"Hahah, lo ngapa sihh? Kayak nggak sabaran gitu?" tanya Eric sedikit tertawa.
"Aa-anu..?" Eric menaikkan sebelah alisnya pertanda dia ingin mengetahui apa yang dimaksud dari kata Shasya tadi, sehingga cewek itu menjadi gugup seperti itu. "Shasya-"
"Eh syaa!!" teriak Indah yang melihat Shasya dan Eric berduaan di depan ruang osis. Shasya yang ingin melanjutkan kata-katanya harus terpotong dan melupakannya saja.
"Eh, Ndahh. Kenapa?" tanya Shasya bingung atas kehadiran teman barunya yang satu ini.
"Temenin gue sama Astrid di lapangan woee!" balasnya sambil menarik-narik tangan Shasya dengan paksa. "Iihh, iya Ndah. Sabar. Nggak usah narik-narik tangan gue kayak gitu dong!!" jawab Shasya sambil mencoba melepaskan tarikan tangan Indah. "Cepetan woee!!! Astrid udah nungguin kita disana!!!"
"Lo kira nunggu di alam akhirat apa? Pake kata udah nunggu disana!" tekan Shasya. Eric hanya menggelengkan kepalanya saja melihat dua orang yang ada dihadapannya ini. Menurut Eric, mereka ini lucu? Aneh? Seperti itulah.
"Buruan monyet!!" Kata Indah sambil menarik-narik lengan Shasya kuat. "Iya begoo!!" Kesal Shasya.
"Gue nggak bego, monyet!!" Sahut Indah.
"Diem!!" timpal Shasya kepada Indah. Indah terdiam, namun masih menarik lengan Shasya dengan kuat.
"Eric!! Shasya balik ke lapangan yah, bye Eric!" pamitnya dengan terburu-buru dan langsung diseret oleh Indah ke arah lapangan dengan paksa.
"Bye" katanya sambil terkekeh sedikit,karena melihat tingkah laku dua orang cewek tadi.
***
"Buset dah Ric!! Lo beruntung banget dicari ama bidadari dari surga" serbu Alvin. "Eh toak!! Masih aja lo ngomongin tuh cewek!! B aja kali mas!!" timpal Iqbal dengan kesal pada Alvin.
"Bidadari? Bidadari apaan woi!! Gue nggak ngerti maksud kalian" tanya Eric seraya menggelengkan kepalanya dengan sedikit terkekeh. "Buset, lo jadi orang emang nggak peka banget ya lo! Tu cewek cantik bener woee, kek bidadari dari surga." Kata Alvin.
"Kau bidadari 🎵
Jatuh dari surga di hadapanku 🎶
Eeaa... " Alvin bernyanyi."Ya elahh, si tengil malah nyanyi lo!!" Kesal Iqbal menepuk pundak Alvin keras.
"Kenapa sih lo?! Pms?" Ucap Alvin dengan polosnya sambil memegang pundaknya yang terasa sakit oleh Iqbal tadi.
"Anjing!! Lo kira gue cewek apa hah?!" Cerca Iqbal.
"Selow pak pms! Gue bukan hewan! Gue manusia!!" Teriak Alvin tak terima.
"Udah-udah-udah-udah-udah!! Lo berdua dari tadi ribut mulu. Telinga gue capek denger lo pada ribut nggak ada henti-hentinya. Kapan selesainya woi!!! Nih, bentar lagi giliran kita yang main!!" Sahut Eric memperjelas.
"Iye-iye!!" balas Alvin dan Iqbal bersamaan dengan nada yang sama kesalnya.
Alvin dan Iqbal adalah dua orang temannya Eric sejak mereka duduk di bangku SMP sampai sekarang.
Sedikit cerita, Alvin orangnya ke pede-an, orangnya terlalu berharap lagi.
Iqbal? Dia orangnya jago bela diri, sebenarnya dia orang yang periang juga sama kayak Alvin kecuali kalau dia lagi nggak mood yah kayak tadi.
"Perhatian semuanya!! Sekarang giliran kelompok A dan kelompok C yang bermain!! Dipersilahkan anggota dan kelompok untuk segera menuju ke lapangan!!!" Kata kakak osis tersebut.
"Yaudah, sekarang giliran kita yang main.Kita udah dipanggil. Semangat semuanya!!" Kata Iqbal memberi semangat pada dirinya dan juga kepada timnya seraya menuju ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERICSYA
Fiksi RemajaIni sebuah kisah, kisahnya Shasya Elbaract Rose dalam memenangkan hati seorang cowok. Dia seorang cewek cantik yang banyak disukai oleh semua kaum adam. Dia adalah seorang cewek yang pintar, periang, lucu, dengan paras yang cantik. Dia suka dengan s...