kontrak

593 86 4
                                    

Karena hari sudah malam, nenek di panti itu menyuruh Changbin untuk beristirahat dulu.

Ini pertama kalinya Changbin memasuki panti asuhan. Biasanya sih, dia liat di sinetron tv.

"Tuh, cari dompetnya"

"Banyak bat. Lo nyuri dari siapa aja sih ?"

"Bukan urusan lo"

Sekarang, Changbin berada di kamar Stella. Ukurannya sedikit sempit bila dikatakan sebagai kamar.

"Btw, gimana lo bisa kenal preman yang ada disini ?" Tanya Changbin sambil mengacak-acak tumpukan dompet

"Dia anak panti yang kabur"

"Eh ? Kok kabur"

"Katanya sih, pengen kebebasan aja. Tapi, selain anak panti gue juga kenal sama beberapa preman. Mereka biasanya dateng buat minjem duit"

"Lo preman juga ?"

"Nggak. Gue gak ngebentuk organisasi apapun. Gue bergerak sendiri"

"Terus jepit yang dipake lo ?"

"Jepit biasa. Gue emang suka pake jepit"

Muka Changbin datar seketika. Soalnya, dia sudah susah payah nyari tentang preman dengan simbol ombak di internet.

Tau taunya, cuma jepit biasa.

"Nah!! Ketemu!!" Teriak Changbin girang

Dia langsung mengeluarkan foto gyu, lalu menciumnya.

"Lo segitunya ya, sama foto doang"

"Jika menurut lo uang lebih berharga, maka menurut gue foto ini yang lebih berharga"

"Kenapa ? Itu boneka pacar lo ?"

"Bukan. Boneka gue"

Mata Stella membulat seketika. Biasanya laki-laki lebih suka action figure. Lah, ini malah boneka.

"Emangnya boneka itu kenapa ? Ada arwah penunggunya ?"

Lagi-lagi, Changbin menghela nafasnya. Pikiran Stella itu gabisa ditebak.

"Bukan. Dia yang nemenin gue pas susah"

•••

"Makannya kalo jalan-jalan tuh hati-hati!! Jadinya ada paparazi yang ngancem kita"

"Hah ? Ngancem gimana ?" Kening Changbin berkerut seketika

"Dia bilang kalo gak bayar, foto itu bakal disebar. Harga fotonya juga mahal"

Karir Changbin saat ini sedang naik. Satu-satunya cara agar tidak rugi hanyalah membuat konferensi pers. Tapi, untuk itu dibutuhkan persetujuan Stella.

Changbin merutuki dirinya sendiri. Kenapa takdir mempertemukan dia dengan Stella disaat ada paparazi ?

•••

Sekali lagi, Changbin datang ke panti asuhan tempat Stella tinggal.

"Ya ? Ada apa ?" Suara nenek terdengar dari ujung lorong

"Eh ? Kalo gak salah, Abin ya ?" Tanya nenek yang mencoba untuk mengingat Changbin

"Eh, bukan nek. Tapi Changbin"

"Oh! Iya. Changbin. Mau apa kesini nak ?"

"Stellanya ada nek ?"

"Stella kan pengharum ruangan"

After | Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang