Siang hari ini matahari tampak sangat terik. Para siswa terlihat sangat gerah saat ini, soal-soal dari Choi-ssaem tampaknya membuat mereka semakin gerah.
Padahal setiap ruang kelas di Seoul Middle School dilengkapi oleh beberapa air conditioner. Namun masih saja beberapa siswa tak segan-segan menggunakan mini portable fan milik mereka untuk sedikit menyejukkan wajah mereka yang mengeluarkan bulir-bulir keringat.
Ada juga sebagian siswa kelas tersebut yang mengeluarkan sumpah serapah terhadap sang guru matematika. Untung saja guru tersebut sedang meninggalkan kelas sementara waktu, ingin ke kamar kecil katanya.
Siyeon, satu-satunya siswa yang tetap tenang dan fokus mengerjakan soal matematika yang diberikan guru-nya meskipun keadaan kelasnya yang sedikit riuh akibat keluhan siswa-siswa lain yang merasa gerah dan merasa soal-soal tersebut sangat sulit.
"Huft! Choi-ssaem masuk kembali!", gerutu siswa yang duduk di bangku belakang Siyeon.
Dan benar saja, guru mata pelajaran matematika yang terkenal galak tersebut mulai memasuki kelas tersebut dan mengawasi siswa-siswanya dengan tatapan tajam andalannya.
"Park Siyeon! Kerjakan nomor satu hingga nomor lima!", perintahnya dengan tegas hingga membuat siswa-siswanya—termasuk Siyeon—terkejut.
Siyeon pun bergegas melangkah ke arah papan tulis dan segera mengerjakan soal tersebut dengan percaya diri.
"Bagus, Siyeon!", puji guru tersebut setelah melihat jawaban dari Siyeon dengan sedikit menyunggingkan senyum dan langsung dibalas senyuman kikuk dari Siyeon.
Siyeon segera kembali duduk di bangkunya, dan langsung dihadiahi tatapan remeh dan decihan dari siswa lainnya yang iri dengan kepintaran Siyeon.
Kring! Kring!
Bunyi lonceng istirahat sekolah tersebut telah menggelegar ke seluruh penjuru sekolah. Para siswa yang tampaknya sudah terlihat tidak semangat mengikuti pelajaran langsung menampilkan raut bahagia akibat bunyi lonceng tersebut.
Bahagia itu sederhana!
Choi-ssaem segera mengakhiri pelajarannya. Setelah itu para siswa langsung menuju kafetaria sekolah untuk mengisi perut.
Beda halnya dengan Siyeon, gadis itu tampaknya tidak tertarik mengunjungi kafetaria. Ia memilih melewatkan makan siangnya dan menahan lapar dengan cara tidur seperti yang ia coba lakukan saat ini.
Siyeon menyandarkan kepalanya di meja seraya memejamkan kedua netranya.
Kring! Kring!
Siyeon mulai membuka kedua netranya. Walau hanya tertidur selama lima belas menit, Siyeon menjadi lebih segar.
Perlahan ia mulai menegakkan kepalanya. Kedua obsidian Siyeon tak sengaja melihat ke arah sebotol yogurt rasa strawberry yang ditaruh seseorang di atas meja-nya dan ia yakini yogurt itu berasal dari vending machine khusus yogurt yang terdapat di kafetaria sekolah.
PRIVATE SCHOOL CHECK✔✔
Fasilitas di Seoul Middle School memang tidak main-main. Selain dianggap sebagai sekolah termahal di Seoul, sekolah ini juga dianggap sebagai tempat belajarnya anak-anak dari para pengusaha kaya raya, konglomerat, bahkan public figure.
Baik, kembali ke Siyeon!
Gadis itu masih tidak yakin yogurt tersebut ditujukan untuknya. Ia mencoba untuk memegang botol tersebut, ternyata di kemasan botol tersebut terdapat sebuah sticky notes. Siyeon pun menarik sticky notes tersebut dan mulai membacanya,
Untuk Princess,
Kenapa kamu melewatkan makan siang mu, hm? Diminum ya yogurtnya, saya tidak tahu kamu suka atau tidak.
Nice day!♡
Dari tulisan rapi tersebut, Siyeon dapat menyimpulkan bahwa yang memberinya yogurt tersebut adalah Jeno. Karena satu-satunya teman yang dimiliki Siyeon adalah Jeno, dan hanya Jeno-lah yang memanggil Siyeon dengan sebutan 'Princess'.
Secara tidak sadar, kedua sudut bibir Siyeon tertarik membentuk sebuah senyuman tipis.
Sejujurnya aku 'sangat tidak menargetkan' jumlah vote dan comment di cerita ini. Cerita ini murni aku tulis karena hasil kegabutanku yang sangat tidak berfaedah.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan ejaan atau penulisan nama tokoh, dll♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS CARE | PARK SIYEON
Romance𝗢𝗡 𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚-! [𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶 𝗷𝘂𝗱𝘂𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗹𝗺𝗲𝗱] 𝗳𝘁. 𝗢𝗢 𝗹𝗶𝗻𝗲'𝘀, 𝗮𝗻𝗱 𝗺𝗼𝗿𝗲 𝗰𝗮𝘀𝘁. 𝗽𝗼𝘃; 𝘀𝗶𝘆𝗲𝗼𝗻, 𝗮𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗦𝘁𝗮𝗿𝘁:: 14O52O