6

2.5K 447 29
                                    

Taehyun bisa mendengar Beomgyu sedang menangis, erangan rasa sakit itu berubah menjadi tangisan sendu. Taehyun mengulurkan tangannya mengusap punggung lemah itu dengan perlahan.

" Kau baik-baik saja sekarang, jangan kawatirkan apapun " ucap Taehyun berusaha menenangkan Beomgyu.

Dengan gerakan mendadak Beomgyu mengubah posisinya, ia bergerak dan duduk dipangkuaan Taehyun, memeluknya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher orang yang baru saja kemarin dikenalnya.

Taehyun terlihat terkejut namun ia tak dapat menolak Beomgyu, Ia membutuhkan seseorang untuk berada disisinya saat ini.
Ia mendorong Beomgyu untuk melepaskan pelukannya, menatap manik coklat itu dengan dalam. Tangannya terulur untuk menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipi Beomgyu.

" Gyu ? Kita harus ke rumah sakit untuk mengecek kondisimu "

" No! Aku tidak ingin siapapun tau "

" Gyu? Setidaknya laporkan hal ini pada kepolisian. Yeonjun tidak akan berhenti begitu saja "

" Aku...Aku sendiri yang akan membawanya ke jeruji besi, bagaimanapun caranya "

" Kau yakin? "

Beomgyu mengangguk sambil tertunduk, tak lama ia kembali menegakkan kepalanya menatap manik hitam milik Taehyun.

" Aku minta maaf karena membawamu dalam masalah ini "

" Ini menjadi masalahku juga sekarang, Yeonjun adalah temanku. Bukan salahmu kalau aku secara kebetulan mengenalnya. Dan aku tidak bisa berpikir tentang apa yang dia lakukan padamu. Aku baik-baik jika dia juga menjadi bagian dari masalahku, selama kau tidak menyalahkan dirimu sendiri untuk hal itu. Kita bisa tetap bersama, Gyu. Kita bisa melawan Yeonjun bersama "

Beomgyu terdiam sesaat sambil sedikit memegangi bagian tubuhnya dan ia nampak meringis kesakitan.

" Kau tidak baik-baik saja, aku tau "

" Dia sering memukuliku. Jadi aku mulai terbiasa dengan hal itu tetapi ketika kami berpisah, ia tidak melakukannya lagi. Tubuhku bisa menahan rasa sakit sebelumnya, tapi sekarang rasanya jauh lebih sakit. Singkatnya, pukulan yang diberikan Yeonjun membuat tubuhku terkejut "

" Kau tidak harus merasakan ini lagi, Gyu. Kita tidak akan kembali kesana sebelum semuanya aman. Aku akan pastikan kau tidak akan menerima hal seperti ini lagi "

" O-okay "

Tiba-tiba langit menjadi jauh lebih gelap dari pada sebelumnya, awan-awan mulai berkumpul membentuk gumpalan awan yang lebih besar dan berwarna lebih pekat.
Tak lama tanah yang kering itupun basah di guyur derasnya air hujan.

Mereka berdua berdiam, hening tanpa ada suara hanya mendengarkan suara hujan yang jatuh mengenai permukaan besi mobil. Suasana berubah menjadi semakin dingin, Taehyun tetap diam dalam posisinya begitupun Beomgyu.

" Tae? Apa kau kedinginan? "

" T-tidak. Aku tidak kedinginan "

Beomgyu semakin mengeratkan pelukannya pada Taehyun.

" Aku tau kau kedinginan "

Telinga Taehyun berubah menjadi merah, cukup mudah mengetahui jika ia sedang kedinginan.

" Ah y-ya. Apa kau kedinginan? "

" Hanya sedikit "

Kali ini tangan Taehyun bergerak untuk membalas pelukan Beomgyu.

" Aku harap aku bisa sedikit menghangatkanmu "

Dan saat itu Beomgyu terdiam. Ia seperti merasa dicintai kembali, sesuatu hal yang sangat Beomgyu rindukan beberapa tahun belakangan ini. Tak lama suara erangan Beomgyu kembali terdengar dan membuat Taehyun begitu kawatir.

" Kau tau, aku masih kawatir dengan kondisimu. Kita harus kerumah sakit untuk memastikan tidak ada luka dalam "

" Tidak, ini tidak apa-apa "

" Jika kau tidak mau kerumah sakit biarkan aku memeriksanya. Aku tidak bisa tidur dengan tenang jika kau seperti ini "

Beomgyu tersenyum.

" Baiklah, aku memilih opsi kedua. Kau boleh memeriksanya "

Mereka berpindah duduk pada kursi belakang, Taehyun sudah menyiapkan obat-obatan yang mungkin di butuhkan Beomgyu nantinya. Taehyun bahkan tidak ingat lagi jika dirinya juga hampir mati ditangan temannya itu.

Beomgyu nampak tengah membuka pakaian yang digunakannya. Dan Taehyun bisa melihat daerah perut memar , dibagian tubuh yang lain terdapat goresan yang merusak kulit halusnya. Taehyun juga memperhatikan banyak bekas luka pada tubuh Beomgyu seperti dilukis dengan pisau atau puntung rokok.

Disisi lain wajah Beomgyu kini sudah berubah menjadi merah padam ketika tatapan Taehyun sibuk menjelajahi tubuhnya dan tangannya sedang mengobati lukanya.
Setelah semuanya selesai Beomgyu kembali memasang pakaiannya.

" Tae? Bukankah kamu juga terluka? Samar-samar aku melihat dan mendengar kalian tengah berkelahi "

" Aku tidak apa-apa. Tenanglah. Kaulah yang paling banyak mendapat luka disini "

" Tae, jika kau terluka tolong bilang padaku. Aku ingin membantumu sebisaku "

Taehyun tersenyum. Kemudian mengusak rambut Beomgyu perlahan.

" Tae, jika kita terus bersama. Semua akan baik-baik saja kan? "

Taehyung mengangguk. Anehnya, setiap kali Beomgyu bahagia, Taehyun juta merasa memiliki pandangan yang lebih membahagiakan dalam hidupnya , daripada dirinya yang dulu selalu berfikiran negatif dan ia harus menenangkan dirinya dengan obat antidepresannya.

Tunggu?!

Obat Antidepresannya!

Taehyun lupa membawanya.

Étranger [ TAEGYU ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang