Siyeon tampak sedang memasukkan beberapa kemasan camilan kedalam keranjang belanja miliknya.
Saat baru saja sampai dirumahnya gadis itu disuruh untuk membeli camilan oleh oknum yang bernama Park Chaeyoung. Alhasil ia berkunjung ke minimarket terdekat dengan masih menggunakan seragamnya.
Siyeon hanya pasrah saja menerima perintah dari kakak perempuannya. Ia cari aman, daripada mendengar ocehan menyebalkan dari seorang Park Chaeyoung.
Setelah memasukkan beberapa camilan tersebut. Ia memutuskan untuk segera membayar belanjaannya karena ia sudah sangat lapar.
Karena merasa sangat lapar dan antrean yang dilaluinya lumayan panjang, ia membeli sebuah cup berisi ramen yang hanya tinggal diseduh dengan air panas bila ingin menyantapnya.
Setelah menyeduh mie tersebut, Siyeon segera duduk di bangku lengkap dengan meja yang terdapat di halaman minimarket tersebut.
Dengan santainya ia melahap ramen tersebut. Perutnya yang sedari tadi keroncongan telah dimanjakan oleh makanan tersebut. Berkali-kali ia merasa kagum dengan cita rasa mie tersebut.
Byurr!
Seseorang tak sengaja menumpahkan sebotol teh hijau ke rok Siyeon. Peristiwa tersebut berhasil membuat kegiatan Siyeon terhenti.
Kekesalan Siyeon memuncak, namun ia berusaha sabar. Saat ia sedang damai menikmati ramen tersebut ada saja yang mengganggunya.
Siyeon segera menoleh menatap laki-laki jangkung yang menumpahkan teh hijau ke roknya dengan tatapan kesal. Namun saat ia menoleh ia terkejut. Pasalnya seseorang tersebut adalah Jeno. Jeno yang notabenenya si pelaku hanya menatapnya dengan tatapan dingin.
"Oops! Maaf sengaja." Ujar Jeno dengan wajah tak bersalah kemudian berjalan santai meninggalkan Siyeon yang menatapnya dengan tatapan membunuh, seolah-olah siap menikam pemuda itu kapanpun yang ia mau.
"Huh! Sabar, Siyeon-ah.. Sabar, dia hanya iblis yang berusaha mengganggumu saat sedang lapar," ucapnya seraya mengelus dadanya.
Sedetik kemudian kekesalannya kembali memuncak tatkala ia mengingat Jeno meminta maaf kepadanya dengan main-main.
Siyeon segera mengejar laki-laki itu dengan sekuat tenaga, tanpa memedulikan rasa lapar yang menggerogoti.
"Maksud kamu apa?"
"Hanya mau memberi pelajaran kepada perempuan sepertimu," balasnya dengan nada meremehkan.
"Eoh?" Tanya Siyeon mencoba untuk sabar menghadapi pemuda yang menurutnya paling membuat emosinya naik turun seantero sekolah.
"Kau. Bulan lalu dekat denganku, bulan ini dengan Jinyoung. Cih," sahut Jeno seraya mendecih.
Siyeon menatapnya dengan sengit, "Memangnya kenapa? Kau cemburu?"
"Buat apa cemburu dengan perempuan sepertimu."
"Jangan anggap saya sehina itu!"
"Terserah, bodoh."
Pertahanan Siyeon runtuh, ia menangis. Siyeon segera berlari membawa belanjaannya ke kediamannya. Hatinya pedih menerima serentetan kalimat sarkas dari Jeno.
Sesampainya di rumah ia segera meletakkan kantong plastik yang berisi camilan milik kakaknya di depan pintu kamar Chaeyoung dan memasuki kamarnya seraya menangis tanpa suara agar tak menimbulkan tanda tanya bagi kakaknya.
'Maaf, Siyeon-ah. Aku tak tahu bagaimana cara melindungimu, kau tak sadar banyak pria bermata keranjang yang melihat pakaianmu..'
Spoiler lagi!
Mau ngakak sebenernya pas baca work-ku ini yang pake bahasa baku😭
Soalnya akutu dulu udah sempet nulis + publish work pake bahasa non baku yang alaynya terlalu asdfghjkl, tapi ya aku ga dapet feelnya dan udah ga niat lagi jadi aku unpub deh, wkwk.Pokoknya makasi banyak my luv-readers yang udah sempetin baca work hasil kegabutanku ini, luv ya💓
Stay healthy, jangan keluar rumah kalo ga penting-penting banget! 🌱🐻
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS CARE | PARK SIYEON
Romance𝗢𝗡 𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚-! [𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶 𝗷𝘂𝗱𝘂𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗹𝗺𝗲𝗱] 𝗳𝘁. 𝗢𝗢 𝗹𝗶𝗻𝗲'𝘀, 𝗮𝗻𝗱 𝗺𝗼𝗿𝗲 𝗰𝗮𝘀𝘁. 𝗽𝗼𝘃; 𝘀𝗶𝘆𝗲𝗼𝗻, 𝗮𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗦𝘁𝗮𝗿𝘁:: 14O52O