Ep. 47

9 2 0
                                    



Dua hari berlalu, Evelyn masih tak mau bicara dengan Lucas. Ia bahkan tak datang ke Kampus lagi. Ia mengurung diri di kamarnya. Lucas semakin khawatir dengan keadaannya.

"Apa sebaiknya aku beritahu mertuaku soal Evelyn ya? Aku takut dia depressi.." Gumam Lucas.








Di Kampus, Lucas mengajak Fredy mengobrol empat mata di halaman Kampus mereka.

"Fredy, Jackson sudah tahu semuanya." Ucap Lucas.

"Apa?!! Semuanya? Lalu, apa yang terjadi?" Tanya Fredy.

"Dia sudah tahu kalau Luciana adalah anaknya. Dan saat ini, dia malah membawa kabur anakku. Aku masih belum tahu dimana dia sekarang." Ujar Lucas.

"Astaga! Apa Jackson sampai senekad itu? Kenapa dia sampai tega begitu membawa kabur Luciana seenaknya? Padahal statusnya masih jadi anak sah mu kan?" Ucap Fredy.

"Aku juga tak menyangka jika dia akan senekad itu. Dan sekarang, hal ini membuat Evelyn sangat terpukul. Aku takut dia sampai depressi dan melakukan hal-hal aneh.." Ujar Lucas.

"Kau jangan berpikiran yang tidak-tidak. Coba hibur saja istrimu itu dulu. Dan kau harus cari cara..!" Ujar Fredy.

"Justru itu masalahnya, Evelyn tak mau menemuiku. Sudah lewat dua hari, ia hanya mengurung diri dikamarnya. Sebelum itu ia sempat bertemu dengan Jackson atas permintaan Jackson. Dia berjanji pada kami berdua akan mengembalikan Luciana setelah bertemu dengan Evelyn. Tapi, Evelyn malah kembali tanpa membawa Luciana. Saat itulah, aku tak tahu sampai sekarang apa yang sebenarnya terjadi diantara Jackson dan Evelyn." Ujar Lucas panjang lebar.

"Kalau sudah begitu tak ada jalan lain lagi, kau harus sabar menunggu Evelyn sampai ia mau bicara denganmu." Ucap Fredy.

"Aku selalu bersabar..sangat sabar..." Sahut Lucas.

"Tenangkan dirimu, aku yakin kau bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Lucas adalah orang tersabar yang pernah aku temui." Ujar Fredy sembari menepuk bahunya.

"Terimakasih ya, kau selalu memberikh solusi. Aku hanya bisa cerita leluasa denganmu." Ucap Lucas.

"Inilah gunanya sebagai sahabat. Aku akan selalu mendengarkan apapun masalahmu. Jadi jangan sungkan ya?" Ucap Fredy sembari tersenyum.

"Sekali lagi terkmakasih, Fredy." Sahut Lucas.







Malam harinya, Lucas pulang setelah bekerja dari kantor. Ia terkejut saat melihat Evelyn berdiri menunggunya.

"Lucas." Panggilnya.

"E..Evelyn?" Ucap Lucas.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Ucap Evelyn.

Mereka berdua pun duduk di teras rumah sembari menikmati secangkir kopi.

"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Evelyn?" Tanya Lucas.

"Lucas, ayo kita bercerai." Ucap Evelyn.

"A-apa katamu?! Ce-cerai?!!" Ucap Lucas yang sontak terkejut setengah mati. "Apa kamu sedang bercanda?!"

"Aku serius." Sahut Evelyn dengan eskpresi datar.

"Kenapa kamu bisa berkata seperti itu? Apa aku membuat suatu kesalahan yang bersar padamu? Katakan?" Tanya Lucas.

"Tidak, Lucas. Kamu sama sekali tidak bersalah. Akulah yang paling bersalah." Sahut Evelyn.

"Tolong katakan alasanmu, kenapa kamu ingin cerai denganku?" Tanya Lucas.

"Itu karena...karena aku ingin hidup bersama dengan Luciana terus." Sahut Evelyn.

"Apa maksudnya? Sungguh aku tak mengerti apa maksudmu..!" Ucap Lucas.

Triangle [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang