Kakak Osis

161 17 0
                                    

01092019

•••

Sebuah gedung berisi anak-anak berumur 16-18 tahun mencari ilmu.

Mereka menyebutnya sekolah.

Disana, orang-orang memakai seragam, membawa buku dan alat tulis, tak lupa bersepatu.

Inilah tempat pemberhentian Chan menghatarkan 'kedua adik'-nya.

"Udah sampai, turun gih kalian"

Felix dan Jeongin segera mengambil tas masing-masing dan membuka mobil.

Cklek.

Blam.

"Kak, kita masuk ya. Hati-hati bawa mobilnya! Ayo, Yen!"

Detik itu juga Chan mempunyai ide bagus.

Ketika Felix hendak membelakangi Chan, sesegera mungkin Chan menghentikan pergerakannya.

"Tunggu!"

Ia turun dari mobil lalu menghampiri Felix yang hanya berjarak satu meter dari mobilnya.

Tak lupa Jeongin berada disamping Felix,

Jeongin sudah memiliki firasat aneh saat ini.

Felix? Ia hanya bingung dengan panggilan Chan.

'Perasaan gaada yang ketinggalan deh'

Ada Lix, bau badan cintamu membekas di kursi mobil eaaaa. Apasi.

"Ada apa, kak?"

"Bentar ya"

Setelah itu Chan memegangi kedua bahu Felix.

Dan -

Сuр.

Kecupan ringan Chan mendarat di dahi Felix.

Sadarkan Felix akan keadaannya saat ini.

Karena Felix hanya terdiam, membeku, kaku, terkejut, belum bisa mencerna apa yang barusan terjadi.

Beberapa detik keheningan, Felix tersadar.

Ia mengerjapkan mata beberapa kali.

"A-ap-apa yang bagus."

"Sssttt", jari telunjuknya di depan bibir Felix, menyuruhnya diam.

Perkataan Felix langsung dipotong oleh Chan.

"Belajar yang rajin ya, jangan nakal. Nanti pulang aku jemput", kemudian mengusak rambut Felix sedikit, lagi.

Felix masih saja diam.

Chan tahu bahwa Felix terkejut dengan kejadian tiba-tiba itu.

"Kak Felix ayo! Keburu bel"

Teng teng teng.

"Tuh kan! Nanti kalo telat ini semua salah kak Chan! Aku masuk sendiri ajalah!"

Kalian tahu kan sekarang Jeongin sedang cemberut.

Ia melangkahkan kaki cepat-cepat sambil mengerucutkan bibir bawahnya.

"Tungguin aku, Yen! Ihh! Aku duluan ya kak. Ayen pasti marah deh. Dadah", melambaikan satu tangan cepat dan langsung berlari menghampiri Jeongin.

Chan membalas lambaian tangan Felix, kemudian memasuki mobilnya kembali.

Dan memuji diri sendiri.

"Good job, Christopher Bang", lalu meninggalkan halaman sekolah.

Sementara Jeongin masih berjalan cepat meski Felix menyuruhnya menunggu.

Tanpa Status • [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang