Ep. 36

7 3 0
                                    

"Aku...aku sangat membenci pria yang bernama Lucas itu!" Celetuk Harris.

"U-uh...? A-apa maksudmu....?" Tanya Marina.

#EPISODE36

"Kau lihat saja nanti, aku akan membalas perbuatannya karena sudah membuatmu menangis begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau lihat saja nanti, aku akan membalas perbuatannya karena sudah membuatmu menangis begini." Ujar Harris.

"Harris?! Jangan bilang kau ingin adu pukul dengannya?!" Tanya Marina.

"Tidak, aku akan lakukan cara paling berbeda dari pada yang lainnya." Sahut Harris.

"Kenapa Harris? Bukankah kau berteman baik dengannya?! Kenapa kau sekarang seolah-oleh ingin mengkhianati nya?" Tanya Marina lagi.

"Kau tahu, aku tak pernah serius ingin berteman dengannya. Aku hanya berpura-pura saja selama ini." Sahut Harris.

"Kenapa?! Apa tujuanmu?" Ucap Marina.

"....kau, adalah tujuanku. Dengan dekat dengan Lucas, aku jadi bisa dekat denganmu juga. Karena aku lihat, pandanganmu tak terlepas darinya. Kau bahkan tak pernah memandangiku seperti itu. Jujur itu menyakitkan sekali...kau jahat sekali!" Ujar Marina.

"Lalu apa yang akan kau lakukan padanya? Aku tidak mau ya kalau sampai kau adu fisik dengannya!" Ujar Camelia.

"Aku tak akan menggunakan cara anak berandalan seperti itu. Aku akan lakukan dengan caaku, kau lihat saja." Sahut Harris.

"Apa dengan begitu kau berpikir jika suatu saat kau akan mendapatkan cintaku?!" Ucap Marina.

"Aku harap begitu. Aku mencintaimu, Marina. Dan aku benci sekali dengan pria yang kau cintai itu, rasanya aku ingin membunuhnya saja!" Ujar Harris.

"Harris!!" Teriak Marina.

"PLAAAKKKKKKK!!" Satu tamparan pun mendarat di pipi kiri Harris.

"Jaga ucapanmu! Jangan anggap semuanya adalah mainan! Berapa kali sih aku bilang padamu biarkan aku bebas! Aku sayang padamu, tapi sayang itu sebatas rasa sayang seperti saudara saja! Tidak lebih." Ujar Marina.

"Kau jahat sekali haha. Benari-beraninya kau menolakku dan mencapakkan aku berulang kali." Ucap Harris.

"Harris! Jangan buat aku ilfeel! Aku benci padamu!" Ucap Marina yang bergegas pergi meninggalkan Harris.

"Ma..Marina...!" Panggil haris, ia tak bisa menerima hal itu.

















Pulang kuliah, Lucas langsung mengantar Evelyn kembali ke rumah orang tuanya.

"Kamu langsung ke kantor?" Tanya Evelyn kala itu masih di dalam mobil bersama Lucas.

"Iya, Evelyn. Nanti malam setelah pulang dari kantor aku langsung kembali kesini untuk menjemputmu dan Luciana. Baik-baik ya." Ujar Lucas.

"Iya, kamu hati-hati ya di jalan. Kalau lembur, kabari aku ya." Ucap Evelyn.

"Iya, pasti." Sahut Lucas.

"Byeee~ see u later~" Ucap Evelyn sembari turun dari mobil.

"See ya." Sahut Lucas.








Di tahun ini, Lucas menukar jam kerjanya dari sore hari sampai malam hari. Berbeda dengan tahun kemarin, ke kantor di pagi hari dan kuliah sore hari. Kali ini kuliah pagi hari dan ke kantor setelahnya. Ia sudah terbiasa menjalaninya, berbeda dengan dulu dimana ia terlihat kewalahan.




Di perjalanan menuju kantor, tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan masuk dari atasannya, Steffany.

"Hallo? Ada yang bisa saya bantu?" Ucap Lucas.

"Lucas?! Kau sudah sampai kantor belum? Kalau belum bisa minta tolong tidak?!" Ucap Steffany yang tampak panik.

"Aku masih di jalan. Ada apa?!" Tanya Lucas yang terlihat khawatir.

"Anu...bi-bisakah kau menjemputku di rumah? Mobilku mogok, padahal aku harus pergi ke kantor. Kedua orang tuaku dan adik laki-laki ku tidak ada di rumah. Kalau harus naik kendaraan umum pun harus menunggu lama, please.....?" Ujar Steffany.

"Uh? Ahh..baiklah. Aku akan ketempat mu sekarang." Sahut Lucas.

"Sungguh? Terimakasih banyak ya!" Ucap Steffany.

"Yeah, tidak masalah." Ucap Lucas.

Lucas pun akhirnya memutar balik arah, ia kemudian bergegas menuju rumah Steffany.








Sampainya disana, Steffany bergegas masuk ke dalam mobil Lucas.

"Yaampun Lucas, makasih banget ya sudah mau jemput! Aku benar-benar merepotkanmu kali ini, maaf ya!" Ujar Steffany.

"Ahh..tidak masalah." Sahut Lucas.

"Duhh aku benar-benar tak ada pilihan lain, aku juga ingat kalau hari ini shift kita sama. Makanya aku hanya terpikirkan olehmu saja. Sekali lagi terimakasih banyak ya!" Ujar Steffany.

"Uhh..? Iya, tolong jangan seperti itu..aku yang jadi tidak enak. Kau kan atasanku." Ucap Lucas.

"Ini tidak ada hubungannya dengan atasan atau bawahan. Kau memang pria yang baik sekali." Ucap Steffay.

"Ahh..bukan apa-apa. Sebaiknya kita harus pergi ke kantor sekarang." Sahut Lucas.

"Iya ya! Let's go.....!" Ucap Seffany.














Hari itu Lucas dan Steffany mendapatkan pekerjaan banyak sekali. Suasana kantor tampak krodit, padahal mereka berdua baru saja sampai.

"Permisi.. boleh saya masuk?" Ucap seorang staff wanita di depan ruangan Lucas sembari mengetuk pintu.

"Silahkan." Sahut Lucas dari dalam.

"Tuan Lucas, bisakah anda mengcek laporan saya?" Tanya staff wanita itu sembari membungkuk.

"Kemarilah." Ucap Lucas.

"Terimakasih." Ucap staff wanita itu yang bergegas menghampiri Lucas di meja nya yang penuh dengan monitor.

"Tunjukkan laporanmu." Pinta Lucas.

"Ini, Tuan. Silahkan..." Ucap staff wanita itu sembari menyerahkan laporannya.

Lucas pun mulai fokus membaca berkas-berkas yang ia bawa saat itu. Namun, staff wanita itu malah diam-diam memandangi wajah Lucas.

"Maaf, kalau boleh tahu..kenapa anda dipindahkan kesini? Padahal dulunya anda satu ruangan dengan Ketua Steffany?" Celetuk staff wanita itu.

Lucas pun sontak menatap kedua matanya. "Apa maksudmu...bertanya seperti itu?" Tanyanya dingin.

"Ti-tidak Tuan, hanya saja...saya mendengar dari banyak orang. Kalau anda dan juga Ketua...punya hubungan khusus." Ujar staff wanita itu.

"Memang benar, hubungan khusus ku dan Ketua adalah rekan kerja yang sangat baik. Apalagi?" Ucap Lucas.

"Bu-bukan itu maksud saya, maksudnya....kalian berdua...ber..berpacaran.." Ucap staff wanita itu.

"Uhh??!" Lucas pun terkjet mendengarnya.






- tbc -

Triangle [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang