06

16K 821 67
                                    

Malam hari.
Kayla telah selesai mengerjakan tugasnya dari sore sebelum magrib. Namun dia sudah berjanji akan bertemu Lena malam ini. Memang sejak Kayla pulang dari luar negeri keduanya pasti selalu bertemu setiap hari tanpa absen. Ada saja yang mereka bicarakan jika bertemu. Sekarang Kayla sudah berada di rumah Lena. Tepatnya dikamar gadis itu.

"Gimana tugas udah kelar??" Tanya Lena.

"Alhamdulillah kelar. Gila tuh dosen baru juga masuk udah dapet tugas aja" gerutu Kayla sambil memakan cemilan.

"Tadi lo ngerjain tugas dimana??"

"Di perpus kampus,gue belum banyak buku referensi jadi gue ngerjain disana"

"Sama Raka?"

"Siapa lagi.."

Tuhkan bener... Trus Akbar??

"Makan yukk Len laper" ajak Kayla.

"Diluar?"

"Yaiyalah dimana lagi. Pasti pembantu lo gak masak kan? Bokap Lo kan lagi tugas keluar kota" Jawab Kayla yang tahu betul tentang Lena.

Lena mengangguk lalu mengambil tas kecil dengan isi didalamnya. Kayla melangkah lebih dulu keluar kamar dan menuju mobilnya.

"Makan apa?" Tanya Lena.

"Resto biasa gimana?" Tawar Kayla.

"Okey.."

Kayla melajukan mobilnya ke tempat Restoran dimana dulu mereka berempat tidak sengaja bertemu disini. Kalian ingat gak??

Setelah sampai disana. Lena dan Kayla memesan pesanan mereka masing-masing. Sambil menunggu makanan tiba keduanya masih berbincang. Hingga pesanan mereka datang.

"Kay,Akbar bohong sama gue" cicit Lena.

Kayla langsung menatap Lena.

"Bohong?"

Lena ngangguk "tadi dia bilang Raka udah nungguin dia dirumah tapi pada kenyataannya Raka sama lo"

Kayla diam.

"Trus tadi gue mergokin dia sama kakak tingkatnya,yang katanya sih ngajakin dia untuk ikut organisasi jurusan,tapi sampe sekarang dia gak cerita sama gue"

"Bahkan sampe kating nya ngasih nomer teleponnya loh" lanjut Lena.

"Lo yakin?"

"Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri Kay,gue sengaja gak nanya sama dia langsung gue kira dia bakal jelasin tadi pas selesai kuliah ternyata dia juga bohong tentang Raka"

"Em..Lo gak ceplosin ke dia langsung?"

"Gue maunya dia jujur Kay,dia kan gak pernah kaya gini. Lo tau sendiri,ada yang godain dia dijalan aja pasti dia cerita sama gue"

"Gini kita tunggu sampe besok,kalau Akbar gak ada cerita sama sekali. Baru Lo tanya langsung.. gimana?"

Lena mengangguk lesu. Pikirannya jadi negatif pada kekasihnya itu. Akhirnya keduanya melanjutkan makan malamnya bersama meskipun pikiran Lena sudah kemana tau.

****

Disisi lain.
Akbar yang tengah berada dikamarnya sambil duduk dilantai beralaskan karpet sedang bermain PlayStation. Raka belum datang padahal tadi Akbar sudah menghubunginya. Lagi asik main game sendiri tiba-tiba ponselnya berdering menunjukkan ada pesan masuk disana. Akbar mempause game nya lalu membuka pesan itu.

Yura
Gimana Bar? Udah ada keputusan?

Read

Akbar membaca pesan itu sekilas lalu menutup room chat mereka. Tadi siang memang keduanya sudah saling chat. Tapi Akbar bilang sama Yura akan memberi jawabannya nanti malam. Dan sekarang ia di tagih. Padahal Akbar belum sempat bertanya pada Lena apakah dia setuju atau tidak.

Saat ingin menghubungi Lena, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Menampilkan wajah tampan milik sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Raka.

"Lama banget sih lo" cibir Akbar.

"Sibuk guee.." sahut Raka santai.

"Ka gue di ajakin masuk organisasi kampus,menurut lo terima gak?"

"Terserah lo gue sih males ikutan begituan,gue juga di ajakin tadi"

"Tapi kan buat nambah pengalaman Ka"

"Mending gue tidur dirumah dari pada ikut begituan"

Yang begini nih.. yang bikin bangsa kita gak maju-maju.

"Tapi gue belum bilang Lena" cicit Akbar.

"Yaelah masalah beginian aja lo kudu bilang sama dia? Izin dulu gitu sama dia?"

"Bukan karena gue masih sebel sama dia ya Bar,Lo kan tau sendiri hubungan gue sama dia udah baik. Tapi makin kesini gue makin empet aja liat Lo yang kayanya apa-apa harus izin dia. Aturan yaa lo minta izin sama mami bukan sama dia. Bucin dasar" lanjut Raka.

"Ngaca woii lo juga bucin anjir sama Kayla" emosi Akbar.

"Iya gue emang bucin sama Kayla,tapi gak separah lo yang apa-apa kudu ngadu, izin ini itu. Boker aja lo izin dulu kali sama dia,inget dia baru pacar lo bukan istri Lo"

"Trus lo?" Tanya Akbar sewot.

"Gue? Kan gue bilang gue gak separah lo. Lo tau gue. Gue gak kaya Lo yang apa-apa minta izin atau apalah itu. Gue tau batasan"

"Tapi kan Lena sama Kayla beda. Coba aja dulu gue yang sama Kayla" celetuk Akbar membuat Raka menatapnya tajam.

"Masih ungkit yang lalu? Masih ada rasa?" Selidik Raka.

"Apaan sih ah"

"Udahlah main aja" ajak Raka. Dan akhirnya mereka berdua larut dalam kegiatan bermain gamenya. Sedang asik main ponsel Akbar berdering kembali tapi kali ini panjang artinya ada panggilan masuk disana. Akbar segera meraih ponselnya lalu melihat siapa yang menghubunginya.

Salsa? Ngapain nih anak muncul lagi setelah sekian lama. Batin Akbar.

Akbar berdiri lalu pergi ke arah balkon untuk mengangkat panggilan itu. Bukan karena tidak kedengaran Raka,hanya saja memang takut kedengaran Raka sih hahaha...

Semenjak kejadian itu Raka membenci Salsa. Tetapi Salsa selalu berusaha meminta maaf pada Raka dan selalu berakhir dengan penolakan dari cowok itu.

"Halo... Ngapain lo telepon gue?"

"...."

"Dimana?"

"...."

Bip

Sambungan mati dari pihak Salsa. Membuat Akbar geram. Tak lama ada pesan masuk di ponselnya dan Akbar segera membuka pesan itu.



Bersambung.....

AKBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang