Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat ini sudah hampir satu bulan setelah Jeno dan Eunbin berpacaran, Jeno ternyata mengingkari janjinya.
Sikap pemuda itu berubah.
Ia selalu tampak menghindari Siyeon saat bertemu ataupun disapa oleh Siyeon. Ia hanya menatap Siyeon dengan datar, kalau ditanya juga hanya menjawab dengan seperlunya, seperti 'hm' saja.
Siyeon selalu berusaha untuk memahami perubahan sikap Jeno, walaupun sebenarnya ia merasa kecewa.
Jeno sekarang juga jarang berkumpul bersama sahabat-sahabat lainnya.
Waktu itu ia pernah sekali datang ke kediaman Haechan untuk menghadiri ulang tahun Haechan yang tentu saja bersama Eunbin, namun pemuda tersebut tampak tak tertarik dengan hal semacam itu.
Siyeon bermonolog di balkon kamarnya seraya menikmati indahnya langit malam.
Ya, Siyeon sudah berhasil sembuh dari phobia-nya. Keluarganya dan sang psikolog juga terkejut saat mengetahui bahwa Siyeon telah sembuh. Dan itu semua berkat Jeno.
"Jeno-ya, saya sayang sama kamu. Kenapa kamu berubah?"
"Jeno-ya, ayo lihat bintang bersama.."
"Jeno-ya, saya berjanji move on dari kamu.. Tapi kamu jangan berubah."
Siyeon terus-menerus bermonolog sembari tetap memandang ke arah benda langit berkilauan itu.
"Jeno-ya, good night. Sleep tight!", ujar Siyeon mengakhiri sembari menatap kearah pintu balkon kamar Jeno sebentar lalu masuk ke dalam kamarnya. Kemudian ia segera memasuki alam mimpinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jeno-ya, saya ingin bicara denganmu.."
Saat ini Siyeon memberanikan diri untuk menghampiri Jeno yang sedang berada di kelasnya yang masih sepi.
Memang sejak Siyeon memergoki pria tersebut dengan Eunbin, Siyeon menolak untuk diantar pria itu. Sejak saat itu Jeno selalu berangkat ke sekolah sangat pagi, jadi kelasnya selalu masih sepi.
