i need the answer

577 84 5
                                    

"Mungkin inilah yang dinamakan berjuang sampai akhir bukan."

.

.

.

INOSUKE

Sudah sedari tadi aku menemani Monjiro yang sedang menunggu adiknya berlatih dengan tim Karasuno. Jika kalian penasaan, aku mendapatkan jatah permainan yang kartu disebar dan ketika kita mengambilnya, kita harus mendapatkan benda yang tertera di kartu tersebut. Merepotkan memang, akan tetapi lebih merepotkan lagi jika aku dianggap lemah tidak berguna. Sedangkan Tanjirou mendapatkan tugas untuk lomba lari maraton. Mengesampingkan beberapahal, ada sesuatu yang hilang sepertinya. Oh iya, dimana si Monitsu ya? sejak pulang sekolah tak secuil batang hidungnya muncul dihadapan kami. karena penasaran aku bertanya pada Monjiro.

"Monjiro, dimana Monitsu?"

"Sudah berapa kali kubilang, namaku itu Tanjirou, dan seharusnya itu Zenitsu bukan Monitsu! hah~... dia sedang berlatih karuta dengan Uzui Sensei. Mungkin sebentar lagi dia akan muncul." jawab Mon-Tanjirou. Sepertinya aku harus belajar cara menghafalkan nama seseorang dengan baik dan benar. Ternyata terkena pukulan bola dari Nezuko lumayan juga. Aku tidak boleh kalah dari mereka, dalam satu hari Nezuko dan teman-temannya sudah bisa dasar dalam permainan volly. Jika mereka berlatih seminggu ini, kemungkinan terbersarnya mereka pasti akan memenangkan pertandingan. Saat Nezuko datang menghampiriku dengan sekotak susu sebagai permintaan maafnya, tetiba Mo-maksudku Zenitsu datang dan menghampiri kami dengan wajah lesu. Apakah karuta sesulit itu? wajahnya seperti seorang budak yang baru saja selesai bekerja.

"OI! ZENITSU! SINI!" teriak Tanjirou.

"Ha~ aku lapar... belum makan." setelah bilang seperti itu, aku menyerahkan setengah susu kotak yang baru saja aku minum.

"Nih habiskan saja, aku sudah kenyang."

Setelah menerima susu dariku, dia menyedotnya hingga tidak bersisa. Namun, mengapa semua orang tertawa? apa ada yang aneh? terutama para wanita. Mereka terlihat sangat senang sekali. Karena merasa di tertawakan, aku menggembungkan pipi dan bersedekap didada.

"Apanya yang lucu!" protesku.

"Khehehe.... Inosuke kun, kamu baru saja melakukan ciuman secara tidak langsung dengan Zenitsu kun." sahut teman Nezuko yang memakai jepitan bunga. Seketika tubuhku kaku dan nyawaku seperti terbang setengahnya. Kalian pasti bisa menebak apa yang selanjutnya terjadi, aku bertengkar dengan Zenitsu dan berujung dengan Tanjirou dan kapten tim yang kuketahui bernama Daichi itu memarahi kami.

.

.

.

"TERIMAKSIH BANYAK ATAS BANTUANNYA!"

setelah memberi salam, tim karasuno kembali pulang. Ada seseorang yang menarik perhatianku. Si rambut oren sudah di tandai oleh seseorang. Dan aku yakin jika orang itu adalah orang yang berwajah kaku yang selalu bersama dengannya. Aroma mereka sangat menyegarkan. Seperti aroma buah-buahan. Jadi begitu ya namanya pair. Sehidup semati, cinta pertama dan terakhir, itulah yang dinamakan mate. Aku melihat colar yang sudah terpasang dileherku, aku hanya bisa berharap mendapatkan mate yang memanglah mate asliku. Kuharap juga mateku nanti tidak membenciku karena aku adalah omega dan seorang pria. Aku sekarang ini sudah bisa menerima keadaan diriku sebagai Omega. Yang harus aku pikirkan sekarang adalah diriku yang sebentar lagi akan mengetahui siapa mate ku yang sebenarnya.

.

.

.

.

Langit sore menuntunku bembali pulang dengan persaan terbang ringan. Bahagia rasanya jika sudah dimiliki seperti itu. Apakah aku harus bertanya-tanya pada pemuda oren itu ya? karena dia senasib denganku. Kakiku mengubah haluan dan berlari menuju toko roti milik Tanjirou, berharap jika dia memiliki email pemuda itu. Ketika sampai di toko roti milik keluarga Kamado aku langsung masuk dan disambut oleh ibunya Tanjirou yang cantik. Ibuku juga cantik kok. Ibu Tanjirou mempersilahkan aku masuk dan memanggil Tanjirou.

U Not My Alpha (ZenitsuxInosuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang