Bye Bye My Blue [2]

59 6 0
                                    

Charlotte
Ini sudah malam. Soonyoung belum kembali dari pekerjaannya. Aku baru tahu tadi kalau ternyata Soonyoung bekerja di salah satu pabrik roti di perbatasan kota. Dan bibi Mirae bilang jika Soonyoung kembali, kadang ia membawa roti untuk bibi.
Tak lama, Soonyoung kembali dengan menggunakan seragam yang terlihat membuatnya imut. Wajahnya mencerminkan kelelahannya, bibi mirae sudah menyiapkan air untuk Soonyoung minum. "Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya bibi mirae. Soonyoung tersenyum, dan kupikir, ia murah senyum.
"Begitulah, tidak ada yang menarik. Hanya saja..."
"Tolong, cepat padamkan apinya, cepat!" Muncul kegaduhan dari luar. Asap mulai terlihat, apa ada kebakaran?. Bibi mirae melihat keluar "ada apa ini?" Tanya nya, "bu! Rumah Pak Song terbakar!" Ujar yang ditanya bibi mirae.
Kulihat mimik muka Soonyoung berubah drastis. Sepertinya ia ikut panik. Ia segera menaruh tas dan barang lainnya dan langsung berlari keluar. "Soonyoung... Hati-hati..." Teriak bibi mirae mengingatkan. Kini wajah bibi mirae juga terlihat khawatir.
"Jangan risau.. Rumah Pak Song terletak agak jauh." Ujar bibi menenangkan. "Kenapa Soonyoung se panik itu?" Tanyaku. "Anak Pak Song, Yoora adalah teman Soonyoung sejak kecil,namun sayang kecelakaan membuatnya lumpuh total. Sudah lama Soonyoung menabung dan akan menikahi anak itu, namun..." Bibi mirae terdiam. "Kau tahu sendiri sekarang seperti apa. Pak Song jarang di rumah. Firasat ku buruk tentang keadaan anak itu sekarang " ujar bibi mirae.
Sudah kusangka, Soonyoung pasti sedang mencintai seseorang, entah kenapa mendengar apa yang bi mirae ucapkan tadi membuat hatiku ikut menangis. Aku bisa membayangkan bagaimana keadaan Soonyoung saat ini.
Kalut dalam kesedihan dan ingin meninggalkan dunia.
Bibi mirae bilang akan pergi ke lokasi untuk membantu, jadi kini aku sendiri. Kulihat beberapa ambulan bermunculan, sepertinya sangat banyak korban dalam kasus ini. Soonyoung terlihat menggendong seorang wanita yang menurutku itu Yoora. Wajah wanita itu kusam jika kuperhatikan, nafasnya tidak beraturan. Dan wajah Soonyoung terlihat sangat lelah sekali.
Aku masih menunggu dan belum ingin tidur. Setelah semua ambulan pergi, Soonyoung masuk lebih dulu. Di ambang pintu, ia melihatku dan menatapku. "Kau baik baik saja?" Tanyaku. Tiba tiba Soonyoung menangis, aku berdiri menghampirinya kemudian memeluknya untuk menghibur.
Ia membenamkan kepalanya di pundakku. Aku tahu jika pria sudah sangat mencintai, ketika ia kehilangan maka akan membuatnya menangis. "Jangan seperti ini. Aku yakin kau kuat. " Ujarku.
Tubuhnya bergetar dan aku bisa merasakannya.
Jam terdengar sangat nyaring di dukung oleh ruangan yang hening. Bibi mirae sudah tertidur di kamar sedangkan Soonyoung masih diam menunggu kabar dari warga terhadap Yoora-nya itu.
Aku tidak bisa tidur jika keadaan sedang gaduh seperti ini. Apalagi Soonyoung yang hanya terus bungkam tanpa mengucapkan apapun. Hingga ponsel nya berdering, ia segera mengangkatnya. Aku tidak tahu apa yang ia ucapkan, yang aku tahu... Tiba-tiba saja ia terjatuh. Setelahnya, ponselnya pun ikut terjatuh.
Ia terdiam dan bergeming. "Ada apa?" Tanyaku. "Yo..Yoora.... Yoora.... Ia... Ia tidak dapat diselamatkan..." Ujar Soonyoung terbata bata. Kini ia menangis lagi bahkan lebih dari sebelumnya. Ia sangat hancur. Aku bisa melihatnya. Aku kembali memeluknya dan anehnya akupun ikut menangis. "Su..sudahlah... Masih ada aku yang akan menjadi temanmu..." Ujarku.
Charlotte bodoh, aku berkata seperti itu seakan-akan aku tidak akan pernah pulang ke rumah lagi.

Xu Ming Hao
[love is only you_momoland]
Aku,ayah,dan papa makan bersama kali ini. Seperti biasa, jika kami sarapan bersama, sudah pasti ayah yang akan memasak. Tapi.. Ayah hanya mengaduk makanannya sejak tadi tanpa berniat melahapnya.
Aku menyendok Makananku dan menyodorkan ke depan ayah. Ayah yang sedari tadi melamun, kini tersenyum lalu menyambut suapanku. "Ada ada saja kau Hao. Malu pada Ming yang menyuapimu seperti bayi.." Ujar papa lalu kami tertawa.
Sesederhana ini kebahagiaan di rumah kami. Papa akan menikah dengan pacarnya di akhir tahun, dan ayah... Tidak tahu. Ayah bilang, jika ibu Charlotte sudah ditemukan, ia akan langsung melamarnya tanpa menundanya lagi.
Aku senang mendengar hal itu. Paman Inseong sangat Handal dalam membujuk Tuhan. Setelah sarapan selesai, aku pergi ke sekolah dengan papa. "Pa.. Apa sudah ada kabar baru dari nona Charlotte?" Tanyaku mengingat waktu sudah mengalir cepat dan tak terasa sudah seminggu saja nona Charlotte hilang. Papa menggeleng. "Masih belum ada perkembangan lagi. Kuharap ia segera ditemukan. Tidak diinginkan juga jika terlalu lama ia hilang."
     Aku mengangguk mengerti. Tak lama, akhirnya sampai di depan sekolah. Sebelum turun,"doakan aku Pa, agar hariku lancar..". Papa tersenyum mendengarnya, "sudah pasti akan ku doakan anakku yang satu ini" ujar papa sambil mengusap kepalaku. Papa menganggapku anaknya, bukan cucunya. Entahlah, terserah papa.
     Saat aku turun, tak sengaja aku hampir menabrak Ingui. "Ah, maafkan aku" Ujarku. Ingui mengangguk dan tersenyum, "maafkan aku juga" kemudian ia bergegas meninggalkanku. Kenapa? Apa aku menakutkan untuknya?.
     Aku menelusuri koridor dan menaiki tangga hingga sampai ke kelas. Aku melihat teman-temanku yang sudah berkumpul di bangkuku. Saat melihat aku datang, sambutan pagi mereka ucapkan, "wah bos datang, selamat pagi bos" ujar mereka sebagai sambutan pagi yang kumaksud.
     Seperti biasa aku hanya tersenyum sekilas. "Ada apa? Sepertinya seru sekali" tanyaku pada mereka yang berbincang mengenai suatu hal dan terdengar menyenangkan. "Sungguh tidak update sekali bos kita ini" jahil Minam kepadaku. Namanya Minam, artinya tampan, dan boleh kuakui ia tampan. Tapi sikap jahil nya menghilangkan aura 'minam'nya.
     Di kelas, memang Akulah yang paling tidak tahu menahu tentang informasi. Selain jarang bergaul, aku juga tidak aktif bersosialisasi di sosial media. Empat orang yang paling sering menjadi temanku mengobrol di ponsel yaitu ayah, papa, Jinwoo,dan Do Haesung. Dan satu satunya kontak perempuan yang kumiliki hanyalah milik Do Hana. Ya, Hana dan Haesung bersaudara.
Tujuanku memiliki kontak Do Hana, hanya karena ia tidak pernah melibatkan perasaan jika sedang mengobrol serius denganku. Dan jika ada keperluan terhadap teman perempuan yang lainnya, maka aku bisa meminta bantuan Do Hana.
"Jadi, bulan depan akan diadakan liburan sekolah ke pulau Jeju. Bayangkan betapa menyenangkannya hari itu jika tiba, ditambah Ingui pasti akan menjadi yang paling cantik mengenakan pakaian bebasnya" ujar Haesung. Aku diam dan tidak ikut berkutat.
Saat melihat bayangan pak Boo dari jendela, kami semua duduk di tempat masing-masing. Lalu Pak Boo masuk dan menyapa kami dengan semangatnya "Anak anak, hari ini bapak tidak bisa mengajar dikarenakan ada urusan dadakan perihal bulan depan. Karena itu, untuk pelajaran hari ini kalian bebas melakukan apapun, tetapi, ketua kelas harus memastikan kelas tetap tenang. Mengerti?" Ujar Pak Boo sebelum beranjak keluar dari kelas.
Setelah Pak Boo menghilang di belokan, mereka semua bersorak senang. Tentu saja senang, karena pelajaran tidak ada. Walaupun pelajaran Pak Boo termasuk pelajaran menyenangkan.
Aku tidak pernah melakukan hal apapun jika dibebaskan saat pelajaran. Hal ter bodoh yang pernah kulakukan saat bebas seperti ini adalah menonton video girlband twice dan tanpa sadar aku ikut bernyanyi. Bodoh sekali.
Aku memasang headset di telingaku kemudian menyalakan lagu dan bertumpu pada kedua tanganku. Tanpa sadar aku tertidur. Tak lama, Jinwoo menepuk pundakku dan aku terbangun. Lalu aku melihat ke depan sudah ada sekotak cake dengan hiasan berwarna biru. Pertama aku mengalihkan perhatian ke arah Jinwoo. Tidak mungkin Jinwoo semanis ini.
     Lalu Jinwoo mengarahkan dagunya kepada Ingui yang ternyata sedang memperhatikanku. Lalu aku melepas headset ku, aku menoleh ke arah Ingui dan dengan segera ia mengalihkan pandangan dariku.

[🔚]Fallin Flowers (Jun x Tzuyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang