Hyunjeong

136 12 0
                                    

12042020

•••

“Kak Felix ditempat Changbin, kak? Klo Kak Chan tau, gawat kak!”

“maksudnya? Ngomong yang bener dek. Masalahnya apa?”

“soalnya … kak Chan … suka sama kak Felix, kak”

“hah? Kok bisa? Bukannya kalian sepupuan?”

“awalnya aku juga ngira gitu, tapi akhir-akhir ini aku tau sesuatu kak”

“apa?”

“mmmm…”, Jeongin ragu untuk membicarakan ini pada Hyunjin

Karena Hyunjin orang asing, dan tahu ini hanyalah dia sendiri ketika mendengar percakapan telepon mamanya dan Chan.

Yang Jeongin tau, ini adalah keinginan Chan. Mamanya tidak bisa berbuat apa-apa, takut nanti Chan akan mengamuk seperti sebelumnya.

Chan sangat spesifik dengan ayahnya, seperti copy paste.

Untung mamanya sabar, mau bagaimana lagi.

“gapapa dek, bilang aja, aku ga akan bilang siapa-siapa”

“Kak Chan beli kak Felix dari ortunya karena ga sanggup ngurus kak Felix lagi”

Hyunjin segera menghentikan mobilnya, dan menghubungi Changbin serta Felix.

“aku udah coba hubungi kak Felix tapi dari tadi ga diangkat kak”

“Changbin juga. Udah kamu tenang dulu ya”

“aku takut terjadi apa-apa sama mereka kak”

“ga akan terjadi apapun sama mereka, dek. Changbin pasti bisa ngatasinnya”

Mereka melanjutkan perjalanan menuju kerumah Jeongin dan ternyata disana sudah ada Chan.

Sepertinya juga baru sampai.

Chan memang tidak bisa menjemput tetapi dia merasakan hal yang aneh kemudian memutuskan untuk pulang ke rumah.

Yang ditemukannya hanya rumah yang kosong, mamanya bekerja, dan tidak menemukan Jeongin serta Felix yang harusnya sudah sampai rumah.

Dia santai-santai diruang tamu sambil menunggu Felix dan Jeongin pulang.

Jeongin menampakkan diri, cepat-cepat Chan menghampirinya.

“Felix mana?”

“Ngg, ga tau kak. Kita ga bareng”

Beralih melihat siapa yang Bersama Jeongin.

“dia nganterin kamu?”

“iya kak, dia kakak kelas aku”

“hehe halo lagi kak”, memerlihatkan barisan giginya yang putih

“Felix mana? Lo tau kan?”

“E.. mmm..”, melihat kearah Jeongin

“dia gatau kak”, Jeongin membantu menjawab pertanyaan untuk Hyunjin

Bahkan ini lebih sulit daripada soal kimia yang hampir semua berisi kode ilmiah.

“oh kamu belain dia dek? Berarti kalian ngerahasiain sesuatu?”

“beneran kak, kita gatau”

“kapan kamu berani boong dek? Pasti gara-gara lo paksa, ya kan!” menunjuk wajah Hyunjin dengan telunjuk

“….”

Kemudian Chan mengangkan kerah baju sekolah Hyunjin

Melihat itu Jeongin kaget dan maju mendorong Chan agar tidak menyakiti Hyunjin.

“jangan kak, kak Hyunjin ga salah”

Jeongin melihat kearah Hyunjin memeriksa keadaannya.

Begitu juga Hyunjin.

Lalu Chan bangun dengan tangan mengepal siap mendaratkan pukulan untuk Hyunjin.

Untung Jeongin sempat melihatnya.

“awas kak!”

Tetapi reflek Hyunjin sangat buruk sekali. Dia mendapatkan pukulan keras dari Chan hingga pingsan.

Jeongin menghampiri Hyunjin, marah kepada Chan sambil nangis.

“minggir dek!”, mendorong tubuh Jeongin agar menjauh dari Hyunjin

“masih gamau ngomong juga?”

Takut, sosok inilah yang ditakuti Jeongin. Seperti orang kerasukan, emosional yang tinggi.

Tak mampu menahan dan mendengarkan.

Chan sudah bersiap memukul Hyunjin lagi, tetapi dihentikan oleh Jeongin.

“jangan kak!”

Mulai tertarik dengan kata-kata Jeongin. Kamudian melihat kearah Jeongin.

“aku tau dimana Kak Felix”

Mendengar itu Chan menghampiri Jeongin dan mencolek dagunya.

“nah gitu dong dedequ zheyenk”

“tapi setelah aku ngomong, jangan sakiti kak Felix”

“tergantung”

“kak!”

“buruan”

“tempat kak Changbin”

“lah kenapa ga kepikiran kesana, buang-buang waktu”, dan Chan melesat pergi mengendarai mobilnya entah kemana

Yang terpenting sekarang adalah mengobati Hyunjin.

Susah payah membawa Hyunjin yang berat ke kamar Jeongin karena disana P3K lebih dekat.

Jeongin mulai mengobatinya, tak lama Hyunjin sadar.

“dek, gapapa? Kak Chan kemana?”

“gapapa kak, aku tadi bilang kak Felix dimana ke kak Chan”

“hah?”

Hyunjin ingin bangun dari tempat tidur tetapi ditahan oleh Jeongin.

“aaakkkhhhh”

“kamu tu habis dipukulin kak, kamu mikirin dong gimana nasib kamu nanti. Mau jadi bubur? Setidaknya ngertiin perasaan orang lain liat kamu kayak gini”

“….”

Hyunjin terdiam, Jeongin menunduk malu setelah mengatakan itu.

Wajah Hyunjin mendekat kewajah Jeongin, mengangkat dagunya agar tatapan Jeongin sejajar dengannya.

Dengan perlahan, mendekatkan wajahnya, hingga bibirnya menyentuh benda kenyal diwajah Jeongin.

Menciumnya, tanpa lumatan, tanpa nafsu.

Lebih tepatnya adalah mengecupnya.

Lalu Jeongin tertunduk lagi, bertambah malu dia sekarang.

Mungkin wajahnya seperti sudah siap dipetik dari pohonnya.

“udah punya perasaan sama aku sekarang?”, dengan pedenya tersenyum menggoda Jeongin

“ini lukanya diobatin dulu, kak”

“Ayen, makasih yaa”, kemudian mengecup pipi Jeongin cepat sebelum akhirnya …

“apaansihh kaaaakkkkk!!! Tau ah! Obtain sendiri!”

“yeu, ngambek ayang nya Hyunjin, aku cium lagi loh”

Buag

Jeongin melempar bantalnya kearah Hyunjin

“tuh sana cium sama bantal! Aku mau mandi!”

“ehh mandi bareng yuk, Yenn”

“KAAAKKKKKKKKK!!!!!!!!”

•••

Satu tahun lalu.

Chan berada di Australia disuruh oleh ayahnya untuk mengurus pekerjaannya disana.

Dikantor, dia bertemu pria yang sedang bertelepon dengan seseorang.

Suaranya lumayan keras, membuat Chan mampu mendengarnya bahkan saat dijarak 2 meter.

Yang Chan tau, pria itu sedang menelepon istrinya membicarakan tentang keuangan mereka yang menipis, tidak sanggup mengurus Felix lagi.

Siapa itu Felix, itu belum penting sekarang.

Pria itu bertanya pada istrinya bagaimana Felix tinggal, bagaimana nanti kakek nenek Felix dan saudara-saudara serta tetangganya.

Kemudian pria itu, yang bisa dikatakan ayah Felix, mempunyai ide untuk menjodohkan anak mereka dengan orang kaya atau dengan anak dari bos pria itu.

Yang pasti bos pria itu adalah ayah Chan.

Jika dijodohkan dengan anak ayah Chan, anak yang mana?

Berdasarkan yang pria itu ucapkan, dia akan memeroleh keuntungan Felix akan ke Korea dan dia mendapat bagian dari mengirim anaknya ke Korea.

Awalnya Chan tidak tertarik dengan percakapan pria itu dan segera kembali ke kantor ayahnya.

Sesampai dikantor, Chan memerlukan bantuan Pak Lee meminta dokumen yang diperlukan.

Chan mendatangi ruangan Pak Lee. Kebetulan sekali bahwa Pak Lee seperti orang yang ditemuinya tadi.

Ternyata Pak Lee adalah orang Korea yang menikah dengan orang Australia dan memiliki satu anak.

Dan anaknya bernama Felix.

Felix terlihat manis sekali dalam foto kecil di meja kantor Pak Lee.

Membuat Chan memiliki keingingan untuk Bersama Felix dan mulai basa basi.

Hingga menanyakan hal khusus pada Pak Lee.

Chan memberi tawaran untuk menyekolahkan Felix di Korea, memberikan tempat tinggal, menaikkan gaji Pak Lee dengan imbalan Felix boleh dimiliki Chan.

“Eekhm kok tiba-tiba ya, pak?”

“sederhana, saya suka anak Anda, Pak Lee. Silahkan pikirkan baik-baik dan berikan jawaban yang tepat”

Setelah menepuk bahu Pak Lee 2×, Chan pergi membawa dokumen dan meninggalkan ruangan Pak Lee.

TBC

share, vote, comment! karna itu yang buat aku semangat buat nc❣
salam sayang,
Mangoestro

Tanpa Status • [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang