𝕄𝕪 ℂ𝕙𝕠𝕚𝕔𝕖|| 𝔸𝕔𝕥𝕦𝕒𝕝 𝔽𝕒𝕔𝕥𝕤 𝕒𝕟𝕕 𝔸𝕕𝕦𝕝𝕥 𝕋𝕙𝕚𝕟𝕜𝕚𝕟𝕘

882 38 0
                                    

𝐊𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐃𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐲𝐮𝐦.

'' 𝐃𝐞𝐯𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐥𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐧𝐚𝐧𝐣𝐚𝐲𝐚´´


Devan melihat jari-jari tangan Felichia yang ia genggam bergerak. Itu tandanya Echa sudah sadar. Devan menyeka sisa air matanya menunggu Echa membuka matanya. Tak lama kemudian sudut bibir Devan melengkung menampilkan senyumnya tak kala melihat mata Felichia terbuka.

Felichia mengerjakan matanya berkali-kali. Kepalanya terasa pusing dan berat, seluruh tubuhnya kini terasa sakit. Saat Felichia membuka orang pertama yang ia lihat adalah kekasihnya yang sedang tersenyum kearahnya. Felichia membalas senyuman itu.

Tapi fakta yang Marcell katakan beberapa waktu lalu membuat senyum Felichia memudar. Ia mengalihkan pandangannya kearah depan.

"Echa kamu sadar?" Tanya Devan

Saat mendengar itu orang tua Echa berdiri lalu melihat keadaan putri mereka.

"Echa kamu sadar sayang, mama khawatir banget sama kamu" Ucap mama Felichia merasa sedikit lega.

"Papa panggil dokter dulu"

Tak lama kemudian Papa Felichia datang bersama dokter dan suster.

Setelah memeriksa keadaan Felichia dokter itu Memanggil Orang tua Felichia agar ikut keruangan dokter itu. Setelah dokter keluar Devan kembali duduk disamping echa menggenggam erat tangan mungil gadis itu.

"Echa maafin aku sayang aku nggak bisa jagain kamu aku bener---"

"Kevin mana?" Potong Felichia.

Deg.
Devan menelan Salivanya susah payah saat Echa mengatakan itu. Bahkan Devan saat ini sudah ada disampingnya kenapa Echa malah mencari Kevin.

"Cha aku udah ada Disni loh" Ucap Kevin Lembut.

"Kevin mana?" Ulang Felichia dingin menatap datar kearah depan.

"Cha ak--"

"Aku bilang Kevin mana? Aku butuh Kevin bukan kamu Van" Ucap datar Felichia tanpa menatap kearah devan. Sesak rasanya saat Felichia mengatakan itu. Bahkan detik ini Felichia menyesal telah mengatakan itu.

Hening.
Devan melonggarkan genggam tangannya di tangan Felichia. Devan kini terlihat lemah, kini matanya pun sudah berkaca-kaca mendengar Felichia mengatakan itu.

Devan melepaskan genggaman tangannya ia berdiri dari kursinya melangkah kan kakinya keluar ruangan itu. Ingin sekali rasanya Felichia menahan tangan itu tapi Hatinya sangat sakit mengingat fakta yang dikatakan oleh Marcell. Felichia memejamkan mata sejenak lalu Membukanya membuat air matanya terjatuh.

Devan melangkahkan kakinya keluar. Diluar ruangan itu Devan melihat Sara,Gio,Kevin,Alif,Ucup,Darka, dan Rayen yang sedang duduk dengan dengan wajah yang sama seperti nya penuh dengan luka lebam.

"Van keadaan Echa gimana?" Tanya Sara saat melihat Devan

Semua menoleh kearah Devan. "Echa udah Sadar" mereka bernafas lega.

"Kevin Echa panggil Lo" Ucap Devan datar tanpa ekspresi. Mereka semua mengerutkan dahi bingung kenapa Felichia memanggil kevin? Itulah pertanyaan yang ada di otak mereka saat ini.

Kevin langsung melangkah kakinya masuk kedalam ruangan itu.

"Van kenapa?" Tanya Alif

Devan hanya menggeleng. Alif yang peka akan itu lalu kembali terdiam.

My Choice Is My Life ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang