10. Official

195 103 11
                                    

"Dengar-dengar Jeno-ssi dengan Eunbin-ssi berpacaran, ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dengar-dengar Jeno-ssi dengan Eunbin-ssi berpacaran, ya?"

"Padahal aku mengira Jeno-ssi berpacaran dengan Siyeon-ssi.."

Kira-kira seperti itu pembicaraan para siswa-siswi yang sedang bercengkrama yang sedari tadi sudah Siyeon dengar sejak ia menginjakkan kaki di sekolahnya.

Perkiraannya benar, Jeno berpacaran dengan Eunbin.

Meski Siyeon sedikit kecewa dengan kenyataan, harapannya hanya satu, Jeno jangan merubah sikapnya.

"Siyeon-ah!" Panggil Saeron saat ia sudah tiba di ruang kelasnya.

Saeron menuntut penhjelasan, "Eunbin dengan Jeno berpacaran? Seriously?"

"Kok tanya aku? Yang menjalani hubungan 'kan mereka," jawabnya dengan santai.

Sejujurnya ia sedikit patah hati, bagaimana tidak? Siyeon terlanjur menaruh perasaannya terhadap sahabat laki-lakinya yang paling dekat dengannya, Jeno. Namun lelaki itu malah menyukai dan memacari Eunbin.

"Kamu tidak merasa cemburu?"

"Tidak.. Jeno 'kan hanya sahabatku saja, tidak lebih."

Tiba-tiba sahabat perempuannya yang lain—kecuali Eunbin—datang dari arah luar kelas dan langsung mengerumuninya.

Nakyung, Heejin, Seoyeon, Chaeyoung, dan Nancy yang berada di kelas juga ikut-ikutan mengerumuninya. Sedangkan Siyeon hanya menatap mereka semua dengan cengo.

"Siyeon-ah, kau sudah dengar berita terbaru?" Tanya Shuhua.

"Siyeon-ah, kau tidak cemburu?" Tanya Seoyeon.

Yeji menimpali, "Jeno berpacaran dengan Eunbin asal kau tahu!"

"Aku salah mengira kau berpacaran dengan Jeno," tutur Yiren.

"Anak itu seperti playboy ya. Ckck," ledek Lia.

"Jangan patah hati, Siyeon-ah!", ujar Nakyung menambahkan.

"Semangat, Siyeon-ku!", vokal Chaeyoung, dan Heejin bersamaan.

"Masih banyak yang lebih baik dari Jeno, ckck!" Ucap Nancy seraya terkikik geli.

Kini giliran Saeron yang berbicara, "Kasihan sekali kau, Siyeon-ah.."

"Kalian kenapa sih? Aku tidak ada hubungan apapun dengan Jeno! Aku dan dia hanya sebatas sahabat," jelas Siyeon dengan senyuman yang membentuk di wajahnya.

"Hehe," Seluruhnya menyengir dengan bersamaan.

"Hehe," Seluruhnya menyengir dengan bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siyeon butuh waktu sendiri.

Ya, ia belum siap menerima kenyataan bahwa Jeno berpacaran dengan Eunbin. Sekuat apapun dirinya, ia tetap membutuhkan waktu sendiri saat sedang 'patah hati'.

Sahabat-sahabatnya pun sebenarnya mengerti kalau Siyeon cemburu dan patah hati, hanya saja mereka tak ingin semakin membuat mood Siyeon memburuk.

Kini dirinya memilih untuk membaca buku di perpustakaan untuk sedikit menghilangkan rasa penat, kekesalan, dan bosan karena para guru masih saja mengadakan rapat mengenai kelulusan angkatan satu tahun diatas Siyeon.

Saat sedang memfokuskan dirinya terhadap buku bacaan yang ia pegang, tiba-tiba kehadiran dua insan yang baru memasuki perpustakaan tersebut berhasil mengalihkan seluruh atensinya.

Kenapa justru ia bertemu dengan orang yang sedang ia hindari?

Ya, Jeno dan Eunbin.

Keduanya tampak begitu dekat dan bahagia. Senyum miris dari Siyeon terbit. Hatinya terasa begitu pedih. Kedua hazel-nya memanas, air mata siap turun kapanpun yang diinginkan.

"Siyeon-ah?"

Eunbin memanggilnya, yang membuat Siyeon buru-buru menghapus air matanya yang hampir turun dengan kasar.

"Eoh? Eunbin-ah. Hi!", sapanya dengan ramah.

"Kamu habis menangis?" Tanya Eunbin yang sadar dengan kegiatan Siyeon tadi yang berlangsung dengan begitu cepat.

"Tidak, hehe.. Mata-ku sedikit pedih sehabis membaca." Alibinya yang ditambah dengan ekspresi meyakinkan dari dirinya.

"Eoh? Kalau lelah jangan dipaksakan, Siyeon-ah," tutur Eunbin dengan lembut sehingga membuat Siyeon terenyuh.

Pantas saja Jeno menyukai Eunbin, perempuan itu sangat baik hati dan peduli.

"Terimakasih, Eunbin-ah.."

"Kalian berpacaran, ya? Semua orang tengah membicarakan kalian.." Tanya Siyeon memberanikan diri.

"Eum, ya."

Eunbin menjawab dengan malu-malu, sedangkan Jeno hanya tersenyum manis.

"Uwa! Selamat untuk kalian berdua!" Ujar Siyeon dengan senyum yang merekah. Tentu saja senyum yang dipaksakan.

"Hehe, terimakasih."

"Terimakasih, Siyeon-ah." Jeno berucap.

"Ya sudah, aku pergi dahulu ya.. Goodbye!", pamit Siyeon kemudian segera bergegas pergi meninggalkan perpustakaan tersebut.

Lebih baik ia pergi daripada melihat kemesraan mereka yang membuat ia semakin patah hati.

Lebih baik ia pergi daripada melihat kemesraan mereka yang membuat ia semakin patah hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hey! Setelah aku baca2 kok ceritaku ini lumayan nggak nyambung sama judulnya, wkwk. Kebiasaan emang:)

Jadi, aku kepikiran buat revisi judul nih!

Cast, alur, judul per part masih tetep sama. Cuma cover sama judul yang bakal aku ganti.

Ga bakal aku unpub, kok!

Mulai dari beberapa chapter kedepan bakal aku revisi, ya! See you🙋‍♀️

HE IS CARE | PARK SIYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang