45# Berantem?

154 22 0
                                    

Sekarang adalah waktunya istirahat, dimana Devina, Mevia, Muthia, Gemmad, Afif, Vania, Ranel, dan juga Devano ada di sana.

Maunya sih, Devina mau menjelaskan semuanya. Mevia sudah meminta bantuan Marvel untuk memaksa Nevin datang kesini.

"Dev! Lu kok deket banget sih ama Devano?" tanya Afif.

"Nah bener tuh" ucap Ranel menyetujui perkataan Afif.

Muthia pun ikut ngangguk ngangguk ngerti, "Eh iya bener, apa jangan jangan--"

"Jangan jangan apaan Mut?" tanya Gemmad kepada Muthia yang menggantungkan kalimatnya.

"Jangan jangan kalian udah udah kenalan ya" ucap Muthia.

Semua menatap datar Muthia.

"Terus ada hubungannya apa sama kenalan?" ucap Mevia.

"Kan tadi si Afif bilang kalau Devina ama Devano deket, jadi mereka kenalan dong"

"Nggak paham sumpah" Vania yang ikut menggeleng kan kepalanya.

"Ini gua yang goblok atau lu nya yang nggak paham sih Mut" Ranel yang udah misuh misuh nggak jelas dari tadi.

Asik asiknya mereka mengobrol, tiba tiba Marvel datang dengan Nevin di belakangnya.

"Eyyy, wasap epribadeh"

Nevin berdecak, pasalnya ia di paksa kemari bersama Marvel. Padahal ia sedang malas untuk bertemu Devina. Tapi kata Marvel, semua bakalan baik baik saja. Everything to be daijobu, gitu kalau kata bang Marvel.

"Duduk Vin" seru Gemmad.

Nevin pun kemudian duduk di samping Gemmad dan depannya ada Devano. Nevin mah sa bodo amat. Sama halnya dengan Devina. Yang lain melihat keduanya bingung. Ada apa sama mereka?

"Oh buat semuanya. Gua belum kenalan yang sama kalian. Kenalin gua Devano Heyana" ucap Devano sembari menekan kata 'Heyana' di sana.

"Ck, udah tau kali" decak Nevin malas.

Dukk

Nevin memukul meja dan membuat semua menatap Nevin bingung.

"Sebenernya lu ada apa sih sama Devina?" ucap to the point.

Devano tersenyum smirk ke arah Nevin.

"Dia itu cuma--

"Gua mantan Devina" ucap Devano yang memotong seenaknya ucapan Devina yang ingin menjawab.

Semua yang ada di bangku sana melotot tidak percaya dengan pengakuan Devano.

"Oh jadi gini" gumam Nevin tapi masih di dengar oleh yang lainnya.

"Apa? Jadi gini apa?" ucap Devano dengan nada yang.. mengejek?

"Ohh lu gua inget, lu Nevin kekasihnya Devina kan? Jadi lu orangnya. Dia sering banget cerita ke gua tentang lu" jelas Devano.

Devina melotot ke arah Devano, apa yang dia bicarakan? Ini semua adalah bohongan? Kenapa juga Devano bilang begitu kepada Nevin dan yang lain?

Nevin sudah sangat sabar menghadapi semuanya. Selama ini Devina tidak pernah berbicara kepadanya soal ia yang mempunyai mantan.

"Gua pergi" seru Nevin kemudian pergi begitu saja dari tempat. Devano yang tersenyum bangga pun mengikuti Nevin pergi. Devina yang melihat Devano pergi pun ikut juga mengikutinya.

Yang lain hanya melongo tidak mengerti apa yang di maksud dengan ketika temannya itu. Dengan cepat, Mevia langsung menjelaskan semuanya kepada teman teman lainnya.

Nevin sedang duduk di bangku taman belakang sekolah. Ia sekarang sudah mulai frustasi dengan semua kejadian yang ia lewati.

"Ngapain lu kesini?"

Mendengar suara itu, Nevin spontan menoleh kebelakang. Di sana terdapat Devano dan juga Devina yang ada di belakang Devano. Tatapan Devina seperti, tatapan khawatir saat ini.

"Ck, mau apa lu kesini?" ketus Nevin.

"Gua cuma mau bilang, kalau gua pasti bisa rebut Devina dari lu" ucap Devano yang tak kalah ketusnya.

"Maksud lu apa hah?!" Nevin sudah tidak bisa menahan lagi amarahnya. Kali ini ia mencengkram erat kerah baju milik Devano.

Nevin yang sadar kelakuannya lun menghempaskan kerah baju milik Devano begitu saja.

"Kenapa? Nggak suka?" lirih Devano yang membuat Nevin semakin murka kepadanya.

"Nevin, semua yang di bilang Devano itu--

Dengan cepat, Devano segera mendorong Devina kebelakang.

"Gua nggak akan biarin lu ambil Devina dari gua"

"Seyakin itu lu bisa ngejaga Devina?" remeh Devano.

Nevin mendengus kesal, "Gua bilang, GUA NGGAK BAKAL BIARIN SIAPA AJA REBUT DEVINA DARI GUA. TERMASUK LU!!" marah Nevin sambil menunjuk Devano dengan jarinya.

Devano kembali tersenyum smirk, "Yakin? Gua sama Devina di takdirkan bersama asal lu tau itu"

"Cih, tau dari mana lu?!"

"Karena, Devina itu kembaran gua"

Degg

Seketika Nevin membeku di depan. Ia tidak tulikan? Apa benar yang di bilang Devano itu?

Prok prok prok

"Selamat! Jadi gua percaya sama lu yang bisa ngejaga Devina"

"Bentar gua--

"Iya Vin"

Devano menarik Devina kedalam rangkulannya, "Si anak jelek ini kembaran gua"

"Lu nggak sadar nama belakang kita sama? Devina Heyana dan Devano Heyana" lanjut Devano.

Tunggu? Kenapa Nevin bisa lupa nama belakang Devina. Dan kenapa Nevin tidak terpikirkan jika Devano dan Devina ini kembar. Sudah terlihat sekali dari nama mereka dan wajah mereka yang sama jika di lihat dengan seksama.

Mungkin ada yang bilang tidak mirip karena mereka berbeda kelamin.

Nevin berdiri lemas saat ini. Jadi selama ini ia salah paham?

"Dev aku--

"Apa?! Udah jelaskan! Ini semua nggak bakal terjadi kalau kamu biarin aku jelasin semuanya waktu itu?!" ketus Devina kemudian pergi meninggalkan Nevin dan Devano di taman.

Devano tersenyum manis ke arah Nevin dan mendekati Nevin kemudian menepuk pundaknya.

"Udah, dia emang gitu sifatnya. Agak ngeselin tapi ngagenin"

"Devano gua minta maaf soal--

"Udah nggak papa, yang minta maaf itu justru gua. Gua malah yang ngeprank lu tadi. Ini biar gua yakin seberapa lu sayang sama kembaran gua" potong Devano.

Nevin tersenyum kemudian mengangguk, "Yaudah, yuk ke yang lain. Pasti mereka nungguin kita kan?"

Nevin dan Devano pun pergi ke kantin untuk menyusul yang lain.



Yoooo gimanaaa?? Devina punya saudara kembar? Wow! Bakal aku jelasin semuanya di nextnya.

Selalu vote dan dukung author okayy???

Ada Apa Dengan Youtuber? || Ft. NevinGamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang