25 - Terungkap

258 31 0
                                    

Weni cameback
Silent reader di larang mampir!

Happy reading

*****

Bughh Bughh!!

Akhirnya Marvel berhasil juga memukul wajah pria itu, tangan nya sudah gatal-gatal sejak tadi ingin memukul pria di hadapannya ini karena Dinda selalu mencegahnya.

Bahkan wajah Marvel sudah memerah menahan amarah.

"Hahahaha!! lo itu bodoh Vel! bahkan lo enggak curiga saat Radit mengambil senjata lo untuk ngebunuh tu cewek!"

"Shitt! ternyata dia yang mengambil senjata gue waktu itu!" Batin Marvel.

"Kenapa? Baru nyadar lo!" sindir Alfin.

"Apa alasan lo bunuh cewek itu?" Tanya Dinda yang sudah penasaran sedari tadi.

"KARENA DIA NOLAK CINTA GUE!!" Teriak Alfin emosi. "Jika gue enggak bisa memiliki Fitri, maka orang lain pun enggak boleh memilikinya!!" teriak Aflin sepeti orang kesetanan.

"Fitri," lirih Riska.

"Lo kenal sama Fitria Audry?" Tanya Dinda yang sempat mendengar suara Riska.

"Dia kakak kelas gue waktu SMP," jawab Riska lirih, "jadi selama ini Fitri yang lo sebut-sebut itu Fitri keluarga Audry?" Tanya Riska kepada Alfin.

Pasalnya. Selama mereka menjalin hubungan, Alfin selalu menyebut namanya dengan nama Fitri.

"Iya," singkat Alfin.

"Kenapa?" Tanya Riska, bahkan bulir bening sudah membasahi pipi mulusnya.

"Karena gue cinta sama Fitri, bukan lo!" jawab Alfin penuh penekanan.

"Kalo lo nggak cinta sama gue, ngapain lo sampe mau nyusul gue ke sini?" tanya Riska seraya menghapus air matanya.

"Lo mau tau, apa alasan gue nyusul lo kesini?" Tanya Alfin dan di angguki oleh Riska.

"Karna gue nggak mau kehilangan sumber keuangan gue!" ucap Alfin dan cukup membuat Riska terdiam.

Benar yang dikatakan Alfin, selama dia menjalin hubungan dengan pria itu, dia selalu memberi apa pun yang di minta oleh Alfin, bahkan setiap mereka jalan-jalan pasti dialah yang selalu membayar apa pun yang di inginkan oleh lelaki itu, bodoh. Memang bodoh, bahkan selama ini dia tidak menyadari nya.

Melihat Riska yang diam dengan mata yang sudah di banjiri air mata membuat Dinda merasa iba dan membawa gadis itu kedalam pelukannya.

Cukup lama menyaksikan percekcokan antara sepasang kekasih ini, kemudian Marvel memutuskan untuk bertanya kembali.

"Jadi, apa alasan lo nuduh CBK dalam pembunuhan ini?" Tanya Marvel saat situasi sudah mendukung.

"Gue lakuin ini, karena gue dan Radit mau balas dendam sama lo, gara-gara kehadiran lo, Radit batal jadi ketua di Coold Blooded killer. Kalo lo enggak kembali, mungkin sekarang Radit yang menjadi ketuanya di sini!!" Teriak Alfin "Makanya gue dan Radit ngejebak GCBK dalam pembunuhan itu biar lo di anggap enggak becus jadi ketua di sini!" Ucap Alfin dengan senyum menyeringai yang menghiasi bibir tebal nya.

Bughh Bughh!!

Habis sudah kesabaran Marvel, Pria itu sudah terkapar karena pukulan bertubi-tubi dari Marvel.

"Vel udah. Tenangin diri lo, kalo lo bunuh dia, kita nggak bisa dapatkan bukti dari dia!" ucap Dinda seraya menghentikan Marvel yang sudah memukul Alfin dengan membabi buta, bahkan wajah pria itu sudah tidak terbentuk lagi.

"Lo nggak usah khawatir Din. Gue udah nyuruh Satya untuk memasang kamera CCTV di sini, jadi lo nggak usah khawatir, kita udah berhasil dapatkan buktinya!" ucap Marvel yang masih saja memukul Alfin tanpa ampun.

Dinda menghela nafas lega saat mendengar kata Marvel barusan, ternyata sahabat nya ini pintar juga.

Kemudian Dinda pergi keluar tak lupa pula gadis itu membawa Riska bersama nya.

Kalo masalah Alfin biarlah Marvel menyelesaikan nya, Dia sudah tidak tau menau soal itu. Dinda hanya menunggu kabar apakah Alfin masih hidup atau tidak nantinya.

Sesampainya di ruang tengah gadis itu tidak menemukan keberadaan teman-temannya, apakah mereka sudah pulang? Pikir Dinda, tapi tidak mungkin mereka pulang secepat ini, bahkan jam saja masih menunjukkan pukul sepuluh malam, tidak mungkin mereka pulang secepat ini.

"Wess gercep juga ya si bos."

Tunggu. Dinda dan Risa sama-sama menoleh "itukan suaranya-Satya," ucap Dinda, kemudian gadis itu melangkah ke arah ruang komputer dimana terdengarnya suara Satya dan di ikuti oleh Riska di belakang nya.

Sesampainya Dinda dan Riska di ruang komputer, kedua gadis itu melongo melihat semua anak CBK yang duduk dengan rapi seraya menonton Marvel yang tengah menyiksa Alfin melalui rekaman CCTV yang ada di gudang itu.

"He'hmmm;" deheman Dinda cukup membuat semuanya terlonjak kaget.

"Eh, ada Dinda, kapan datang Din?" Tanya Satya mengalihkan perhatian Dinda.

"Siapa yang nyuruh kalian ngelihat itu?" tanya Dinda dingin hingga membuat bulu kuduk mereka berdiri.

Memang, dari seluruh anggota CBK yang paling di takuti adalah Marvel dan Dinda. Bukan apa, mendengar suara dingin nan datar itu, di tambah mata tajam bak elang itu cukup membuat seluruh anggota CBK jadi merinding jika berhadapan dengan kedua makhluk itu.

Capat seperti Selang Waktu semua telunjuk anak CBK terarah ke wajah tampan Satya.

Tentu saja, siapa lagi dalang dari semua ini kalo bukan Alsatya Mahendra.

"AAGGHHH!!!"

Semua yang ada di ruangan itu langsung menoleh ke arah komputer yang masih hidup itu saat mendengar teriakan Alfin.

Di sana terlihat jelas Marvel hampir saja melenyapkan Alfin namun terhenti saat menyadari sesuatu.

Kemudian pandangan Marvel tepat mengarah ke arah layar komputer yang berarti Marvel tengah melihat ke arah dimana kamera itu berada, cukup lama Marvel melihat ke arah kamera, kemudian pria itu keluar dari gudang tersebut dan meninggalkan Alfin yang sudah terkapar degan wajah berselimbah darah.

*****
TBC
Uhh, Marpel nakutin juga yak😶

Jangan lupa untuk vote dan komen,
Share juga cerita ini ke teman-teman kalian ya.

Udah sampe situ dulu
See you:)

MARVEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang