1

101 8 0
                                    



Allahu akbar 3×
Laaillahaillah huwallahu akbar

Pagi ini berbeda dengan pagi yang lain. Yang kemarin langit begitu mendung, sekarang mulai mencerah. Terdengar suara takbir dari arah barat. Itu dari masjid.

Cantik. Itulah kata pertama untuk seorang perempuan cantik yang sedang melihat penampilannya dicermin. Dengan setelan gamis sederhana berwarna hitam disertai kerudung berwarna hijau army. Tidak lupa sebuah bros yang menempel cantik dikerudungnya.

Tok tok tok

"Dek, mama masuk ya." Terdengar suara wanita paruh baya diluar sana. Setelah mendengar jawaban, wanita itu masuk.

"Sudah siap?" Tanya bunda kepada anaknya. Perempuan itu berbalik menghadap bundanya dan tersenyum sangat indah.

"Sudah dong. Yuk berangkat." Jawabnya antusias sambil menggandeng lengan bunda menuju ruang keluarga.

Hari ini hari yang istimewa menurut perempuan itu. Dimana hari mereka ingin melaksanakan sholat idul adha dimasjid dekat rumah.

Dirumah hanya ada dia dan bunda. Ayah dan kakak laki-lakinya sudah terlebih dahulu berangkat ke masjid.

"Sebelum berangkat baca surah Al-Fatihah dulu ya dek." Sang bunda memberitahui dan dijawabnya dengan anggukan.

Dia sangat bersyukur bisa bertemu lagi dengan hari yang penuh berkah ini. Tidak jarang ia berterima kasih dengan Allah yang sudah memberikan oksigen dengan cuma-cuma. Dia berjanji tidak akan meninggalkan kewajibannya sebagai Muslim dan meninggalkan larangan-Nya. Menurutnya begitulah cara membalas rezeki yang Dia berikan kepadanya.

Fatimah Adinda Safitri. Lahir di Banjarmasin 16 April 2003. Bundanya seorang pebisnis kue, sedangkan sang ayah seorang TNI. Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang umurnya enam tahun diatasnya. Kini kakaknya tercatat sebagai mahasiswa semester terakhir di salah satu universitas terbaik di Banjarmasin, dengan jurusan teknik mesin yaitu jurusan yang mempelajari ilmu konversi energi. Tapi, belum bisa mengkonversi energi cinta ke hati doi. Yup, alias jomblo, belum menikah.

Fatimah memiliki ciri fisik yang enak untuk dipandang. Tingginya 159 cm, beratnya 50 kg, kulitnya putih bersih karna ia rajin membasuh muka. Dengan mata yang begitu teduh ketika dipandang, hidung yang lumayan mancung tapi tidak semancung orang Arab, serta alis yang sedikit tebal.

Tidak hanya fisik, dia juga mempunyai karakter yang baik. Dia wanita yang insya Allah berakhlak mulia. Dia sangat sopan dengan orang yang lebih tua darinya, terutama orangtua nya. Tapi kadang-kadang dia suka manja sama kakaknya. Dia juga mempunyai sifat ramah.

Setelah selesai, mereka berjalan ke masjid. Dari rumah ke masjid tidak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu lima menit makanya mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Diperjalanan, Fatimah tidak jarang melihat sapi-sapi sedang makan rumput. Itu sapi kurban yang sebentar lagi ingin disembelih. Entah itu sapi jantan atau sapi betina, dia tidak tau. Wanita itu menghembuskan nafas pelan. Sebenarnya dia kasihan dengan sapi-sapi itu. Teringat tahun kemarin menangis melihat binatang tersebut disayat lehernya. Dia ikut sedih ketika melihat sapi itu menangis.

Tidak hanya itu Fatimah juga mendengar suara takbir yang begitu indah. Ah.. dia sangat merindukan momen ini, dimana suara takbir yang menggema disetiap masjid, sholat berjama'ah bersama orang-orang Muslim. Dia... merindukan segalanya.

-----o0o-----

"Dek.. ambilin dong itu kerupuknya."

Fatimah hanya mendengus pelan ketika kakak laki-lakinya dengan enteng menyuruh. Itu Kak Yusuf.

"Ambil sendiri ih, punya aja kan tangan." Sewot si bungsu.

Setitik CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang