Masih sebuah kesalahan.

71 8 3
                                    

     Angin berhembus begitu kencang... Namun sayang mereka kosong..
Kita bisa merasa tapi tak jua menyentuhnya. Temani aku disini, di malam ini. Dimana takut menyelimuti tidak terjadi karena kau ada disisi..
Temukan aku, walau tak satupun tahu keberadaanku...
   
Charlotte
     Jika kulihat wajahnya, ia tampan. Tidak terlalu memperlihatkan juga jika ia adalah orang China. Matanya tajam namun menghangatkan.
Ia bisa kupercaya, aku yakin akan hal itu..
     "Oh..itu..." Moon GaEun, izinkan menceritakan semuanya padanya. Aku berjanji hanya padanya. Tidak lagi...
     "Sebenarnya aku ingin berterimakasih Padamu.." Ucapku gugup. Bahkan hampir terpotong karena rasanya aku gemetar. "Untuk?" Tanya nya.
"Be..berjanji lah tidak akan mengatakan ini kepada siapapun termasuk JooHa. Karena aku yakin JooHa sudah tahu masalah ini..." Ujarku gugup.
"Ya, aku berjanji..." China menyodorkan jari kelingkingnya padaku, aku balas menautkan. Apa ini? Hanya jari kelingking tapi aku bisa merasakan ketulusan.. Sudahlah.
Saat sedang seperti itu, pelayan datang membawa makanan yang kami pesan tadi. Ternyata hidangan disana sudah banyak berubah. Terakhir kali aku kesini bersama Scarlett dan hanya membeli dua macam makanan. Setelah itu, ku lihat China tidak menyentuh makanannya. Ia menungguku. "Kau tidak akan memakannya?" Tanyaku.
     Ia menggeleng sambil tersenyum "tadi kau mau bercerita. Setelah itu baru aku akan makan..." Ujarnya. Hatiku menghangat entah kenapa. Daripada memaksanya untuk makan dulu dan membuat waktu terbuang,lebih baik aku langsung menceritakan nya saja kan?
"Beberapa hari kebelakang, Scarlett mendatangi rumahku. Biasanya aku hanya bisa melihatnya di pemakaman. Tapi untuk pertama kalinya ia terlihat di rumah. Batinnya menyiksaku sehingga... Aku yakin kau masih bisa melihat bengkak di leherku walau sudah kututupi concealer" Ujarku. Ia mengulurkan tangannya, dan menyentuh bagian bengkak itu. Awalnya sakit, namun lama-lama... Terasa hangat.
"Aku yakin ini terasa sakit. Kau bisa mengompres dengan es kalau mau. Siapa yang mencekikmu hingga kau seperti ini?"Ujarnya. Tanpa ragu, kujawab "batin Scarlett, batinnya menyiksaku walau ia sendiri terlihat hanya diam dan menikmati semuanya. Setelah semuanya berakhir dan tepat sebelum aku kehilangan kesadaran, Scarlett membisikkan sesuatu padaku. Kini kau sudah terlepas dari peraturan sekte. Dan kau bisa mencintai siapapun karena Xu De Hao.." Kemudian ia mendongak.
Aku yakin karena tadi namanya disebut. "Aku?" Tanya nya. Aku mengangguk. "Ya.. Kau. Aku masih ingat dengan jelas siapa namamu walau awalnya aku lupa. Tapi satu orang yang pernah kutemui dengan nama China, hanya kau" ya... Walaupun hingga sekarang aku memanggilnya China. "Apa aku boleh memanggilmu dengan namamu tuan?" Tanyaku,
Senyumnya terbuka memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Panggil saja aku Hao.." Hao, tidak China lagi tetapi Hao. "Oleh karena itu, tuan Hao... Aku ingin berterimakasih Padamu. Berkat kau kini aku bebas dari peraturan sekte dalam hal mencintai.." Ujarku sebelum kami menyantap makanan yang daritadi sudah berada di depan kami.

Xu De Hao
Bagaimana mungkin ia tidak mengerti? Aku yakin maksud Scarlett bukan seperti itu. Bukan ia bebas mencintai orang lain karena aku, tetapi ia bebas mencintai aku dan tidak boleh kepada orang lain. Itu maksud Scarlett. Tetapi aku tidak mau berkata seperti itu padanya, karena rasanya terlalu konyol

Throwback...
Satu hari sebelum pertemuan dengan Scarlett..
Aku melihat puluhan penjaga tengah bersiaga di gerbang depan. Saat aku akan masuk, tentu aku ditahan pasukan bersenapan. Tanpa ragu, aku menunjukkan kartu keanggotaan sekte Xu yang selalu ku kantongi kemanapun aku pergi.
Berjalan menelusuri koridor dengan luas keseluruhan yang jika kuhitung... Sepuluh kali lipat dari rumahku. Hingga aku mencapai sebuah pintu dengan ukuran yang tingginya lima kali lipat tubuhku dan luas.. Entahlah. Aku ditanya oleh penjaga disana "apa anda tuan Xu De Hao?" Tanya nya. Aku mengangguk. Kemudian ia bukakan pintu untukku.
Terlihat JooHa sedang berdiri menghadap jendela disana. Kami sempat sekolah di tempat yang sama. Apalagi JooHa tidak memiliki banyak teman, tetapi bagusnya ia mau berteman denganku. "Bagaimana kabarmu Xu?" Tanya JooHa sambil membalikkan badan ke arahku. "Selalu baik.., bagaimana denganmu?" Tanyaku. JooHa tersenyum, "aku baik."
"Apa kepentingan yang ingin kau bicarakan padaku?" Tanya JooHa. "Ini... Tentang adik Scarlett" Ujarku. JooHa mengerutkan dahi seperti kebingungan "umm.. Charlotte?" Tanya nya. Aku mengangguk. "Ada apa dengan dia?"
"Aku ingin menikahinya.." Jawabku.
JooHa terkejut, "kau.. Menikahi Charlotte? Silahkan. Tetapi... Menikah dengan Moon tidak akan--" "--itu dia! Aku ingin meminta kepadamu..."
Potongku.
"Biarkan ia mencintai. Ma..maksudku.. Kau tau aku memiliki seorang anak walaupun ia bukan anak kandungku. Aku merebut kasih sayang orang tua kandungnya, dan... Aku ingin menebus semuanya. Tak apa jika ia tidak bisa mencintaiku tetapi.. Aku harap ia bisa mencintai anakku.." Pintaku pada JooHa. JooHa memang terkenal sadis dalam membunuh, namun.. Ia sangat baik dan aku percaya itu. Karena sekte Moon memang seperti itu. Yang kuingin saat ini.. JooHa melepas peraturan sekte dari Charlotte. Hanya Charlotte..
"Untuk Ming kecilku... Geurae, arasseo.. Aku akan melepas peraturan dari Charlotte. Tentunya dengan persetujuan Scarlett..." Ujar JooHa. "Kalian membicarakan ku?" Ujar seseorang dari belakang. Ia duduk dengan santainya di meja kerja JooHa. Diantara semua sekte Moon.. Hanya kepemimpinan yang bisa berbicara dengan arwah. Jelas Scarlett sedang berbicara pada JooHa.
"Scarly... Lepaskan peraturan dari Charlotte." Ujar JooHa pada Scarlett. Pertama kalinya aku melihat arwah. Kupikir hal ini hanya ada di film atau acara televisi saja. Ternyata ini nyata.. . Scarlett mengangguk dan tersenyum puas entah untuk apa. Kemudian ia kembali menghilang. Katakan padaku jika ini hanya mimpi.
"Hao.. Jaga Charlotte sebaik mungkin. Ia hanya bisa mencintaimu dan keluargamu saja. Sisanya tidak bisa. Hanya kepada keluarga Xu De Juan." Ujar JooHa. Tentu aku senang mendengarnya. Bagusnya ia tidak bertanya mengapa aku begitu ingin memiliki Charlotte, "kenapa kau ingin menikah dengannya?"...
"Ming mencintainya lebih dulu... Bukan untuk sebagai kekasih namun untuk seorang ibu... Jika Ming sudah memilih, aku bisa apa?" Jawabku. JooHa tersenyum. Kemudian ia Merangkulku sebagai ucapan selamat. "Kutunggu undanganmu.." Ujarnya.
"Dan satu lagi... Cintai Charlotte sebaik mungkin, karena jika sudah mencintai, sekte Moon tidak pernah main-main dengan cinta itu..." Pintanya.

[🔚]Fallin Flowers (Jun x Tzuyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang