The Truth Untold

29 5 0
                                    

Aku terbangun dengan merasakan genggaman hangat di tangan. Lalu melihat langit langit putih. Sepertinya ini rumah sakit dekat sekolah, yah mungkin aku terluka cukup parah.

"Rinai"

Suara Taehyung dengan lembut ada di sebelahku.

Aku berusaha duduk, Taehyung membantuku. Mataku berkunang kunang.

Taehyung memelukku.

"Dont do that again, im so worried about you."

Aku membalas memeluknya. Hangat. Hanya itu yang kurasakan. Lalu aku melihat ada perban di perut Taehyung.

"Tae, maaf. Gara gara aku.."

Taehyung menggeleng, lalu mengusap pipiku.

"Gapapa, gausah khawatir. Aku baik baik aja."

Aku tersenyum dan dia kembali mengacak rambutku.

"Tae, mama gaakan kesini kan? Aku gamau dia khawatir."

"Nggak, tenang aja. Aku udah bujuk pihak sekolah dengan alasan mama kamu lagi di luar negeri dan bisa bikin beliau khawatir disana. Mereka akhirnya iya iya aja ."

Aku menghela nafas lega. Lalu Taehyung memegang Tanganku.

"Udah pacarannya?"

Jungkook yang bicara. Aku tertawa. Taehyung hanya nyengir.

Joy memelukku tanpa bicara, lalu dia menangis dipundakku.

"Gua.. takut, takut banget nai.."

Aku mengusap rambutnya dan mempererat pelukannya padaku.

Joy melepas pelukannya, lalu Namjoon langsung memelukku kencang.

"Please, don't do that again. I feel so worried about you. "

Jujur, aku agak kaget Namjoon seperti itu. Aku tidak tahu aku sangat berharga baginya. Aku balas memeluknya erat. Aku mengerti mengapa Joy sangat menyayangi Namjoon. Dia bisa bertingkah sangat menghangatkan sewaktu waktu.

"Forgive me namjoon"

Namjoon melepas pelukannya setelah Taehyung dan Joy sama sama berdeham. Lalu kami tertawa.

Gantian sekarang Jungkook yang memelukku. Dia kulihat berkaca kaca. Sumpah ya, di antara semua Jungkook yang paling erat memelukku. Ampe susah Nafas oy.

"Bego ah lu, jangan gitu lagi. Nanti gaada yang ganggu gua lagi."

Aku tertawa.

"Iya iya sorry"

Lalu kami tertawa bersama.

"Misi paketnya"

Dari pintu kulihat Haechan. Tapi di belakang mereka ada 5 orang lagi.

Aku membeku.

5 orang itu menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. Kecuali seseorang dengan rambut biru, dia menatapku dengan tatapan nanar penuh rindu.

"Neovagos lagi di Kantor polisi, gua kesini cuma mau membantu lu mengingat. Abis ini gua harus pergi lagi. Gua cuma minta Izin buat ke RS sebentar. Gua bakal balik lagi buat pemeriksaan."

Haechan mendekatiku.

"Apa hubungan lu ama Rinai? Dateng dateng gak jelas."

Taehyung yang bicara tadi. Sangat tegas.

5 orang yang dibawa Haechan masih saja bungkam.

"Gua yakin lu penasaran kan? Kenapa Rinai bisa sejago itu berantem? Cuma kalian memutuskan diem aja kan?" Haechan membuka mulut.

JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang