Seharian Melsa sibuk karena mendekor ulang kamarnya, Alex menawarkan bantuan padanya namun ditolak. Melsa tidak suka ada ikut campur dari orang lain saat mengatur kamarnya sendiri. Ia ingin melakukannya sesuai dengan kemampuan dan keinginannya.
Ia juga sengaja menyalakan mode silent di ponselnya agar tidak terganggu dengan teman-temannya maupun Alex jika tiba-tiba ia menghubunginya.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan kamar Melsa, ia hanya ingin ganti suasana dan kebetulan saja minggu lalu ia baru melihat video tutorial di youtube bertema skandinavia. Ia jadi tertarik dan bosan melihat kamarnya yang tidak memiliki tema apapun. Dulu saat pindah ke apartemen ini ia hanya membeli barang-barang yang ia butuhkan tanpa memikirkan konsep untuk kamarnya.
Esok hari setelah ia berniat mengganti tema kamarnya, Melsa dengan gencar mencari semua barang-barang yang ia butuhkan di online shop. Semua barang pesanannya tiba kemarin lusa, sempat ingin mendekor di hari sabtu namun ia ingat ada temannya yang akan mengadakan acara bridal shower walaupun ujung-ujungnya Melsa tidak jadi datang karena Alex.
Jadi Minggu ini adalah hari yang tepat untuk Melsa melakukan renovasi kamarnya.
Ia mengganti meja kecil di pinggir tempat tidurnya dengan meja baru berwarna putih tulang yang baru ia beli. Semua dekorasi bertema serupa sudah ia pasang di dinding dan meja belajar. Tidak lupa, ia juga mengganti sarung bantal dengan aksen hitam putih yang simple membuat kamarnya terlihat lebih rapih dan luas karena hanya ada warna hitam dan putih tulang di kamarnya.
Mata Melsa menilik seluruh ruangan untuk menilai hasil renovasinya, setelah dirasa puas ia menghembuskan napas dan tersenyum senang lalu mengistirahatkan punggungnya di atas kasur. Rasanya tulang-tulang di punggung terasa sakit saking terlalu fokus mendekorasi.
Tangan Melsa meraba kasurnya untuk mencari ponsel yang sejak tadi ia diamkan. Ia membuka satu-persatu notifikasi yang tadi ia lewatkan.
Mel jangan lupa tugas besok, pesan dari Tita mengingatkan ia tentang tugas yang harus dikumpulkan besok. Check. Melsa sudah mengerjakan tugas itu sebelum ia mulai mengobrak-abrik kamarnya ini.
Kabari aku kalo kamu udah selesai berantakin kamarnya. Pesan dari Alex namun ia belum mau menghubungi pria itu. Nanti saja sebelum tidur.
Dek, kamu kapan pulang ke rumah? Chat dari ibunya. Melsa tersenyum membaca pesannya, sudah hampir seminggu Melsa belum menelepon ibu atau keluarganya yang lain. Dengan cepat jari tangannya membalas, Akhir bulan depan ya bu aku mudik. Sekarang masih banyak tugas.
Setelah selesai berkutat dengan whatsapp, ia pindah ke instagram. Melsa tidak menyalakan notifikasi instagram, ia sudah mewanti-wanti orang-orang terdekatnya untuklangsung menghubungi whatsapp atau telepon jika ada keadaan penting. Terlalu banyak alat komunikasi kadang membuat Melsa bingung dan berakhir lupa untuk merespon. Maka dari itu ia kaget saat jarinya menekan tombol notifikasi dari akun instagramnya.
Muncul puluhan likes dan tiga akun yang baru mengikuti Melsa. Dua diantaranya adalah teman KKN nya dulu dan satu akun terakhir yang berhasil membuat Melsa kaget.
Reihan Adhyasta telah mengikuti akun instagram Melsa dan menyukai semua postingannya.
Shit.
Ini pasti karena ia tidak sengaja menekan tombol like di lukisan yang Reihan posting kemarin.
Seakan belum cukup kejutan yang Melsa terima, saat ia menggeser layar instagram itu ke kiri, muncul tampilan pesan masuk dari orang itu.
Reihanadhyastha : Hai Mel, apa kabar?
Melsa menggigit bibirnya, ragu harus berbuat apa. Jika ia membalasnya, apakah tidak masalah? Jika tidak balas, sesuatu terasa mengganjal di dalam hatinya.
Ia memejamkan mata sejenak untuk berpikir, seolah-olah ia akan mendapatkan jawaban jika melakukan itu.
Namun hampir 10 menit ia masih tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya ia putuskan untuk mengabaikannya dahulu.
Pikiran dan badannya sedang lelah karena baru saja melakukan pekerjaan berat. Jangan anggap dekorasi itu mudah ya, buktinya pinggang Melsa saja sudah mulai sakit karena terlalu banyak mengangkat dan memindahkan barang-barang.
Melsa memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, sebelum ia masuk ke kamar mandi ia memesan makanan dari aplikasi ojek online sehingga saat ia selesai mandi, kemungkinan makanan sudah datang. Perutnya ternyata tidak bisa bertahan lama tanpa makanan padahal ini baru jam 7 malam.
*
Sambil mengeringkan rambutnya yang basah, Melsa menyalakan ponsel untuk menonton Netflix. Ia sedang mengikuti drama Itaewon Class yang sedang ramai di bicarakan teman-temannya. Setelah ia rasa rambutnya setengah kering, Melsa meletakan hair dryer dan mengambil bungkusan makanan yang sudah ia ambil tadi.
Melsa dibuat pusing melihat kelakuan si pemeran wanita berambut ombre itu. Namun ia juga kesal melihat wanita berambut panjang yang sudah lama menjadi wanita idaman si pria.
Melsa terhanyut oleh konflik drama korea yang sedang ia tonton hingga ia tidak sadar waktu sudah beralih menuju pukul 10.
Jika saja layar ponselnya tidak berubah dari drama menjadi deretan nomor di ponselnya ia tidak akan sadar ia sudah menonton selama itu. Alex meneleponnya dan menghentikan konsentrasinya untuk menonton.
"Halo Lex?"
"Kamu ngapain?" jangan salah membaca nada bicara Alex. Ia tidak sedang bertanya dengan manis apa yang sedang Melsa lakukan. Pria itu bertanya dengan nada kesal, bahkan Melsa bisa membayangkan bagaimana wajah pria itu saat bertanya.
"Aku lagi nonton."
"Nonton?" Nada suaranya meningkat. "Kamu g abaca chat dari aku? Aku chat kamu sejak lima jam yang lalu!"
"Tadi waktu kamu chat aku belum selesai terus kelupaan deh mau bales." Melsa berbohong walaupun bagian ia lupa itu memang benar.
"Bisa-bisanya kamu lupa. Makanya kalo hp nyala tuh jangan di anggurin."
Melsa memutar bola matanya mendengar cowok itu ceramah. "Ya udah sih Lex." Melsa mengucapkan ini dengan manis berusaha membuat Alex luluh dan berhenti ngomel.
"Aku nungguin kamu selama lima jam, aku kira kamu masih butuh waktu untuk benerin kamar kamu. Ga taunya kamu malah asik nonton."
"Ya udah, maaf ya." Melsa benar-benar sudah malas mau bicara apa lagi, terpaksa ia mengalah meminta maaf walaupun setengah hati.
Alih-alih menjawab, Alex malah memutus panggilan secara sepihak. Melsa mengerutkan alis saat melihat itu terjadi.
Kesal, wanita itu menjatuhkan ponselnya ke atas kasur bersamaan dengan tubuhnya. Namun sebelum ia memejamkan mata kali ini ia meraih kembali ponselnya dan membuka aplikasi yang berada di halaman paling depan.
Jarinya mengetikan sesuatu.
Melsayufi : hai Rei, kabar baik. Kamu gimana?
YOU ARE READING
FORCED LOVE
RomanceMelsa tidak akan pernah bisa lepas dari kekasihnya, Alex yang super posesif dan mesum. Alex mengancam akan menyebarkan video mesum mereka jika Melsa pergi darinya. Bagaimanapun, Melsa harus mencoba kabur darinya, bukan?