Hari pertama Taehyun bekerja rasanya seperti mati rasa, membosankan dan sangat memalukan. Tapi ia tak punya pilihan lain, ia baru saja dipecat oleh perusahaan sebelumnya dan pekerjaan ini menjadi pilihan terakhir yang bisa Taehyun lalukan, ia tak ingin menganggur.
Tapi sial siapa yang mau bekerja di toko ice cream yang hanya bekerja berjam-jam menyendok puluhan cup ice cream.
Taehyun menyandarkan kepalanya pada jendela kaca kereta yang membawanya dalam perjalanan pulang. Nafasnya membuat pola pola pada jendela kaca sementara matanya memandang luas kearah gedung gedung bertingkat yang memancarkan lampu berbagai warna.
Pemandangan yang selalu dilihatnya akhir-akhir ini, selalu cantik bahkan saat hujanpun.Taehyun lebih menyukai perkotaan dibandingan tinggal di pedesaan, ia juga lebih menyukai malam dibandingkan siang hari. Lebih sedikit orang di malam hari, kebanyakan dari mereka adalah para pemabuk. Untuk jiwanya yang introvert itu sangat menguntungkan.
Mendadak kereta berhenti mengakibatkan sentakan gravitasi hingga membuat kepala Taehyun terbentur kaca jendela, kemudian ia mengusap kepalanya dengan pelan. Pintu itu terbuka menampilkan sepasang kekasih yang sedang beradu argumen diikuti beberapa lelaki mabuk di belakangnya.
Tak lama seorang lelaki yang terlihat kesulitan membawa barangnya duduk di hadapan Taehyun. Helaan nafas panjang keluar dari bibirnya merahnya, kemudian ia mengeluarkan sebuah benda persegi panjang dari kantungnya. Kemudian merogoh kantungnya yang lain untuk mengeluarkan earbuds miliknya.
Ia memasangkan itu pada dua telinganya, Taehyun memandanginya dari bayangan yang memantul pada jendela kaca kereta ini.
Laki-laki ini membuat Taehyun penasaran, ia seperti memilik banyak emosi yang ia lukis pada wajahnya. Tapi ia tak tau pasti apa itu emosi kesedihan, ketakutan atau bosan. Sulit sekali dibaca.Telinganya terlihat memerah, kulitnya putih dengan bibir semerah cherry. Cantik sekali. Matanya memandang kearah luar jendela, emosinya kini semakin jelas terlihat. Air mata itu mengalir begitu saja dari pelupuk matanya. Ia menghapus perlahan air matanya dengan ibu jarinya berusaha menyembunyikan emosinya dari orang-orang disekitarnya dan mungkin termasuk Taehyun.
Taehyun dikenal sebagai orang yang dingin, tidak peduli atau bahkan tidak punya emosi. Namun semua itu salah, ia hanya tidak bisa menunjukan emosinya kepada dunia apa lagi setelah kejadian beberapa tahun lalu yang membuat hidupnya seperti tak bernyawa.
" Hey? Kau baik-baik saja? "
Laki-laki ini membalik wajahnya menatap Taehyun kemudian menarik nafasnya untuk mengatur emosinya.
" Aku baik. Maaf jika aku mengganggumu "
Kemudian ia memutuskan tatapan itu dan kembali menatap keluar jendela. Untuk suatu alasan Taehyun bingung kenapa ia melakukan ini, ia jarang bahkan tidak ingin berbicara dengan orang asing sebelumnya.
Kemudian Taehyun bergerak menepuk tangan laki-laki yang ada di hadapannya ini, tangannya bahkan terlihat jauh lebih besar jika dibandingan dengan tangan lelaki dihadapannya." Katakan padaku, kau ada masalah apa? " ucap Taehyun dengan lembut.
Ia meneguk salivanya, terlihat gugup.
" My boyfriend broken up with me " ucapnya pelan namun masih dapat terdengar jelas. Air mata itu kemudian mengalir lagi melewati pipi merahnya.
Taehyun merasakan seperti ada hantaman besar pada dadanya.
" Hmm aku mengerti. Jika ia putus denganmu pasti dia tidak cukup baik untumu "
" A-aku tidak tau "
Kemudian keheningan terjadi. Taehyun dan orang asing itu kembali menatap keluar jendela masuk kedunia mereka masing-masing sampai ketempat pemberhentian selanjutnya muncul. Semua orang mulai berkemas, berdiri dan bersiap untuk turun dari kereta.
Orang asing didepan Taehyun juga memasukan earbudsnya pada kantung jeketnya dan mulai mengemasi barangmya yang lain. Itulah saat dimana Taehyun menyadari bahwa ia ingin berbicara lebih banyak kepadanya. Sungguh menarik, Taehyun seperti melihat dirinya dalam diri orang asing ini.
" S-sebelum kau pergi—
Orang ini menghentikan kegiatannya dan menatap Taehyun.
Aku berharap semuanya akan baik-baik saja. Ini "
Taehyun memberikan sebuah kartu yang ia keluarkan dari kantung jaketnya.
" T–terimakasih. Bye "
Dia bergegas pergi dan sempat tersandung tasnya sendiri ketika hendak keluar. Taehyun berdiri di sana terpesona, kagum bahwa ia berbicara dengan orang asing.
" PINTU DITUTUP " teriak kondektur.
Sial!
Taehyun bergegas ke pintu keluar, ia harusnya juga turun disini tapi ia terlalu larut dalam pesona orang asing tadi dan ia berusaha membuka pintu dengan tangan kosong. Tapi gagal.
" Kondektur!! Tunggu aku turun disini !! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Étranger [ TAEGYU ]
FanfictionDua orang asing yang saling bertemu di dalam sebuah kereta. -END