Ep. 44

9 2 0
                                    



Hari itu hujan turun sangat deras, bunga-bunga yang bermekaran di musim semi milai berguguran tergenang di air hujan.

Lucas dan Jackson yang saat itu masih duduk di dalam Cafe mulai hening, setelah mendengar cerita dari Jackson.

"Jadi, kau pergi bukan karena menghindar dari suatu masalah?" Tanya Lucas.

"Memangnya, apa masalah ku waktu itu? Aku tidak ingat. Aku memang pergi karena paksaan keluargaku." Ujar Jackson.

"Jackson, apa kau akan percaya kalau anak ku adalah anak mu?" Tanya Lucas yang langsung to the point.

"Hah?! Anakmu adalah anakku?! Apaan sih maksudmu? Kau lagi ngomongin BL(boys love) ya?! Jijik ih!! Gilaaaaa!" Ujar Jackson.

"Aku serius, Jackson!" Ucap Lucas.

"I-iya tau serius, tapi jelasin dong apa maksudmu itu?" Ucap Jackson.

"Aku akan jujur....hufftttttt...!" Ucap Lucas sembari mengela nafas berat. "Dengar, waktu kau pergi dulu..Evelyn sedang mengandung anakmu." Ujarnya.

"Oh begi-HAHH?! Apa kau bilang?! Kau sedang tidak bercanda kan?!" Ucap Jackson terkejut.

"Memangnya terlihat dari wajahku kalau aku sedang bercanda? Aku serius. Apa kau tidak tahu soal itu? Apa jangan-jangan kau pura-pura tidak tahu?" Ujar Lucas.

"Tunggu sebentar, kau bilang kalau Evelyn sedang mengandung anak ku waktu itu. Lalu, dimana anak yang ia kandung itu sekarang?" Ucap Jackson.

"Luciana nama yang Evelyn berikan untuk anak itu. Nama itu diambil dari nama depanku, dan anakmu yang Evelyn kandung saat itu adalah anak ku saat ini. Aku adalah Ayahnya." Ujar Lucas.

Mendengar hal itu kedua bola mata Jackson membulat, ia sangat terkejut setengah mati dengan hal itu. Ia benar-benar tak menyangka akan hal itu.

"Kapan kau tahu kalau dia mengandung anakku?" Tanya Jackson yang mulai serius.

"Setelah kau pergi. Tapi Evelyn berkata ia sudah menyadarinya sehari sebelum kau pergi." Ujar Lucas.

"Kalau memang Evelyn sedang mengandung anakku, kenapa ia tak segera menghubungiku? Dia bilang sudan menyadarinya sehari sebelum aku pergi kan?!" Ucap Jackson.

"Dia bilang sudah menghubungimu, namun kau tak ada respon sama sekali waktu itu. Apa itu benar?" Ucap Lucas.

Jackson pun mulai mengingat-ingat. Dan ia ingat sehari sebelum kepergiannya ponselnya tiba-tiba rusak karena Kakaknya.

"Hari itu aku tak mendapat kabar tentang itu dari Evelyn. Dan kebetulan ponselku tiba-tiba rusak karena Kakak ku tak sengaja menjatuhkannya. Apa jangan-jangan saat itu ya...? Makanya aku tidak tahu apa-apa." Ujar Jackson.

"Kalau kau memang pergi karena terpaksa, seharusnya kau mencoba menghubungi Evelyn, aku atau Fredy kan?! Kenapa kau sama sekali hilang tanpa jejak begitu?!" Ujar Lucas.

"Hei, kau pikir aku saat itu hidup karena kemauanku sendiri?! Kau pikir aku bersenang-senang dan melupakan kalian begitu saja?! Aku sudah berusaha mencari tahu kabar kalian, tapi hasilnya nihil! Gara-gara kontak nomor di ponselku yang rusak waktu itu, semuanya hadi hilang!" Ujar Jackson.

"Tetap saja kau akan di cap sebagai pengecut, karena lari dari masalah!" Ucap Lucas.

"Apa katamu?!!" Ucap Jackson sembari menarik kerah baju Lucas. "Aku sudah bilang padamu kan!! Kalau aku pergi karena terpaksa dan keadaannya sangat mendesak! Kenapa kau tidak mengerti juga?!"

"Sungguh, aku sangat kecewa padamu saat itu! Dan gara-gara kau Evelyn harus putus sekolah karena hamil. Dia juga terpaksa memintaku untuk menikahinya agar anak itu memiliki status!" Ujar Lucas.

"Kalau begitu, dimana anak itu sekarang? Biarkan aku bertemu dengannya!" Ucap Jackson.

"Tidak semudah itu. Saat ini dia adalah anak sah ku. Kau jangan macam-macam!" Sahut Lucas.

"Dasar brengs*k!!!!" Ucap Jackson yang tiba-tiba menghantam wajah Lucas.

Lucas pun tergeletak di lantai. Semua pengunjung di sana berdiri karena terkejut ada keributan. Salah satu pelayan pun mulai menghampiri mereka berdua.

"Maaf, bisakah kalian meninggalkan tempat ini? Kalian mengganggu pengunjung lainnya! Kalau kalian tidak pergi sekaran, saya akan telpon polisi!" Ujar pelayan itu.











Jackson pun menyeret Lucas keluar dari Cafe itu. Ia kemudian memojokkannya di sebuah pohon besar.

"Kenapa kau tidak melawan, hah?! Seingatku kau adalah berandalan dan suka memukul orang saat SMA dulu! Apa mentalmu sudah ciut?!" Ujar Jackson.

"Kau salah! Aku bukanlah Lucas yang dulu lagu!" Sahut Lucas.

"Bajing*n!!!! Katakan! Dimana anakku sekarang?!" Ucap Jackson.

"Aku sudah bilang, dia adalah anakku sekarang!" Sahut Lucas.

"Tidak bisa begitu! Dia tetaplah darah dagingku! Aku harus bertemu dengannya!" Ujar Jackson.

Lucas pun mulai melawannya, ia membalas dengan memukul wajah Jackson dengan sangat keras.

"Kauuu!!" Teriak Jackson, hidungnya mulai berdarah.

Ia pun tak tinggal diam, ia segera membalas Lucas dengan memukulnya berkali-kali di bagian wajah. Lucas juga tak mau mengalah, dia juga membalasnya sekuat tenaga.







Begitulah pertengkaran di antara mereka berdua terjadi. Setelah lelah baku hantam, mereka berdua pun duduk di bawah pohon itu. Keadaan mereka berdua sudah babak belur.

"Anakku..sangat membutuhkanmu saat ini, Jackson." Ucap Lucas.

"Katakan, apa yang bisa aku lakukan agar aku bertemu dengannya?" Tanya Jackson.

".....dia sedang dirawat di rumah sakit saat ini. Luciana mengidap kanker darah, leukimia. Aku sangat membutuhkanmu saat ini, Jackson.." Ujar Lucas.

"Hah?! Apa kau bilang? Leukimia?" Tanya Jackson.

"Yah..aku tak mengerti, kenapa penyakit itu bisa ada di tubuh mungilnya. Aku sangat terpuruk sekarang. Apa kau mau membantuku? Aku ingin kau mendonorkan sumsum tulang belakangmu untuknya. Karena kaulah harapan satu-satunya.." Ujar Lucas.

"Aku akan lalukan apapun demi anakku! Katakan, di rumah sakit mana ia dirawat?" Ucap Jackson.

"Aku akan kirimkan alamatnya, beritahu nomor ponselku padamu. Tapi sebelum itu, kau harus berjanji padaku." Ucap Lucas.

"Apa? Apa yang kau inginkan lagi?" Tanya Jackson.




#EPISODE44

#EPISODE44

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- tbc -

Triangle [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang