lelaki bunglon

21 5 2
                                    

setelah aku sibuk menangis bersama Jungkook, aku langsung pulang diantar olehnya. Aku memaksa dokter untuk pulang.

Toh, fisikku baik baik saja. Tapi hati dan perasaanku tidak baik baik saja. Dan Rumah Sakit bukan tempat yang sempurna untuk menenangkan pikiran.

Sesampai dirumah aku tidak banyak bicara. Bi Rinai juga sedang tidur, aku langsung membersihkan diri dan menangis. Hanya itu yang kulakukan, tanpa sesuatu yang berarti.

Taehyung dan Joy benar benar marah. Mereka sama sekali tidak menghubungiku.
Namjoon menelponku kemarin, begitu juga Jungkook. Jungkook sebenarnya hendak datang ke rumah, namun aku melarang sambil menangis. Aku ingin sendiri saat ini.

Malam datang mulai berselang.

Aku masih berbaring di kasur tanpa arti. Wajahku memandang kosong.

Pikiranku melayang kemana mana. Bi Rina terus memanggilku untuk makan. Aku beralasan sudah makan. Lalu dia tidak banyak bicara lagi. Dia pasti tahu aku sedang sedih. Asal aku makan dengan baik, Bi Rina tidak akan banyak bertanya. Dia percaya aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Tapi jika aku butuh bantuan, dia pasti ada di garis terdepan.

Taehyung, ini pertama kalinya seumur hidup dia marah padaku. Dia sahabatku paling berharga. Dia yang selalu ada dan melindungiku. Ketiadaan dirinya hanya membuatku Rapuh.

Joy juga. Ah, rasanya memikirkannya saja sudah membuatku sedih.

Lalu, tentang Jaemin.

Na Jaemin. Aku mencoba mengingat ingat tentang nya, menggali memoriku sendiri.  Sayang sekali hasilnya nihil.

Aku hanya Terbayang senyum manisnya di Rumah sakit tadi. Tuhan, bagaimana bisa kau menciptakan Manusia dengan senyum paling manis? Seumur hidupku aku tidak pernah melihat orang dengan senyuman paling indah sedunia.

Jujur, saat aku melihat senyuman Jaemin tadi rasanya hangat. Luar biasa. Seakan dia membawa Euphoria ( kebahagiaan luar biasa )  dalam senyumannya.

Rasanya, lebih baik aku tidak punya hati. Hidup dengan kekosongan tanpa merasakan cinta. Itu hal yang baik. Karena dengan jatuh cinta, aku hanya mendapat kesakitan tidak terhingga.

Berarti jika aku lupa ingatan sehari setelah Jaemin dan aku jadian, aku dan dia sekarang masih berpacaran.

Aku menutup wajah. Ternyata Jaemin adalah orang pertama yang aku pacari dan aku cintai. Ah, kukira Doyoung adalah cinta pertamaku. Salah besar rupanya.

Apa Jaemin berharap aku dan dia akan bersama lagi?

Aku berpikir, bagaimana ya rasanya menjadi pacar Na Jaemin? Pasti bahagia. Jaemin sangat romantis, dia juga punya senyum manis.

Taehyung, Jaehyun, Doyoung, Mark, Jaemin. Aku merasakan debaran hati saat melihat mereka semua. Meski aku menasihati diriku sendiri agar tidak suka dengan Jaehyun playboy cap tiga duren itu. Tapi, dia bisa berubah kan?

Berubah jadi es cendol.

Aku semakin merasa seperti playgirl ga guna.

Yang jelas, malam itu kugunakan hanya untuk berpikir hingga aku tertidur. Meski sesekali senyum Na Jaemin  muncul di kepalaku.

-:-


Pagi mendatang, aku bersiap seperi biasa. Hari ini aku akan menggunakan ojek online. Toh, ga mungkin aku di jemput Namjoon atau Jungkook. Mereka punya gandengan bos. Aku bangun kepagian pagi ini, tapi tak masalah.

Bi Rina melihatku dan langsung menggandeng tanganku ke meja makan.

"Non, mama kamu gak pulang ya seminggu ini. Dia katanya mau punya kontrak bisnis besar. Jadinya dia nginep di hotel dekat rumahnya, jadi bisa lebih cepat datang ke kantor."

JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang