The Doctor and The Army

Dua: Insiden FTV

🍄Happy Reading ^3^🍄

10 Juni 2019, Camp Militer TNI Angkatan Laut.

"Gue bagusan pake baju ini apa ini?" Tanya Gavin pada teman-temannya sembari membandingkan dua seragam kebesarannya. Kalau di lihat-lihat dua seragam itu tak ada bedanya, sama persis. Hanya saja yang satu baru saja jadi seminggu yang lalu dan belum pernah dia pakai.

"Hadeuh, Capt, pake yang baru aja napa sih? Ribet mulu dari tadi." Gerutu Andi, sembari bertepuk tangan pelan. Namun, baru selesai ia bicara kepalanya ditabok dari belakang oleh Kevin karena tempo tepukan tangannya berantakan dan mengacaukan lagu.

Hari ini mereka menikmati hari liburan mereka dengan bersantai dan bernyanyi bersama dengan iringan gitar Zaki. Beberapa teman ada yang bertepuk tangan atau menepuk paha bak drummer, sedangkan khusus untuk Kevin, anak itu didapuk menjadi vokalis tetap dari band acak kadut mereka menggantikan Gavin yang katanya sibuk serta karena memang suaranya yang bagus. Pagi tadi mereka bekerja bakti membersihkan lingkungan camp dan berkemas. Mereka akan di tugaskan di selat Malaka selama satu minggu penuh. Menjaga dan membantu polisi laut setempat mengawasi dan menangkap kapal penangkap penyu ilegal yang sudah di intai di sana minggu depan.

"Lo udah tanya hal itu 49 kali selama dua jam ini tau nggak, sekali lagi lo tanya gue gaplok muka lo pake nih gitar." Kata Zaki ketus. Bukan apa-apa sedari pukul sepuluh pagi tadi dia sudah ribet sendiri hanya karena dua seragam itu, Zaki bosen dengernya, lama-lama dia jadi empet juga. Heran dia, kapten mereka ini kenapa begitu ribet seperti perempuan. Niatnya emang pamer, tapi temen-temen se-tim jadi bosen denger pilihannya yang nggak jadi-jadi selama dua jam ini.

"Gue kan pingin keliatan perfect," Bela Gavin tak terima sembari menempelkan seragam yang baru di badannya dan bergaya di depan cermin. "Apa gue nggak pake baju aja ya?, biar dia terpesona. Kan cewek jaman sekarang doyannya yang shirtless-shirtless gitu." Gumam Gavin yang masih didengar oleh Zaki. Sontak laki-laki tersebut berdiri mengangkat gitar tinggi-tinggi dan membuat gerakan seperti ingin memukul Gavin dengan gitarnya.

"Eh-eh, iya-iya... gue pake yang baru aja. Woles bang bro, entar lo tambah tua trus Mayor Aulia ntar nggak cinta gimana lo?" katanya mengejek Zaki. Yah, sahabatnya yang satu itu memang sedang terlibat kisah cinta segitiga dengan Mayor muda nan cantik itu dengan seseorang yang di jodohkan oleh ayahnya dengan seorang dokter terkenal di Jawa Barat. Mayor Aulia sebenarnya teman sekelas Gavin dan setahun lebih muda darinya yakni 26 tahun, namun ia sudah mendapat posisi setingkat lebih tinggi darinya karena Gavin memang sering memberi keputusan yang bertentangan dengan komandan mereka. Yah, terkadang prinsip kita sering bertentangan dengan protokol yang ada.

"Oke, gue mau mandi dulu yang bersih biar wangi." Kata Gavin meninggalkan ruangan dan menuju kamar mandi setelah mengambil peralatan mandinya serta seragam yang akan dikenakannya. Hari ini hatinya begitu bahagia memikirkan bahwa sebentar lagi ia akan bertemu dengan dokter Zara. Entah mengapa seharian ini ia merasa begitu benar. Segalanya terasa tepat di matanya. Mulai dari latihan fisik yang satu jam lebih lama dari biasanya, ditambah dengan kerja bakti yang tidak ada di jadwal serta perintah tugas ke Kalimantan terasa bukan apa-apa baginya. Entahlah, sihir macam apa yang dipakai dokter Zara sehingga bisa memengaruhinya.

🔫🔫🔫

Di lain tempat dan suasana....

Siang ini Zara tengah makan siang dengan sesama dokter dan perawat sekaligus teman-temannya. Meja berisi lima orang itu begitu penuh dengan canda tawa. "Tau nggak, ternyata dokter Galih ini udah punya calon loh..." celetuk ners Bella, dia adalah anggota termuda bagi komunitas mereka. Sedang yang menjadi topik pembicaraan hanya tersenyum tipis menanggapi itu. Nampak bosan dan tak berminat menanggapi celetukan heboh sesama temannya.