Xu De Hao
Aku mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata. Tuan Eunsang saja sampai bertahan pada pegangan atas. Feeling ku kuat mengatakan hari ini aku akan bertemu Charlotte. Kalung itu sudah kubawa di kantong jaket ku. Aku sampai menggunakan turtle neck karena katanya disana udaranya dingin.
Ini sudah tidak siang. Ini sudah malam. Karena JooHa bilang, jika malam hari, kemungkinan besar Charlotte ada di tempatnya, sedang tidur atau apa..
Hingga kami sampai di pabrik kosong itu. Aku menyimpan kendaraan disana. Kami semua turun, bahkan kali ini Ming ikut denganku. Aku,JooHa, tuan Eunsang, dan Ming. Bisa ku pastikan JooHa dan tuan Eunsang menggunakan belt senjata rahasia, dan sebenarnya... Aku juga menyimpan pisau berbentuk kartu di saku belakang celanaku.
Kami berjalan menelusuri pabrik dan disana masih tidak ada orang. "Ibu tidak ada disini, ibu ada di sebuah rumah yang berada disana..." Ujar Ming sambil menunjuk ke pedesaan yang bisa dilihat dari jauh.
Kami semua melihat ke arah yang ditunjukkan Ming. Jelas sekali ini bukan tebakkan. Ini lebih seperti... Ming mengetahui tempat Charlotte. Akhirnya kami semua naik ke mobil dan aku segera menjalankannya kesana. Ini memang pedesaan, dan dari jalan yang tadi kulalui, sangat sulit mengakses perkotaan.
Lalu aku kembali memarkirkan mobilku di dekat sebuah portal. Kami berjalan kesana, kali ini Ming berada di paling depan. Itu keinginannya, karena ia yakin bisa mengetahui lokasi Charlotte berada.
Kami melangkah dengan sangat hati-hati. Hingga Ming menghentikan langkahnya di depan sebuah rumah yang... Tidak layak huni?, oke, aku tidak berhak berbicara seperti itu tetapi pada kenyataannya rumah ini memang tidak layak huni.
"Ayah, ibu ada di rumah ini" ujar Ming begitu yakin. Namun, jika kami langsung menerobos masuk kedalamnya, bukankah tidak baik?. Akhirnya aku memutuskan untuk mengetuk pintu rumah itu, "sebentar..." Ujar seseorang dari dalam. Suaranya begitu ku kenal, bahkan aku... "Ada ap--".
Aku diam, ia tidak melanjutkan ucapannya. Ternyata ini rumah Soonyoung... Teman lamaku yang menghilang sejak ayahnya meninggal. Tidak kusangka kini ia hidup seperti ini. "Hao! Kemari, masuklah.." Tanpa ragu kami masuk. Aku merangkul Soonyoung karena sudah lama tidak melihatnya.
"Yeobo... Ada tamu?" Tanya seseorang dari dalam kamarnya. Aku, JooHa, dan tuan Eunsang saling bertatap mata ketika mendengar suara itu. Yeobo? Mereka sudah menikah?. Tidak mungkin...
Wanita itu keluar dan...Ming benar, Charlotte disini. Itu Charlotte, wajahnya terlihat pucat sekali, ia terlihat sedang tidak baik-baik saja. "A..ayah!" Ujar Charlotte saat melihat tuan Eunsang. Ia berlari ke pelukannya. "Bisa jelaskan kenapa ia ada disini?" Tanyaku pada Soonyoung. Aku tidak yakin jika Soonyoung yang menculik Charlotte.
"Aku membawa kabur YeoRin saat ia ditahan di bekas pabrik rokok. Aku tidak mau YeoRin diperlakukan seperti boneka oleh mereka..." Ujar Soonyoung kemudian menceritakan semuanya kepadaku dan JooHa. Tentu saja hatiku sakit saat mendengar bahwa Charlotte sudah menikah dengan sahabatku sendiri.
Setelah Charlotte sudah sedikit tenang, "Moon YeoRin kau melanggar aturan sekte sekali lagi!" Ujar JooHa dengan nada yang naik. Rahangnya terlihat mengeras. Aku hanya bisa diam. Aku tahu kenapa JooHa mengatakan jika ia melanggar peraturan sekte, karena ia mencintai Soonyoung.
Dan pelanggaran kedua, harus ada salah satu dari mereka yang mati. JooHa pernah menjelaskan padaku, jika sekte Moon menikah dengan seseorang yang bukan sekte Moon juga kemudian timbul perasaan diantara mereka, salah satunya harus mati. Peraturan aneh memang, tapi begitulah sekte Moon, tidak mudah dimengerti siapapun.
Charlotte juga diam, aku tahu bagaimana takutnya saat ini untuknya. Kini ia berada di dua ambang, kehidupan dan kematian. JooHa sudah mempersiapkan senapannya dan mengarahkan ke arah Charlotte. "Siapa yang akan berkorban!?" Ujar JooHa.
"Pelanggaranmu membuatmu sakit. Kau tidak boleh mencintai siapapun selain Xu De Hao dan aku yakin Scarlett sudah mengatakan hal itu kepadamu dengan jelas." Ujar JooHa, namaku tersebut di dalamnya. Apa Charlotte tidak akan berpikir jika ini semua sudah diatur?. Tidak, tentu ini tidak diatur oleh siapapun.
"Jangan tarik pelatuknya." Ujar Soonyoung. "Bunuh aku saja. Aku tidak apa-apa." Ujar Soonyoung dengan wajah yakin. Charlotte segera berlari ke arahnya "Yeobo! Jangan katakan hal itu! Ayo mati bersama..." Ujar Charlotte dengan air mata yang mengalir begitu derasnya. Apa aku sakit hati? Karena saat ini rasanya aku juga ingin bunuh diri.
"Aaakkhh...." Apa? Soonyoung terjatuh setelah sebuah pisau menancap tepat di ulu hatinya. Soonyoung bunuh diri?. Tentu saja JooHa menurunkan senapannya setelah melihat darah mengalir begitu banyak dari perut dan mulut Soonyoung. Charlotte yang tidak bisa terima akan hal itu masih menangis.
Sedangkan aku menangis melihat Charlotte yang menangisi Soonyoung. "Jangan telpon polisi. Kita tunggu anggota keluarganya datang" perintah JooHa. Tak lama, bibi Soon datang, "ada apa ini ramai-ramai? AAAHHH! Soonyoung!" Teriak bibi Soon kemudian segera menghampiri Soonyoung. "Ss..ssoonnyoung... I..ia.. Bu..bunuh.. Bunuh diri..." Ujar Charlotte terbata-bata diiringi tangisannya.
Akhirnya kini dua wanita yang kukenal menangis hebat menangisi kepergian sahabat lamaku. Kini Kwon Soonyoung sudah tidak ada.
JooHa menarik tangan Charlotte hingga ia berdiri. "Ayo ikut pulang" ujar JooHa, Charlotte masih menangis. Badannya terlihat lemas sekali. "A..aku akan pulang... Setelah pemakaman Soonyoung dilakukan..." Pinta Charlotte. JooHa mengangguk. "Hao, jemput Charlotte setelah pemakaman pria tadi dilakukan." Perintah JooHa padaku. Aku mengangguk.
JooHa mengajak tuan Eunsang keluar dari ruangan itu, Ming masih disini denganku. Aku bertumpu ingin meminta maaf kepada bibi Soon atas kekacauan yang sudah kulakukan, "bibi soon... Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melakukan semua ini. Tidak ada yang menyangka jika YeoRin ada disini. Aku berjanji akan mengganti kerugian, walaupun aku tidak bisa mengganti Soonyoung..." Ujarku.
Bibi soon menatapku dengan mata sembabnya, "jangan meminta maaf..., Soonyoung sudah terlalu rapuh. Aku harap kau bisa mendatangi pemakamannya..." Jawaban bibi soon membuatku berpikir jika ia begitu tegar menghadapi kematian putranya. Tidak ada yang bisa kulakukan untung membalas Soonyoung, akhirnya aku menyetujui untuk menghadiri pemakamannya besok.
Charlotte
"Nona... Aku meminta Padamu, jadilah ibuku..." Seseorang berbicara di belakangku ketika Hao sedang berbicara dengan ibu soon. Aku menghadap ke belakang, anak yang di minimarket?. "Kau...?" Tanyaku. Sedari tadi aku tidak menyadari kehadirannya,
"Ya, namaku Xu Ming Hao. Anak ayah Xu De Hao. Maafkan aku berbicara lancang, atau tidak sopan barusan. Tetapi jika aku boleh jujur, sebenarnya lega sekali bisa bertemu dan berbincang denganmu langsung seperti ini." Ujarnya dengan senyuman. Bahkan ia sangat sopan.
Entah kenapa perkataannya membuatku sedikit tersenyum di tengah isak tangisku ini. Kupikir mereka berhenti mencariku dan menyerah denganku. Tapi dugaanku salah, bahkan ada yang sangat menungguku. Aku tiba tiba saja memeluk anak yang dihadapanku ini. "Terimakasih sudah mencariku... Aku senang ditemukan oleh kalian.." Bisikku pada anak itu. "Besok aku akan mendatangi pemakaman Soonyoung, dan kau ikut pulang denganku" ujar seseorang.
Aku melepaskan pelukanku, ternyata itu Hao. Aku mengangguk. Ini malam terakhirku di rumah penuh kenangan ini. Masih bisa kudengar suara tawa Soonyoung saat kopi melingkar di sekitar mulutnya, bahkan masih bisa kulihat saat Soonyoung tersenyum kepadaku diantara jemuran dengan matahari yang menyinarinya.
Aku harus memanfaatkan malam ini bersama ibu soon dan jasad Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[🔚]Fallin Flowers (Jun x Tzuyu)
Random[COMPLETE☀︎] [JUNTZU CP] "Bunga berhak memilih kemana dan pada siapa ia akan jatuh" ucapan Scarlett sebelum ia mati, terus terngiang di kepalaku. Bertemu Xu De Hao,membuatku mencerna ucapan Scarlett yang awalnya tidak penting. Ya, orang yang kala i...