20: M͙e͙n͙g͙a͙p͙a͙?

80 10 5
                                    


.
.
.
.

BRAK!

"hueee... Kok mereka tau si rencana kitaa" tangis Miftha di rumahnya "ga tau ya, padahal kita udah kerja keras lho" Josephine menyeka air mata yang berada di pelipis kiri Miftha "udah udah jangan nangis, habis ini Zaki sama Felix ke rumah lo. Jangan nangis ya" tenang Josephine lalu dirinya mengambil satu bungkus permen dan memakannya.

10 menit telah berlalu, dua orang yang ditunggu tunggu pun datang walaupun jam sudah menunjukkan pukul enam petang. "halo gaes" sapa Zaki ketika dirinya dan Felix masuk ke ruang tamu Miftha.

"hai bii." sapa Miftha lalu dirinya mempersilakan mereka duduk "kalian kenapa hah? Muka ketekuk kek kucing kecepit pintu aje" tanya Felix. Miftha menangis lagi lalu memukul mukul paha Josephine "kita di skors satu minggu.. Besok orang tua kita ke sekolah" ucapnya  di sela sela tangis.

"hah?!" kaget dua laki laki itu "kenapa? Kapan?" tanya Zaki dan Felix bersamaan "ini semua gara gara cewek kebanyakan tingkah itu" geram Josephine "cewek kebanyakan tingkah?" Zaki berpikir sejenak, siapa yang dimaksud Josephine itu "siapa?"  tanyanya penasaran.

"Ya siapa lagi kalo enggak tiga cewek alay itu huaa.." Miftha berdiri lalu berlari menuju kamarnya "Mifth Mifth-" ketika Zaki hendak berdiri, Felix menghalangnya "udah Ki, ini soal PAPARAZZI jadi gua ke Miftha tanya kronologi nya" ucap Felix dan dia menuju ke Miftha.

"Raysa dkk? Tega banget Raysa lakuin itu?" gumam Zaki heran. "Ki!" panggil Josephine "apa?" Zaki kembali duduk ke sofa tamu "anu hehe" Josephine menyelipkan rambut lurusnya ke belakang telinga. "apaan? Jangan ngode ngode" ucap Zaki sedikit merengek.

"hospotin dong, kuota gua abis nih" Josephine memasang muka imut "iya deh" Zaki mendengus kesal dan memberikan ponselnya kepada Josephine.

Raysa kenapa ngerencanain rencana jahat yang bisa bikin masdep pacar gua ancur? Batin Zaki.

🐬

"Ray! Ayo pulang yuk!" Naura - teman sebangku Raysa mencoba menggoda Raysa yang sedang memakan bekal makanannya "ga mau! Tunggu Kiara sama Claudya. Oh ya mau kue cubit? Buatan mamanya Claudya kemaren hehe" Raysa menyodorkan kotak bekal berwarna pink dan bergambar rubah .

"mau mau. Eits, kemaren? Gak enak dong" ucap Naura walaupun tangannya tetap mengambil satu kue cubit di bekal Raysa "gua taro kulkas, kalo pizza tunanya ya gua angetin. Jan ambil yang pizza!" himbau Raysa yang suskes meledak tawa Naura "ketauan rakjel kalo gini " ejek Naura.

"JUNAEDII!!" Raysa memukul pelan lengan Naura "uda udah, nama yang elu sebut tadi udah ada di depan. Gua aduin nih! Dadaa" Naura melangkahkan kaki nya ke luar kelas "Ayah! Tadi nama Ayah disebut di dalam doa nya Raysa!" seru Naura seolah olah Ayah Naura ada di depan kelas padahal berada di parkir sepeda.

"anjer lu!" Raysa menggelengkan kepalanya lalu memakan pizza tunanya. Tak lama kemudian muncul Kiara dan Claudya yang masuk ke kelas Raysa "wuidih, ternyata kemaren pas party lu nyolong kue cubit sama pizza kan?" sindir Kiara sedangkan Raysa hanya tertawa.

"kan patungan jadi ya milik gua juga. Kuy ah pulang, ga enak makan di ganggu kunti!" Raysa menunjuk Kiara lalu memasukkan bekalnya ke tas "wah selama ini gua temenan sama hantu dong" Claudya berpura pura takut dan menjauhi Kiara.

"apaan s!" Kiara 'ngambek' ke kedua temannya itu "Ray, gua mau pinjem kamera lu dong. Besok gua balikin ya" pinta Kiara setelah Raysa memakai tas nya "udah gua pegang nih, gua cobain dulu. Soal nya gua jarang make, gara gara uda nyaman sama yang kamera polaroid " Raysa menuju keluar kelas dan mencoba memotret laki laki dan perempuan yang kebetulan berada di seberang balkon mereka.

[2] MY SHARK BOY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang