29

8.8K 768 185
                                    

Lena duduk di tempat makan tempat janjian dengan Kayla. Hatinya hancur. Hatinya sakit. Semua orang yang selalu mendukungnya tiba-tiba saja berubah dengan cepat. Lena harus apa?

Lena melihat kesana kemari, belum ada tanda-tanda Kayla datang. Padahal tadi Kayla mengatakan sudah ada disini, lalu sekarang dimana sahabatnya itu. Tiba-tiba ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Raka, dengan cepat Lena menjawab panggilan itu.

"Lo dimana?" tanya Lena to the point.

"...."

"Gue di tempat makan, mau ketemuan sama Kayla! Lo kemana aja sih?"

"...."

"Kayla lihat kita disini, sekarang lo kesini, bantu gue jelasin sama Kayla."

"...."

Bip

Setelah sambungan itu terputus, Lena dapat bernapas sedikit lega. Ia takut harus menjelaskan ini pada Kayla sendiri. Kenapa malah serumit ini sih? Kenapa masalah datang secara bertubi-tubi. Lena menunggu Kayla dan Raka tiba, dan ternyata Raka lebih yang tiba di sana.

"Mana Kayla nya?" tanya Raka saat sudah duduk di hadapan Lena, wajahnya seperti orang panik gitu membuat Lena merasa takut lagi.

"Gak tau, tadi dia bilang dia udah disini." balas Lena dengan suara pelan.

Tak lama Kayla datang, wajahnya tidak seperti biasa. Seperti terlihat sedang marah, dan pastinya memang sedang marah sih.

"Kay." panggil Raka pertama kali.

Dan kalian tau? Raka di kacangin dong!!!

Kayla duduk di meja mereka. "Kay, gue bisa jelasin semuanya." lirih Lena.

"Jelasin apa lagi Len? Ini lo berdua ada disini, udah bisa ngejelasin semuanya Len." jawab Kayla. Nada suaranya berbeda, ada emosi disana.

"Tapi gue kesini cuma mau nganterin Raka." jelas Lena dengan lirih berharap Kayla percaya dengan apa yang di katakan nya.

"Lo egois Len, gimana kalo Akbar tau masalah ini? Lo tau sendiri Akbar kaya gimana! Gue kecewa sama lo." lirih Kayla.

Lena mulai menangis. Tidak tau harus melakukan apa. Ia pikir, apapun yang ia lakukan pasti akan salah. Benar, 1000 kebaikan akan hilang dengan 1 kejahatan.

"Gak usah nangis Len, gue cuma mau ngebuktiin sendiri, kalo lo berdua emang ada sesuatu." ujar Kayla.

Lena menggeleng lalu menatap Raka. Memohon agar Raka yang menjelaskan semuanya. "Kay, dengerin aku sebentar. Aku cuma minta tolong Lena buat anterin aku kesini, tapi kamu harus tau, Lena lebih memilih ke toko buku dari pada harus temenin aku jalan." penjelasan Raka membuat Lena sedikit lega, tetapi tidak dengan air matanya yang terus mengalir.

"Tapi tetep aja kamu jalan sama dia!" bentak Kayla membuat nyali Lena menciut.

"Gue kecewa sama lo Len, gue kira lo udah bener-bener gak ada rasa lagi sama cowok gue. Tapi lihat apa yang lo lakuin sekarang sama gue. Aturan lo bisa chat gue dulu, kabarin gue masalah ini." lanjut Kayla membuat Lena semakin menangis. Mulutnya kelu untuk melakukan pembelaan.

Raka menggenggam tangan Kayla, seolah menenangkan masalah ini. Tapi Kayla menepis tangan Raka. "Kamu juga, bisa ya kamu kaya gini? Dia sahabat aku. Jangan karena kamu, aku sama Lena jadi bertengkar kaya dulu waktu sekolah!" maki Kayla.

Lena sudah tidak tahan lagi berada disana. Ketiganya sudah menjadi tontonan publik sejak tadi. Lena beranjak keluar dari sana dan mencari taksi untuk mengantarnya ke tempat Citra. Seharusnya Lena memang pulang kerumahnya untuk menenangkan pikiran, tapi sayang dia sudah janji dengan Citra dan pantang untuknya mengingkari itu.

AKBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang