12.Weekend

93 47 7
                                    

" Weyy! Gilaaa! Gantengs bingitss My Taehyungg! Saranghaeo!" Sherin berteriak heboh.

" Berisikk Ajiii!" Teriak Tyas." Tau niehh! Bikin gue laper denger teriakan lu dah." Timpal Cindy.

" Yahhhh... dari pada liatin suami-suamian lu, mending kita marathon drakor? Gimana?" Ujar Laura.

" SKUYYY!" teriak semua barengan.

Inilah rutinitas mereka setiap weekend. Sudah dua bulan mereka sekolah, dan Laura cukup senang. Tak ada gangguan dari Leon dan friend.

"Hikss!hiksss! Chan-youngg! Miss uu." Ujar Tyas lebay. " Iyaaa, my haani bani.." timpal Laura.

Beginilah para koreapers, kalo udah liat drakor, cowonya ganteng, cewe nya cantik, tapi ada adegan sad nya, huraaa pada banjir air mata dah semua.

" Hikss.hiksss.." Sherin ikut terisak.
" Udah Sher.. Emang Chan-young sama Zia-sha gak jodoh." Cindy mengusap pelan punggung Sherin.

" Huaaa... gue laper." Sherin jujur.

" Ah kampret! Udah melow-melow sama abang ganteng! Dasar Sherin peang!" Ujar Tyas.

" Gini aja, ke dapur yuk, di sana banyak bahan. Kita eksperimen makanan masing-masing ntar post di story, gimana!" Tanya Laura.

" AYOO!" semua bersorak.

**

Semua udah pada ngambil bahan masing-maasing. Dapur aja udah kaya kapal pecah, dan wastafel. Gila parah! Isinya jorok banget.

"Yas! Liat deh Yas!" Laura manggil Tyas. Clekk! Laura nyolek Tyas pake margarin." IH LAURAA!" jadilah aksi colak colekan, Sherin dan Cindy saja tergiur. Sekarang muka mereka penuh colekan, ada colekan saus, kecap, margarin hingga tepung.

TINGBEL!TINGBEL!TINGBEL! Suara bel rumah Laura berbunyi.

" Eh saha atu yang dateng?"

" Gatau, gue liat dulu deh. Lo pada lanjutin aja." Laura berjalan menuju pintu dan membukanya.

Seorang pria dengan boomber nya berdiri disana.
Ngapain dia? Batin Laura.

" Ngapain lo?" Ternyata Leon yang dateng. " Lau.. gue boleh nginep gak? Tolong, mak gue pergi, gue baru dari rumah Alex..." Laura langsung memotong ucapan Leon.

" Sorry ini bukan penginepan, mending pergi lo sana." Usir Laura.

" Plis Lau! Tante Reina, yang bilang sama mak gue." Laura kaget, bagaimana bisa kakelnya ini kenal dengan maminya?

" Tante Reina? Itukan MAMI GUE!"

" Iya, memang. Mak lo kan ada bisnis sama mak gue. Gue suruh nginep disini sekalian jagain lo. 3 mingguan lah. " ujar Leon tak berdosa.

" Ga ada. Siapa lo? Mending pergi deh." Usir Laura kedua kalinya.

" Gabisa."

" Lo gabisa, gue juga gabisa."

" Ini perintah."

" Tante Reina mama gue, tapi di gak pernah ngurus gue, sama kaya papi. Jadi menurut gue, mereka gak punya hak atas gue. Dan gue juga gak punya hak atas mereka. Dan lo, pergi mending." Laura semakin kekeh.

" Kok lo jadi sinis gini sih, gua ngomong baik-baik jir." Leon meninggikan suaranya.

" B aja, lo aja yang lebay."

" So youre not gonna give me stay here?" Laura mengangguk. " Ok fine! Just.look.at.you." Leon berbisik penuh penekanan tepat disamping wajah Laura.

Deg!deg!deg!
Eh jantung, kok dag dig dug sih, kamu mau sakit jantung emang, jangan malu-maluin gue di depan Leon donk. Laura menahan kegugupannya. Hanya karna posisinya yang deket banget saat ini. Leon membalikan badanya dan langsung pergi dari hadapan laura.

I'm sure you'll regret getting away from me, I'm sure. Leon mencoba menahan hawa emosi dalam jiwanya.

**

" Siapa Lau?" Tanya Sherin.

" Kurir nyasar." Jawabnya singkat.

" Kurir nyasar apa Leon?" Ujar Tyas.

" Lu aneh Yas, kurir sama Leon beda donk." Cindy menunjuk pala Tyas.

" Didepan Leon kan tadi?" Ulang Tyas.

" Ngga." Jawab Laura.

" Dukun gue mengatakan ada apa-apanya nieh."

" Cabul berarti dukun Lo." Ujar Sherin.

" Lau, lo sama Leo.." Laura langsung memotong .

" Apasih, Lean Leon! Gaada! Gue gaada apa-apa sama dia!" Laura meninggikan suaranya.

" Yaya, santuy neng." Laura mengangguk.

**

Sekaranh sudah pukul 11.45 malam. Sherin dan yang Lain bergegas kembali ke rumah mereka, walau masih hari minggu. " Gue cabut ya Lau, bye!" Mereka naik ke mobil  Cindy. "Bye!" Jawab Laura.

Laura kembali kedalam, dan masuk kekamarnya. Ia merogoh laci di meja belajarnya, " Ma, aku udah ga punya dairy. Gimana donk?" Ujar Laura.

Ia menuju balkon, dan seperti biasa. Menatap langit. Lalu tersenyum getir.

"Langit-langit, kenapa aku selalu sedih ya? Padahal aku udah coba buat bahagia lho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Langit-langit, kenapa aku selalu sedih ya? Padahal aku udah coba buat bahagia lho." Laura bertanya pada langit malam, seakan langit itu bisa melihat dan merasakan apa yang gadis cantik ini rasakan.

Buat apa mencoba bahagia? Kalo takdir kita berada di ambang kesedihan.

**

Maaf pendek 😊

THE CRAZY KAKEL!  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang