" Maksud lo apa?" Tanya Laura seperti gadis bodoh.
Leon hanya tertawa, " Gini kita main aja deh biar lo ngerti,"
" Apatuh?" Laura tertawa sambil menguntil-nguntil ujung rambutnya.
"TRUTH OR DARE." Laura mengangguk semangat, "Deal!"
" Tapi gue ada peraturan tersendiri, woke!" Sebenarnya Leon tak bermaksud memainkan permainan ini, tak tega lebih tepatnya. Kemalangan yang baru saja gadis itu rasakan membuatnya wajib melakukan ini. " Kalo lo pilih truth lo harus jawab ia, kalo lo pilih dare lo harus terima resiko dan gue gak akan terima penolakan."
" Whatt! Curangg!" Protes Laura.Tapi Leon tak menghiraukannya. Dan akhirnya mereka suit, dan pemenangnya adalah Leon. " Yes!" Sorak Leon.
" Truth or dare?" Leon tersenyum jahil. " Gausah senyum, laknut tau ga?"
" Gini-gini akhirnya nyenengin kan?" Goda Leon lagi. " Udah! Cepet lanjut!" Laura memukul bahu Leon. " Udah gue truth,"
"Oke, lo mau jadi pacar gue?" Ucapan santai Leon membuat Laura membulatkan matanya.
" Ehh....kokkk...." Leon memutus ucapan Laura." Ingat perjanjian. Hanya boleh jawab iya. Jadi sekarang kita pacaran," ujar Leon santai dan pergi dari bar meninggalkan Laura yang berkoar-koar.
" WOY! DASAR GILA! GAWARAS! KAKEL GAWARAS! GUE GAK TERIMA!" teriak Laura. Laura memilih tak menghiraukan permainan itu. Karna bagi gadis itu, permainan ya hanya lah permainan. Bukan awal dari terbentuknya untilan sebuah rasa dan hubungan.
**
Laura bangun dari tidurnya. Ia melirik jam dinding. Pukul lima pagi.
Ia bangun lebih cepat dari biasanya. Hari ini ia memutuskan untuk sekolah, baginya sekolah akan menjadi sarana untuk menghilangkan beban pikirannya sementara.Tubuhnya perlahan menguat dan tegak di kasur. Ia mengusap mata dan menahannya tetap terpejam. Ia ingat jam menunjukan pukul satu malam saat Leon mengantarnya pulang ke rumah.
Laura terdiam mengingat apa yang terjadi tadi malem. Dan tidak bisa menahan tawanya. Ia teringat bagaimana ia dan Leon tertawa. Ia ingat jantungnya berpacu sangat cepat. Saat mengingat berapa kali Leon menciumnya kemarin. Tapi Laura segera menghilangkan senyuman dan lamunan paginya, ia buru-buru bersiap untuk masuk kesekolah. "Mi Pi doain Lau ya," Laura tersenyum dan beranjak dari kasur.
**
Laura masuk dengan tergesa-gesa. Dirinya takut akan banyak yang bertanya kenapa seminggu ia tidak masuk. Memang kematian kedua orang tuanya tak di luaskan, hanya dikalangan Teman dekat dan guru saja.
" HEY BABE!" teriak Sherin. " Haii Laura! Kangen banget!" Ujar Cindy.
"Makannya cari pacar!" Ujar Tyas.
" Emang lo udah punya? Pacar aja gapunya, sok sokan nasehatin orang!" Cibir Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CRAZY KAKEL! (ON GOING)
Ficção AdolescenteKakak kelas cowo itu kerjaannya bikin heboh, renceh pasti, gombalin cewe apa lagi, bandel juaranya, bolos hasrat kebahagiaan, dan nyakitin hati cewe adalah ciri khas mereka. Bener ga? " Saat lo pilih truth lo harus jawab iya, kalau lo pilih dare lo...