Sembilan: Ah, Jadi Begitu

263 26 9
                                    

Hai readers..

Ada yang matanya masih on?

👔👔👔

Demi merealisasikan rencananya menjauhi Nara, disinilah Gavin berada. Di starbucks yang ada di GI dengan segelas caffe latte dingin yang sudah tandas seperempatnya. Orang yang ditunggunya masih belum menampakkan batang hidungnya kendati ia sudah menunggu setengah jam lamanya. Tempat yang ia pilih tidak terlalu ramai sebab jam makan siang memang sudah lewat satu jam yang lalu ditambah meja yang ia tempati kini berada tepat di sudut sehingga pembicaraan mereka nanti lebih nyaman dan sedikit terkesan private. Sebab apa yang akan ia bicarakan nanti cukup tertutup sifatnya, makanya ia tak mau ada telinga-telinga nakal yang mencuri dengar.

Entar kalo dia viral di lambe meriah gimana? Kan tambah pemes dirinya. Dirinya terkekeh dengan pikiran itu.

Getaran ponsel yang ia taruh di atas meja membuat ia segera membuka ponsel keluaran terbaru miliknya yang tengah menampilkan chat dari Zara. Selengkung senyum menawan terbit dibibirnya kala membaca pesan itu.

Zara

Udah makan?

Gavin

Belum :(

Zara

Makan. Nanti kamu sakit :)

Gavin

Kan kalo sakit tunanganku dokter

Tinggal minta resep cinta langsung sembuh deh

Gavin terkekeh dengan isi pesan yang ia kirimkan pada Zara. Dia baru sadar kalo ada jiwa-jiwa gombal receh yang tersembunyi dalam dirinya. Melihat pesan Zara yang singkat padat dan jelas membuat Gavin mengulum senyum. Wanita itu meski masih dingin dan terkadang jutek padanya tapi Gavin dapat merasakan perhatian penuh darinya. Liat saja pesannya yang takut kalo Gavin sakit karena nggak makan, meski yah dia akuin kalo penyampaiannya sedikit cuek, padahal nggak makan sekali nggak akan bikin dia masuk rumah sakit. Paling juga masuk angin. Getar ponsel mengembalikan atensinya pada benda pipih itu. Ada pesan baru dari Zara.

Zara

Kumat!

Efek laper nih pasti

Makan gih!

Nggak baik nunda makan

Kembali senyum menawan menyapa wajahnya sebelum membalas.

Gavin

Maunya makan kamu, gimana dong? T_T

Dan tawa Gavin pecah saat satu baris pesan balasan dari Zara muncul di ponselnya tak lama kemudian.

Zara

Sarap!

Gadis itu membalas pesannya hanya dengan satu kalimat tapi memberi efek bahagia yang luar biasa bagi dirinya. Menggoda Zara merupakan hobi dan kesenangan tersendiri bagi laki-laki itu saat ini. Setelah kenal dengan Zara beberapa bulan terakhir serta dekat dengan dokter cantik itu, Gavin dibuat jatuh cinta sejatuh-jatuhnya dengan gadis cuek itu. Hanya dalam beberapa bulan saja hatinya sudah digenggam gadis berparas ayu itu hingga Gavin tak yakin hatinya memiliki tempat untuk cinta yang lain. Dirinya benar-benar jatuh berkali-kali tiap hari pada gadis itu. Nggak bisa berenti buat jatuh, berulang-ulang kek aplikasi boomerang.

The Doctor and The ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang