Comblang Jaehyun

27 4 0
                                    

Aku dan Joy sepanjang perjalanan di Angkot sibuk membahas Neovagos. Tentang betapa maskulinnya mereka begitu keluar sekolah. Dan Joy yakin mereka langsung menuju markas.

Aku heran, kemana Winwin? Joy bilang sepertinya Winwin tidak masuk. Memang sih dari pagi dia tidak nampak bersama Neovagos.

Joy bilang dia melihat Jaehyung mengedipkan mata untukku. Dan dia juga bilang Mark sempat melirikku.

Aku berusaha masa bodoh dengan Mark. Joy sepertinya merasa bahwa aku kurang suka dengan Mark. Tentu saja, meski Mark tampan bukan berarti aku seperti gadis gadis lain yang langsung jatuh cinta.

Joy memohon kepadaku untuk tidak jatuh ke tangan Jaehyun. Aku meyakinkan dirinya bahwa hal itu tidak akan terjadi. Aku benci cowok yang suka tebar pesona. Bahkan jika Taehyung menemaniku ke Mall dan terlihat sangat keren dari biasanya, aku akan sangat marah karena merasa dia ingin tebar pesona dengan cewek cewek di Mall. Jijik, itu dia kata yang pas bagi cowok yang suka tebar pesona.

"Nai, gua selalu heran kenapa lu bisa suka sama Doyoung? Padahal lu udah tahu dia ada yang punya. Tapi lu masih suka sama dia. Nggak capek apa suka sama orang yang bahkan ga peduli lu hidup atau nggak?" Joy bertanya.

Aku menghela nafas panjang. Tentu saja, aku kadang merasa bodoh akan hal ini.

"Gua suka Doyoung karena menurut gua dia sederhana. Dia nggak suka tebar pesona. Dia juga selalu punya karisma yang bisa gua rasakan. Pertama kali gua lihat Doyoung pas MOS, dia jalan sama Johnny sambil senyum. Gua langsung jatuh cinta, mungkin dia cinta pertama gua. Entah kenapa, seakan tuhan menunjukkan dia untuk aku kagumi. Walau hanya bisa mencintai dalam seribu diam." Aku menerawang.

Joy masih diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Joy masih diam. Berusaha mencerna ucapanku.

"Singkatnya, namanya juga perasaan. Tuhan yang mengatur perasaan gua. Kalau suka, kita nggak bisa apa apa bukan? Rasanya ajaib juga sih. Orang yang bahkan kamu tahu nggak akan bisa mencintai kamu balik, tapi kamu malah mencintai dia lebih dari apapun. Kamu selalu ingin yang terbaik untuk dia. Selalu ingin membuat dia bahagia. Meski kita sadar, kita tidak akan mampu melakukan semua itu. Itu semua hanya di luar batas. Hasilnya? Kita hanya bisa mengucap namanya dalam hati kita setiap kita merasakan perasaan itu. Perasaan yang tidak akan pernah terbalas. Bertepuk sebelah tangan."
Aku kembali bicara. Sumpah semoga supir angkot nggak nguping. Untung Angkot nya sepi.

"Tapi, bisa terus posthink kan? Meski dia udah sama yang lain atau meski dia udah punya perasaan sama perempuan lain, seengaknya kita berdoa. Dan kalau kita berusaha mendapatkan dia, selalu berusaha membuat dia tersenyum meski kita terluka. Itu semua adalah anugrah terindah yang tuhan berikan, joy. Toh, iya deh mungkin Doyoung punya Sejeong. Tapi kalau seandainya tuhan berkehendak memasangkan gua dengan Doyoung? Sejeong bisa apa? Ini semua soal takdir. Tuhan sudah membuat garis kehidupan. Tinggal kita ikuti saja. Bisa aja ntar gua move on dari Doyoung dan kepincut sama Johnny atau siapa."
Aku tersenyum dan bertopang dagu.

JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang