Setelah acara makan bersama itu, Arga dan Yura berpamitan pulang lebih dulu. Yura menyesal telah membantu Akbar kali ini, karena Yura harus melihat gimana ke uwu an Akbar dan Lena di depan matanya. Berserta kedekatan Lena dengan Citra.
"Ga, aku nyesel deh bantuin Akbar tadi." curhat Yura pada Arga di dalam mobil.
Arga menoleh ke arah Yura dengan penuh selidik, "nyesel kenapa?" tanya Arga.
"Kamu lihat kan tadi, si Lena itu dekat banget sama nyokapnya Akbar." kesal Yura.
"Kan dia pacarnya Akbar, bagus dong." sahut Arga.
"Tapi aku gak suka!"
Arga menarik tangan Yura dengan sebelah tangannya dan sebelahnya masih memegang setir mobil. "Ra dengerin aku ya, kamu gak boleh kaya gitu. Mereka udah bersama jauh sebelum ketemu sama kita. Lagian sejak kapan sih kamu kaya gini? Ini salah Ra, kamu gak boleh suka sama Akbar."
"Perasaan gak ada yang tau Ga, dan kita gak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta." lirih Yura.
Arga menggeleng, "bukan gak bisa memilih, cuma kamu terpaku di satu titik. Dan hanya diri kamu sendiri yang bisa ngendaliin semuanya." pengertian Arga.
Yura diam tak membalas perkataan laki-laki itu. "Lagian ya, kenapa harus Akbar? kenapa gak sama aku aja?" ledek Arga.
Yura mencebikan bibirnya sedangkan Arga tertawa renyah. "Senyum dong, kita mampir ke taman dulu ya." ajak Arga lalu di jawaban dengan anggukan oleh Yura.
****
Lena dan Akbar saat ini sedang berada di rumah Lena. Keduanya sedang duduk di ruang tamu Lena. Dengan senyum yang merekah indah di bibir keduanya. Bahagia. Itulah yang keduanya rasa saat ini.
"Akbar." panggil Lena.
Akbar menoleh karena tadi fokusnya ke televisi di depan mereka. "Kenapa sayang?" tanya Akbar lembut sambil matanya menatap Lena.
"Makasih." ujar Lena pelan namun tetap terdengar oleh Akbar.
Akbar tersenyum lebar lalu merentangkan tangannya membuat Lena langsung masuk kedalam rengkuhan laki-laki itu. "Makasih juga untuk kamu yang selalu sabar ngadepin aku selama ini Len, aku beruntung punya kamu." ujar Akbar lembut sambil mengusap rambut Lena pelan.
Lena mengeratkan pelukannya, "aku yang harus bilang banyak terimakasih sama kamu, apalagi sama keluarga kamu. Karena semenjak aku kenal kamu, aku kembali ngerasain kasih sayang seorang ibu dari mami. Aku ngerasa jadi orang paling beruntung saat aku bersama kamu. Aku kira, aku bakalan hancur kalau aku gak bisa dapetin Raka. Ternyata salah, kamu lah yang terbaik." ujar Lena dengan suara yang bergetar.
Akbar melepaskan pelukan itu lalu menangkup wajah cantik milik kekasihnya, menatapnya dalam-dalam. Dengan gerakan lambat ibu jari Akbar menghapus air mata Lena.
"Gak usah berlebihan kaya gitu sayang, aku cuma manusia biasa, dan manusia itu tempatnya salah, jangan terlalu berharap lebih ya, aku gak mau kamu sakit hati lagi karena aku. Kita ikuti aja alurnya, tapi kita sama-sama berdoa supaya kita berjodoh. Aamiin."
"Aamiin." sahut seseorang yang baru saja datang. Ternyata ayah nya Lena.
Akbar bangkit dari duduknya lalu menghampiri Wirawan dan mencium punggung tangannya, "malam om." sapa Akbar.
"Malam juga Akbar." sapa balik Wirawan.
"Ayah udah makan?" tanya Lena pada ayahnya setelah mencium punggung tangan ayahnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR
Ficção Adolescentekisah tentang seorang cowok tampan sedikit badboy yang digemari oleh para wanita karena ke humorisannya. jadi langsung baca ajaa yukkk. yang belum tau siapa diaa bisa baca cerita sebelumnya disana udah dijelasin siapa dia. happy reading ❤