Suka-suka gue. Mumpung masih SMA." Jawab Leon sambil memakan permen karet.

" Gue sarankan mending lo minta maaf dah sama cewe tadi." Ujar Rehan.

"Benar tuh, soalnya dedenya gemesin gitu, kalo kehilangan abang ntar nyesel lho." Timpal Dion.

Plak! Plak! Plak! Plak!
Keempat temannya memukuli kepala Dion karna ucapannya.

" Dasar gapunya otak." ringis Alex,Leon, Rehan, dan Ryan. bersamaan.

.
.

sorry ya kalo ada typo
Ceritanya ablak bangett..hehehe, semoga para readers suka ya.
Comment and vote donkk gaizzzz



THE CRAZY KAKEL!  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang