Punishment🔞⁉️

361 14 1
                                    

12042020

•••

chapter ini berisi adegan yang tidak pantas untuk dibawah umur, mohon menyikapi dengan bijak. boleh di skip jika tidak ingin membacanya.
terima kasih.

•••

“kak, kita kemana kak?”

Felix setelah menyadari bahwa ia tak berada dijalan menuju rumah Chan.

Dia sengaja tidak pulang kerumah, karena malas dengan Jeongin yang membuat semuanya rumit.

Terlintas dikepalanya, akan membawa Felix ke hotel.

Bukan sembarang hotel jika datang dengan orang yang dicintai.

Setelah memesan kamar, Chan menggandeng Felix menuju kamar mereka.

Begitu dibuka kamar tersebut seperti seolah bagi pasangan suami-istri yang menginap atau berbulan madu dan semacamnya.

“kok kita ga kerumah aja kak?”

Chan menghempaskan dan melempar badan Felix ke Kasur dengan kasar.

Entah apa yang dipikirannya saat ini, tetapi itu bukanlah hal yang bagus bagi Felix.

“Lix, apa sih kurangnya aku dimata kamu? Apa hebatnya Changbin daripada aku? Aku bisa ngasih kamu apa aja yang kamu mau”

Chan melihat Felix sedang ketakutan sekarang, dan ide terlintas mundul dibenaknya.

Dia mendatangi Felix seperti seseorang sedang kelaparan, ingin memakannya dengan lahap dan cepat agar orang lain tak bisa mengambilnya.

Mendekati Felix perlahan-lahan dan Felix yang mundur dengan cepat dan ketakutan.

“Changbin bukan tandinganku Lix! Dia cuma ngekos, aku punya rumah bahkan sangat cukup untuk keluarga kita. Changbin pengangguran, aku bos dari perusahaanku”

Dengan gemas Chan mencengkram lengan Felix hingga kesakitan dan meneteskan air mata.

“Ukhh sakit kak hiks hiks”

“ayo Lix nangis lagi. Keluarin air mata itu buat aku!”

Felix mencoba menahan rasa sakit yang dibuat oleh Chan.

Mungkin lengannya sudah lecet dan berdarah sekarang karena begitu kuat Chan menekannya.

“kok berhenti Lix? Ayo nangis lagi! Cepetan! Apa harus aku yang bikin kamu nangis biar kamu ga deket sama Changbin lagi ha!”

“eukhhh kak, lepass”

“ga! Lo harus gue kasih pelajaran”

Chan mulai mendekatkan badan dan wajahnya ke Felix yang terlentang dikasur dengan pasrah.

Semua jalan untuk keluar seolah dikunci oleh Chan yang tidak mengijinkan sama sekali Felix keluar.

Tolong, siapapun tolong Felix dikeadaan seperti ini.

Meskipun hatinya berteriak dan ia histeris menolak, ia tak akan diselamatkan siapapun karena ruangan itu kedap suara.

Pintar juga Chan memilih kamar.

Chan mulai dengan mencium bibir Felix dengan kasar, melumatnya dengan nafsu.

Hingga Felix pun kesulitan bernapas karena ciuman bertubi-tubi dari Chan ke bibirnya.

Ketika ada kesempatan bernapas, itu pun tidak lama. Hanya diberikan oleh Chan waktu bernapas selama waktu 2 detik untuk 10 menit ciuman darinya.

Felix tak tahu sebesar ini nafsu yang ditahan Chan selama ini saat bersamanya.

Kini bibir Felix sudah bengkak seperti mendapat sengatan dari lebah.

Disana pun terdapat darah bekas gigitan dari Chan.

“Eummh! Euhh ummmhh kakkh aww”

“ummhh eumhhh kenphh eumh pha mmhh sayang eummmhh ahh”

Akhirnya sesi ciuman yang menyakitkan, selesai.

Eitss ada yang lain.

Tidak semudah itu ferguso.

“udah kak, sakit hikss”

Tanpa memedulikannya, Chan mengikat tangan Felix ke headboard ranjang dengan dasi sekolah Felix.

Lalu mengusap kepala Felix sekali dengan lembut, hingga …

Menjambaknya.

“Aww!!”

“itu baru permulaan sayang, hihi”

DUH NGERI ANJIR, TANGANKU TERNODAI ☹

Tangannya beralih dari rambut Felix, menuju dada.

Chan memainkan nipple Felix dari luar membuat wajah Felix memerah dan menahannya dengan menutup mata dan menggigit bibir.

“sshhh ahhh”

Itu adalah pemandangan yang bagus bagi Chan.

Tak peduli dengan bibir yang berdarah, saat ini Felix hanya membutuhkan perantara untuk rasa tersiksanya.

Setelah bosan, dibukanya baju Felix hingga menampakkan dada Felix tanpa melepaskannya dari tubuh Felix.

“wow Lix, dari dulu aku pengen liat dada kamu”

“shhh udhh ahh khh-akkhh”

Lagi-lagi Chan tidak peduli.

Dia memegang dan menjelajahi Felix dengan tangan lembut.

Mulai dari badan bagian atas Felix dari kepala, bermain sebentar dengan bibir bengkaknya, kemudian ke leher.

Tetapi dia tak berminat dengan leher, dan menuju dada bermain dengan nipple Felix lagi.

Bukan dengan tangan, namun dengan lidahnya.

Permainan lidah Chan membuat Felix tak karuan, tak bisa berpikir sama sekali.

Dijelajahinya dada Felix dengan lidah Chan saat bosan dengan nipple.

“eunghh mmhh shh”

Turun hingga sampai ke perut Felix.

Felix membuka mata ketika Chan menghentikan gerakannya dan melihat apa yang Chan akan dilakukannya setelah ini.

Dengan cepat Chan sadar bahwa Felix berhenti mendesah dan bergerak cepat.

Dia mengelus little Felix dari luar, tak kuat Felix menahannya. Sekuat tenaga mencoba berbicara pada Chan.

“uhh udh-ahh kakhh”

“apa? Kamu mau lagi sayang? Sebentar yaa”

“aakkkhhh!!!!!”

Little Felix ditarik paksa keluar ketika diam-diam Chan memasuki celana Felix tanpa membuka kancingnya.

Dimulailah permainan Chan lagi dengan memasuki celana Felix, lagi, dan meremas twinballs Felix.

Hanya meremasnya sebentar untuk permulaan dan melihat reaksi Felix yang tak berdaya.

Kemudian twinballs Felix digelitik dan diusap dengan lembut oleh tangan Chan membuat Felix menggeliat dan mencoba menutup selangkangannya rapat-rapat.

“jangan ditutup Lix. Atau kamu dapet yang lebih dari ini”

Seolah tuli, Felix tak bisa mendengar perkataan Chan dengan jelas.

Itulah kenapa ia masih menggeliat dihadapan Chan, dibawah Chan.

“shh ahhh”

“oh kamu mau lebih? Oke sayang”

Chan mengusap, meremas, dan mulai mengecupi little Felix berulang-kali.

Dan membuat Felix ingin lebih dari yang sebelumnya.

“mmhh kakkhh, lagh-ihh ahhh”

Mendengar permintaan Felix, Chan menjadi menggila.

Chan melepas kasar celana Felix menyisakan celana dalam dan kemeja sekolah Felix yang menempel di tangannya.

Itupun dada Felix terlihat, dan sekarang seluruh kakinya pun juga terlihat.

Chan mengambil sebuah botol minum dari nakas, dan mengambil beberapa obat dari saku celananya.

Felix tak tau pasti apa obat itu. Yang Felix tau obat itu dimasukkan ke dalam botol dan dikocok dengan cepat oleh Chan.

Kemudian menghampiri Felix dan mencengkeram pipinya agar terbuka.

Lalu menuangkan minuman campuran obat tadi ke dalam mulut Felix dengan paksa, membuat Felix tersedak.

“uhuk uhukk”

“minuman ini udah dicampur obat perangsang sayang, biar kamu makin menikmatinya. Kita tunggu bentar ya”

Setelah beberapa menit obat tersebut akhirnya bereaksi.

“uhhh mmhhh ahhh shhhh ka-ahhh cha-nnhh”

“apa sayang?”, mengusap leher Felix dengan lembut

Tetapi itu malah membuat Felix ketagihan akibat obat yang diberikan Chan.

“sinh-ihh kakhh”

Sebuah ide terlintas di kepala Chan. Dia akan bermain dengan tubuh Felix tanpa menggunakan tubuhnya karena Felix sudah seperti ini.

Beberapa kali Chan menyentuh tubuh Felix untuk menggoda.

Dan itu seru menurut Chan.

Tak lama Chan pun bosan dan bingung ingin melakukan apa.

Sedangkan Felix disana belum juga pelepasan pertama.

“kuat juga Felix”

Padahal disana Felix sudah merengek-rengek meminta lebih.

Bingungkan jadinya klo gini

Chan mulai menaiki badan Felix lagi, mensejajarkan wajahnya dengan Felix.

Kemudian menggosok little Felix yang sudah dimasukkan ke celana dalamnya dengan paha Chan sehingga Chan bisa melihat felix dengan jelas.

Sambil melihatnya, dia menjilati lalu menggigit leher Felix dan menghisap-hisapnya hingga meninggalkan bekas.

Merasakan bahwa Felix akan pelepasan, bersamaan dengan terasangsangnya Chan membuatnya semakin nakal.

Digosok keras little Felix dan sesekali tak sengaja tertendang tapi Felix terlihat puas.

Akhirnya Felix menuju pelepasan, tetapi tangan Chan menahan lubangnya agar tidak bisa keluar.

“kakhh- penghh mhh ngennhh pihpishh uuahhh”

Chan melumat kembali bibir Felix yang dingin itu agar berhenti mengeluarkan kata-kata.

Lalu dia meletakkan badannya yang berhadapan dengan Felix diatas badan Felix.

Jadi Felix benar-benar tertindih badan Chan, dan menggosok semua anggota tubuh yang menempel.

Dia sudah kehilangan akalnya untuk berpikir, yang dipikirannya hanyalah ingin puas dengan tubuh Felix.

Dengan ganas, dia membuka ikatan tangan Felix agar membiarkannya bermain untuk sang dominan.

Felix lebih ganas dari Chan sebelumnya, tetapi Felix tidak bermain kasar, hanya melakukannya dengan keras.

Hingga ia menemukan tempat little Chan berada dan membukanya dengan lembut.

“cepetan Lix! Shh ahhh mmhh”

Gembiranya wajah Felix diijinkan untuk kasar.

Ketika menemui little Chan, Felix menjilat kemudian menggigitnya membuat Chan menginginkan Felix masuk lebih dalam.

Rambut Felix ditarik lalu memasukkan little Chan ke mulut Felix dan memaju mundurkan kepala Felix.

Sungguh nikmat Bangsat Chan ini.

Sampai-sampai Felix dibuat tersedak dan membuat Chan ingin memasukkan miliknya ke lubang Felix.

Chan mengganti posisi agar nyaman memasukkannya.

“siap ya Lix”, sambil mengusap lembut lubang Felix

“1

2

…”

Dubrak!

“angkat tangan! Jangan ada yang bergerak atau saya tembak!”

TBC

share, vote, comment! karna itu yang buat aku semangat buat nc❣
salam sayang,
Mangoestro

Tanpa Status • [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang