Saat ini mood Siyeon tampaknya sedang sangat baik. Keadaan mood Siyeon tergambar jelas di dalam raut wajahnya saat ini. Ia tampak berkali-kali menunjukkan sebuah senyuman tipis yang membuat wajahnya semakin menawan.
"Yak! Kenapa senyum-senyum?", tanya Saeron—teman sebangku barunya—seraya mendorong bahu Siyeon dengan pelan.
Omong-omong Siyeon saat ini sudah mendapatkan cukup banyak teman. Tentu saja, semua ini berkat Jeno.
Siyeon baru sadar kalau ternyata memiliki teman sangat menyenangkan.
Sekarang tidak ada lagi Siyeon yang lebih memilih menyendiri dan yang selalu menghindari tatapan dari lawan bicaranya —kecuali dengan Jeno
Saat ini telah digantikan dengan Siyeon, si perempuan dengan seribu pesona yang dapat memikat hati para pemuda.
Sekarang juga sudah tidak lagi ada yang memandangnya dengan remeh dan sinis seolah mengintimidasi setiap pergerakan Siyeon, tak sedikit juga yang mengintimidasinya dengan sindiran atau kritikan pedas.
Namun semua sudah tergantikan oleh tatapan penuh kagum dan sapaan maupun pujian yang terlontar dari mulut seseorang yang melihatnya, baik kaum adam maupun kaum hawa. Kehidupan Siyeon bisa dikatakan berubah 180° sejak ada pemuda itu, Lee Jeno.
Entahlah, Siyeon tidak tahu bagaimana cara pemuda itu mengubah 'dunianya' dalam sekejap. Terlalu rumit jika dipikirkan, begitu kata Siyeon.
Yang jelas saat ini Siyeon sangat bahagia dengan 'dunia barunya' saat ini. Dunia luar tak se-menyeramkan yang dipikirkan Siyeon. Ia sangat menikmati dan mensyukuri setiap detiknya dimana saat ia bercengkrama bersama teman-temannya. Ia sangat bersyukur sekarang.
"Nggak apa, Saeron-ah."
"Aku khawatir denganmu, sejak tadi kau tersenyum terus. Aku curiga kamu sedang tertular virus-nya si Haechan dan Sanha," ucapnya dengan penuh selidik.
"Huh? Tidak lah! Enak saja!", balasnya sembari memberi tatapan kesalnya dengan gadis disebelahnya yang bernama lengkap Kim Saeron itu.
"Hehe, lalu apa yang membuatmu tersenyum sendiri? Jeno?"
Kalimat terakhir dari ucapan Saeron tersebut berhasil membuat Siyeon tersipu. Namun ia berhasil menyembunyikan rona merah tersebut dengan buku miliknya.
"Tidak ya!", elaknya.
"Omo! Lihatlah pipi Siyeon yang merah ini. Aaa! Siyeon terlihat menggemaskan saat sedang tersipu rupanya.. Pantas saja Jeno terpikat," goda Saeron hingga membuat satu pukulan dari tangan mungil Siyeon melayang bebas ke lengan Saeron, yang membuat sang empunya meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS CARE | PARK SIYEON
Romance𝗢𝗡 𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚-! [𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶 𝗷𝘂𝗱𝘂𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗹𝗺𝗲𝗱] 𝗳𝘁. 𝗢𝗢 𝗹𝗶𝗻𝗲'𝘀, 𝗮𝗻𝗱 𝗺𝗼𝗿𝗲 𝗰𝗮𝘀𝘁. 𝗽𝗼𝘃; 𝘀𝗶𝘆𝗲𝗼𝗻, 𝗮𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗦𝘁𝗮𝗿𝘁:: 14O52O