Kakak kelas cowo itu kerjaannya bikin heboh, renceh pasti, gombalin cewe apa lagi, bandel juaranya, bolos hasrat kebahagiaan, dan nyakitin hati cewe adalah ciri khas mereka. Bener ga?
" Saat lo pilih truth lo harus jawab iya, kalau lo pilih dare lo...
Jangan mau jadi sider doank ya guys Vomment itu Itung-itung beramal ke surga Aku tunggu vommennt ny ya
Happy Reading
🙌🙌
"Makannya, jadi cewe cantik jangan sombong." Ujar Leon.
Sedari tadi, Laura hanya mencibir kesal, perbuatan Leon benar-benar tak layak. Harusnya adek kelas dapat perlakuan lembut, ini malah ancam-ancaman gak jelas.
"Dasar cowo gila, main pegang-pegang sembarangan! Kalo ketemu gue jadi in rempeyek entar!" Gerutu Laura.
Sekarang sudah jam sebelas dan Laura sudah telah satu jam untuk memberikan tanda tangan manusia bernama Leon kepada kakak OSIS tadi.
"Mending gue bilang aja, Leon nya mati. Selesai." Laura mempercepat jalannya menuju tempat awal ia bertemu dengan OSIS cewe itu.
👠👠
Sekarang Laura sudah berada dibelakang gerombolan cewe. Dan salah satu dari mereka adalah OSIS cewe tadi. Cewe-cewe tersebut rata-rata menggunakan rok pendek dengan rambut badai yang digerai dan beberapa lurus bahkan curly karena catokan, berwarna dan menggunakan lipstick beranekaragam warna nya. Kok kayak cabe-cabean semua sih. Batin Laura.
Laura memajukan langkahnya, dan nendekatan diri pada gerobolan cewe-cewe tersebut.
"Misi." Ujar Laura dengan nada tak sopan. Gerombolan cewe-cewe tersebut langsung menengok ke arah datangnya suara.
"Oh lo! Mana tanda tangan Leon?" Tanya OSIS cewe tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gak ada." Jawab Laura singkat.
" Lu ngerti tadi gue nyuruh apa ga?" Ujar cewe tersebut pada Laura. Laura hanya mengangguk.
" Trus mana sekarang?" Tanyannya lagi. Lagi-lagi Laura tak menjawab.
"Lo punya mulut gak sih?" Cewe tersebut meninggikan nada suara nya sambil menunjuk kan jarinya ke arah Laura. Tapi Laura masih terlihat tenang.
" Lo ngerti ga, tadi gue bilang gak ada?" Dan sekarang giliran Laura membalik pertanyaan. Seketika cewe didepannya tersebut melotot. Laura melihat nama yang terlampir di jas OSIS cewek tersebut. "Kak Thalia." Lanjut Laura.
" Kok lo ngelunjak sih?" Thalia mulai darting alias darah tinggi.
" Ngga, lo aja yang gak ngerti. Kan gue bilang tanda tangan Leon ngga ada." Ujar Laura santai.
" Okay! Up to you! Tapi gue gak akan semudah itu lepas in dekel ngelunjak kayak lo!" Thalia mulai mengancam Laura.
Dengan santai Laura menaikan alisnya dan berucap "Silahkan, gue gak takut!"
" Gila, ni anak gak tau takut sama lo Thal!" Ujar salah satu teman Thalia.
" Sikat Thal!" Sahut teman lainnya.
" Silahkan." Laura kembali mengangkat suara, membuat Thalia semakin emosi.
" Sekarang lo bersih in kolam renang dibelakang sekolah!" Titahnya.
" Oke." Balas Laura singkat dan langsung berlalu.
" Kurang ajar!" Ujar Thalia. Gak akan gue lepas in lo besok-besok, liat aja. Batin Thalia lagi.
**
Saat sampai di pinggiran kolam renang, Laura mengedarkan pandangannya, mencari alat yang dapat membantunya membersihkan kolam tersebut.
Itu aja. Batin Laura melihat sebuah sapu yang digunakan untuk menggeset air di pojok bawah pohon. Laura mulai menggeset dinding kolam dengan alat tersebut, membuka penutup airnya dan air pun keluar.
Hampir dua jam Laura membersihkan kolam tersebut, dan ternyata anak MOS telah pulang sedari tadi. Anjir lah! Batin Laura.
Coba aja, mama papa dirumah, setiap pagi antar in Laura ke sekolah. Pasti Laura gabakal dijadiin obe kayak gini. Batin Laura mengingat orangtua yang tak pernah mengantarnya dan mengurusi keperluan sekolahnya.
Terakhir kali ia diantar orang tuannya adalah kelas lima SD, dan dari saat itu sampai sekarang ia harus melakukan apa-apa sendiri. Apalagi ia anak tunggal, ditinggal dirumah berminggu-minggu tanpa saudara dan pembantu tentunya sangat hampa.
" Udah ah, udah bersih. Istirahat dulu gue." Laura mendudukkan dirinya dibawah pohon mahoni di dekat kolam renang. Sambil mengibas-ngibaskan tangannya untuk mencari angin, ia mengedarkan pandangannya ke berbagai arah.
"Hari ini gue kaga MOS, malah dijadikan obe. Besok gue dateng pagi an deh, biar gue jadi in cewe yang tadi jadi obe." Laura mencebik.
Setelah sepuluh menit ia beristirahat, Laura memutuskan untuk pulang. Sekarang ini sekolah sudah sepi, apa pikiran orang tentang anak MOS yang baru pulang jam segini? Dihukum jawabannya.
